20#Karena Dia

3.2K 452 282
                                    

Happy Reading

.
.
.
.

Jeongwoo telah kembali, bukan ke Istana melainkan ke Pack House Cassarion. Langkahnya begitu ringan dan sesekali akan tersenyum kecil membalas sapaan para pelayan di sana.

Dia menuju lantai dua, pintu kayu besar dengan penjagaan ketat di samping kamar utama menyapa antensi Jeongwoo di tengah malam ini.

Tubuhnya berdiri menjulang sebelum masuk ke dalam sana, kedua pengawal membukakan sang empunya pintu itu membiarkan dirinya masuk.

"Uh? Kau pulang?"

Jeongwoo menyambut Omega itu dalam pelukan hangat, menyesap dalam-dalam feromon Omeganya yang manis.

Pelukan keduanya mengerat, terlebih sang Omega yang begitu merindukan Alphanya. Sudah hampir satu minggu Jeongwoo tidak pulang, Ratu Chaeyoung bilang Alphanya tengah melakukan misi di luar sana.

Dia di harapkan bersabar menanti kekasihnya pulang dan hari ini mereka bertemu kembali.

"Aku merindukanmu, apa pekerjaan mu sudah selesai?" Omega itu menarik diri untuk melihat wajah Alphanya.

Wajah tampannya terlihat sangat kelelahan, sepertinya misi tersebut begitu menguras tenaga Jeongwoo.

"Tentu, aku juga merindukan mu. Yedam..."

Omega bernama Yedam itu kembali memeluk Jeongwoo, dia sangat rindu pada Alphanya.

"Kau pasti lelah, istirahat lah. Biar aku menyiapkan air hangat untukmu," Jeongwoo segera mengiyakan hal tersebut. Sejujurnya dia memang kelelahan setelah bertarung, setidaknya apa yang sudah dia lakukan tidak sia-sia.

Mempertahankan Haruto si anak terkutuk itu di sisinya, dengan begitu dia tidak perlu khawatir pada Alpha-Alpha lainnya yang ingin mengambil Haruto darinya.

Karena Runa, sang werewolf Haruto begitu patuh terhadapnya.

Jeongwoo membaringkan tubuhnya di kasur empuk king size di sana, hanya tinggal menunggu waktu untuk memberikan darah Haruto sebagai obat untuk Yedam.

"Merindukan Ayah, Nak?" Bayi itu menatap Ayahnya di tengah temaramnya cahaya, dia tertawa kecil ketika Jeongwoo memberikan jari telunjuknya untuk dia genggam.

"Merindukan Ayah, Nak?" Bayi itu menatap Ayahnya di tengah temaramnya cahaya, dia tertawa kecil ketika Jeongwoo memberikan jari telunjuknya untuk dia genggam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeongwoo gemas bukan main, anaknya yang lucu dan tampan ini membuat rasa lelah Jeongwoo perlahan sirna. Kemudian dia mencium pipi gembul itu berulang kali menyalurkan rasa kasih sayangnya.

"Jagoan Ayah harus tumbuh dengan baik agar bisa memimpin negeri ini," katanya sembari mengusakkan wajah di perut anaknya. Kaki si kecil menendang-nendang di bawah sana karena merasa geli, tawanya ikut mengudara bersama sang Ayah.

L U N ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang