<38> Recruitment

4 1 0
                                    

Leora dan panitia lainnya menghembuskan napas seraya berjalan lemas menuju masjid untuk mengambil minum yang dibawa. Cheryl duduk dengan wajahnya yang putih pucat. Napasnya sesak.

"Kamu gak apa-apa Ryl?" tanya Leora yang peka bahwa keadaan temannya itu tengah lelah sekali.

"Hm ...." Cheryl mengatur napas. "Gak apa-apa," ucapnya seraya menyunggingkan senyum manis.

"Okeyy," balas Leora seraya mengangguk-angguk lega.

"Oiya Ra. Gue tadi banyak banget yang minta tanda tangan loh. Lo pakai ngecohin mereka gak?" tanya Cheryl dengan semangat.

"Iya lah. Gue sama Aries tadi. Gue cariion lo ga ada, dimana?" tanya Leora seraya menaikkan satu alis.

"Wahh, kalau gue gak pake ngecohin mereka sih, langsung gue kasih aja. Tadi gue sebenarnya diajak Erma sembunyi, cuma gue nya gak mau. Kasian mereka cari-cari. Mana banyak banget lagi yang gerumbulin gue," jelas Cheryl seraya memasang wajah prihatin.

Leora hanya merespon dengan senyum palsu dan mengangguk karena ia tahu ada sesuatu.

────

Sebelum acara usai, Leora diajak Ava ke kamar mandi untuk diberi info.

"Ra, lo tau kan, gue sama Cheryl sekelompok?" tanya Ava yang direspon Leora dengan anggukan. "Nah! Dia tuh ya, bisa-bisanya banyak banget yang datengin buat minta tanda tangan. Mereka tau namanya."

"Ya .... Namanya juga cantik," cetus Leora dengan wajah malas.

"NAHH ITU! Padahal lo tau apa?" tanya Ava sambil menunjuk wajah Leora dan wajah julid nya.

"Apa emang?" tanya Leora balik karena penasaran.

"Dia gak ngejelasin apapun di kelas!" Ava mengibaskan tangannya dan melotot. "Tadi dia disuruh sama kak Shasa buat jelasin materi di depan. Bisa-bisa nya dia nolak. Nolak!!" pekik Ava sambil memukul meja wastafel.

"Ih, parah banget," balas Leora seraya mengerutkan kening.

"Tuh kan! Dan lebih parah, si kak Dio mau gantiin tugas nya. Sampe kak Sasha tuh natap sinis. Sumpah. Kek beauty privillage banget anjingg. Tuh kakel cowok juga pada melek matanya kalau sama dia." Ava bersedekap dan melakukan eye rolling.

"Hadeh .... Gak nyangka gue dia begitu," ucap Leora seraya menyilangkan kedua tangan.

"Gue juga gak nyangka. Tapi emang beauty privillage itu nyata ya disini. Yaudah lah. Gue mau ngasih tahu itu doang." Ava mengalungkan tangan kanannya di pundak Leora dan mengajak keluar kamar mandi.

────

Semua panitia telah berkumpul di dalam masjid. Mereka sudah lega karena hendak pulang, namun tiba-tiba pak Fahar dan pak Indra mendatangi mereka.

"Anak-anak, ayo sekarang kita bahas tentang recruitment adik kelas," ucap pak Fahar.

"SEKARANG?!" sentak semua yang ada di ruangan sambil membulatkan mata sempurna.

"Kita lelah loh pak, belum makan," elak kak Sasha.

"Kok mendadak sih pak?!" pekik kak Halbert.

Hadehh .... bahkan ketua osis pun tidak tahu apa-apa. Batin Leora seraya kini menutup mulutnya yang membuka.

"Kita hanya mengambil beberapa anak saja, jadi untuk nama yang tidak terpanggil boleh pulang," jelas pak Indra yang langsung membuat mereka semua bernapas lega.

Diamond Crack Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang