<9> Comeback

11 4 0
                                    

Tya meletakkan handphone lalu memandang lurus jendela. Terlihat pohon bergelayutan diterpa angin kencang. Tak butuh waktu lama, langit berubah menjadi gelap. Bersama dengan turunnya air hujan, bulir air mata jatuh tak terbendung lagi. Penyesalan telah ia rasakan saat ini.

────

Leora, Gisa dan Zell sedang bersandar pada tangan jembatan perbatasan. 

"Eh kakel itu cakep banget gak sih?" ucap Leora menunjuk pada lelaki yang sedang lewat dibawah. 

"Widiiih Leora tau aja yang cakep." Zell menanggapi dengan tersenyum lebar. 

"Lebih cakep crush gue. Kalo seragaman tuh rapi. Percuma cakep baju nya compang-camping," sergah Gisa. 

"Itu gak compang-camping namanya. Lihat cowo yang baju seragamnya dikeluarin tuh keren!" Leora menaik turunkan alis dan mengacungkan jempol. 

Seorang pengganggu memecah suasana di tengah perbincangan. Sontak mereka menoleh pada suara panggilan itu. 

"Apa?" jawab Zell cuek. 

"Gue mau ngomong sama lo." Tya menggenggam tangan Zell lalu mengarahkan pada tangga. 

Zell bertopang dagu menunggu Tya angkat bicara. "Lo mau ngomong apa sih? Mau nunggu 5 jam?" Zell sudah mulai bosan. Walau aslinya dia penasaran. 

"Gue mau minta maaf soal nuduh lo deketin Deo. Ternyata sepi juga gak ada lo. Gak ada tempat cerita," jelas Tya sambil menatap lantai.

"Kemarin katanya lebih asik sama Bagas dkk? Lanjutin lah biar makin deket!" pinta Zell tersenyum miring.

"Hah? Kok-" dijeda oleh Zell.

"Gue kebetulan lewat kemarin," jelas Zell. Tya hanya mengangguk, mulutnya membulat.

"Hmm …. Ya emang asik. Tapi mereka gak bisa buat curhat. Cuma bisa buat cerita biasa aja. Lagian juga baru kenal," ada jeda. "Gue ngerasa kelakuan waktu itu salah besar, karena bikin lo malu di depan banyak orang. Seakan-akan lo orang yang buruk banget. Padahal gue gak tau kenyataannya. Gue dengan serius minta maaf sama lo Zell. Kalau pun bisa sepuluh rius." 

Zell terkekeh mendengar kalimat terakhir yang keluar dari mulut Tya. "Iya gue maafin. Gue tau waktu itu lo lagi cemburu aja. Namanya juga masih kasmaran. Emang ini tujuan gue ngejauh. Biar lo tuh introspeksi diri & paham letak kesalahan dimana." 

Tya memeluk Zell dengan kencang. Matanya berbinar. "Aaaa makasih Zell! Lo emang terbaik." 

Zell membalas pelukan itu dan menepuk pelan pundak Tya. "Sama-sama." 

Tya melepaskan pelukan itu. Ia langsung berdiri kegirangan. "Ayo balik. Gue mau cerita nih!" 

Zell berjalan mengekori Tya. Menghampiri Gisa dan Leora yang masih berada di tempat yang sama. 

"Hi guys! Aku mau cerita!" ucapnya penuh semangat.

"Udah baikan?" tanya Leora sambil mengarahkan telunjuk berulang bergantian ke Tya dan Zell. 

"Udah," jawab Zell sambil menepis tangan Leora dengan pelan.  

"Mau dengerin cerita gue gak?" tanya Tya dengan nada meninggi.

"Ya." Respon Gisa datar.

Mereka bertiga memusatkan pandangannya pada Tya.

"Jadi, selama hari PDKT-an gue kemarin itu malah melenceng," ucap Tya yang sedikit membingungkan.

"Lo suka sama Bagas?!" pekik Gisa.

Tya segera menutup mulut Gisa dan berbisik. "Lo gak usah langsung sebut merk napa!" 

Diamond Crack Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang