<28> Annoying

6 1 0
                                    

"KIRA!" panggil Tya. Membuat atensi mereka berdua teralih. Tangan Kira pun turun. Ia menelan saliva nya dengan kasar. Matanya terbelalak.

Leora tersenyum menang. Ia membatin dalam hati.
Mampus! Ketar-ketir gak lo.

"Lo ngapain disini? Sama dia pula," tanya Tya sambil melirik Leora.

"Kita lagi-" ucapan Leora tersela.

"Lagi omong-omongan bentar bahas pelajaran inggris tadi," dalih Kira. Leora dan Tya memasang wajah bingung.

"Tapi lo kan pinter inggris Kira," pungkas Tya sambil menaikkan satu alis yang berhasil membuat Kira gagu.

"M-materi tadi gue bingung," Kira sedang berusaha mencari alasan. Ia tersenyum terpaksa.

"Mana ada. Lo tadi lancar jawab pertanyaan guru," ada jeda. "Ada apa sih Ra?"

"Gak ada apa-apa Tya," jawab Leora tiba-tiba. Yang membuat Tya menoleh dengan tatapan kejam padanya. Leora meringis sambil melambaikan tangan canggung.

"Ra itu Kira, bukan Leora!" tegas Tya seraya memutar bola mata. Tangannya berkacak pinggang.

"Tya, lo kenapa ngejauh dari kita?" tanya Leora sambil mengelus pundak Tya. Lengkungan di bibirnya tulus.

Tya menepis tangan Tya dengan kasar. "Pertanyaan basi. Ayo pergi!" Tya menggandeng tangan Kira dan pergi berlaru. Leora memandang kosong dengan kepedihan di hatinya yang kian dirasa semakin sakit.

Zell dan Gisa berjalan sambil berlari kecil mendekati Leora yang tengah mematung. Wajah mereka sama-sama mengerutkan kening.

"Leora!" panggil Zell sambil menepuk pundak Leora hingga terperanjat.

"Ada apa?" tanya Leora dengan menyunggingkan senyum palsu.

"Kita yang seharusnya nanya. Lo ada apa?" tanya Gisa balik sambil menatap intens netra Leora.

"Itu tadi, Kira ngelabrak gue karena suka sama kakaknnya sendiri," jawab Leora megarang sambil menyunggingkan senyum terpaksa. Hanya perkataan freak itu yang sedang muncul di otaknya.

"Gak usah bercanda! Senyum lo ini palsu." cetus Gisa seraya mendorong tubuh Leora pelan.

"Serius Ra. Kita lihat ada ramai-ramai di jembatan. Lo pasti kenapa-napa," kata Zell lembut sambil mengelus pundak Leora.

"Jadi, tadi Kira ngelabrak gue karena dia kesindir dari story instagram gue.." Leora pun menceritakam apa yang ia alami tadi tanpa mengurangi bagian satu pun.

────

Luka kehilangan Tya masih saja membekas bagi Leora. Ia mencangklong tas nya dengan malas. Ia harus menghentikan langkah ketika tepat di depan kelas seseorang.

"Suram amat mukanya mbak," ejek Raksa sambil tertawa meremehkan.

Tya mendengkus lalu berkata, "gue kira lo udah tobat gak gangguin gue." Leora seraya mengangkat satu sisi bibirnya.

"Gue bukan ganggu, tapi silaturahmi. Kita temen deket SD ya kalo lo lupa," tutur Raksa seraya bersedekap dan menaikkan dagunya.

"Halah! Minggir gak?" ucap Leora dengan wajah datar.

"Lo kenapa?" tanya Raksa dengan raut wajah khawatir.

"Males liat muka lo!" cibir Leora. Ia bersedekap lalu melengos melihat taman bawah.

"Lo gak kangen gue halangin jalan gini?" tanya Raksa retorik.

Atensi Leora teralih dengan membulatkan matanya sempurna. "Cuih! Ngapain kangen sama lo," omel Leora dengan wajah mengejek.

Diamond Crack Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang