Kepala sekolah berdiri dan mulai berbicara di mimbar.
"Selamat pagi semua! Hari ini kalian diadakan lomba kebersihan dan keindahan kelas. Saya harap kalian bekerja sama dengan baik demi terciptanya suasana belajar yang nyaman."
"Berarti gak ada pelajaran kan Pak?" tanya salah satu anak di pojok kanan, barisan 2 dari depan.
"Iya. Hari ini kalian fokus untuk membersihkan dan mengindahkan kelas. Penilaian akan dilakukan sepulang sekolah," terang pak kepala sekolah.
"Wihh! Bakal seru nih!" seru Syera sambil tersenyum lebar.
Teman sekelas membulatkan mata dan menatap Syera dengan mengerutkan kening.
"Seru darimana nya?!" pekik Gisa seraya mendorong tubuh Syera.
"Malas gue," imbuh Tya menghela napas panjang.
"Maksud gue seru karena gak ada pelajaran. Lo semua pada mau pelajaran berat hari ini?" tawar Syera seraya mengangkat satu alis.
"Justru itu Syera. Gue udah berat-berat bawa buku, kemarin juga belajar, malah ada acara beginian," ucap Finola seraya bersedekap.
"Betul juga sih. Tau gitu gue gak perlu bawa pelajaran," ucap Leora sambil mengangguk-angguk.
"Udah ayo cepet bersih-bersih!" Syera beranjak lalu mengibaskan tangan mengajak teman-temannya untuk beraksi.
Seperti biasa, cowok bertugas terlebih dahulu untuk membersihkan jendela, kipas angin, dan mengangkat kursi di atas bangku. Untuk membersihkan debu kipas angin, mereka perlu membawa keluar lantas kipas baru bisa di eksekusi. Sedangkan ciwi-ciwi bertugas untuk menyapu dan mengepel.
Setelah tugas pembersih debu selesai, dilanjut pekerjaan ciwi-ciwi. Mereka menyapu dengan hati-hati. Membersihkan hingga pojok kelas dan bagian yang sulit digapai. Tugas menyapu jadi lebih mudah karena kursi telah terangkat semua.
Setelah menyapu bagian perbatasan dengan kelas 8A, daerah yang sudah bersih itu kembali kotor. Datang kotoran yang tidak terduga lewat bawah pintu pembatas. Terdengar suara tawa dari kelas sebelah.
"Mampus lo HAHAHA!" cibir kelas sebelah. Zell menempelkan telinganya di pembatas.
"Kalau gini caranya gak perlu repot-repot buang ke sampah. HAHAHA!" kelakar mereka dengan suara yang lebih terdengar jelas. Zell mengembalikan sampah kotoran itu.
Namun mereka mengembalikan lagi. Zell memukul pintu pembatas dengan keras hingga menghasilakan bunyi yang mengejutkan. "HEH! JANGAN KURANG AJAR YA!" Zell membuat sampah itu kembali.
Salah satu dari mereka membalas pukulan pada pintu pembatas dan mengembalikan sampah lagi. "Kenapa? Kan situ kelas rajin. Pasti berusaha sebersih mungkin dong." Ia lanjut tertawa meremehkan.
"Kelas kita emang bersih. Kotoran sebanyak ini kan punya lo!" Zell menendang pintu pembatas. Ia berjalan mendekat kunci. Namun, ia mengurungkan niat akan apa yang ada di pikirannya.
"Ya kan biar sama-sama bersih!" pekik mereka seraya menendang pintu pembatas berulang kali. Hal ini menimbulkan ketertarikan teman sekelas Zell.
"Ada apa sih Zell ramai bener?" tanya Syera seraya menepuk pundak Zell hingga terperanjat.
"Nih! Sampah kelas sebelah!" terang Zell dengan suara keras. Sengaja, supaya mereka dengar.
"HAH? MEREKA BUANG SAMPAH DI KELAS KITA?" Finola dengan intonasi yang sangat menggelegar dan melempar sapu di tangan. Zell mengangguk. Lantas Syera dan Finola segera beranjak keluar kelas menemui kelas 8A.
"SIAPA YANG BUANG SAMPAK KE KELAS GUE?" tanya Syera sambil menggedor pintu dengan keras.
Teman Natha--Helia membuka pintu. "Apa sih! Ngajak ribut lo?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Diamond Crack
Teen Fiction[Update : Every weekend] -Berlian bersinar bagai kebahagiaan dalam kompaknya sebuah pertemanan. Sinar itu semakin redup, hingga retak, karena kerenggangan mereka- Leora mengedarkan pandangan ke sekeliling lautan manusia ber baju putih biru yang teng...