38#Pack House

2.7K 416 34
                                    

Happy Reading

.
.
.
.

"Mau kemana kau? Habiskan makananmu, Haruto." tegur sang Raja pada Haruto yang baru saja bangkit dari duduknya.

Dengan terpaksa Haruto segera melahap habis makanannya secepat yang ia bisa, dirinya harus segera bertemu Jeongwoo untuk memberitahu bahwa pria itu tidak perlu melakukan apa yang di perintahkan Ayahnya.

Karena hal tersebut menyalahi aturan, mengkhianati Pack sama dengan menukar nyawa. Haruto tidak mau Jeongwoo menjadi Raja dengan cara kotor, masih ada cara lain yang lebih baik tanpa harus membunuh Ayahnya sendiri.

Kemudian, setelah makanannya habis ia segera keluar dari ruang makan Istana dan berlari menuju ruang bawah tanah, membuat Junhyuk kebingungan di tempatnya.

"Putra Mahkota, ada apa?" Tapi Haruto tidak menggubrisnya dan memilih meninggalkannya di depan ruang makan.

Langkah kakinya begitu lebar dengan tangan terkepal, siap meninju siapa saja yang menghalangi jalannya.

Setibanya di sana dia berteriak memanggil nama Jeongwoo, tapi ketika sampai di depan sel pria itu tidak ada. Selnya telah bersih dan juga rantai yang di gunakan memborgol kaki dan tangan Jeongwoo juga sudah hilang.

"Dimana Jeongwoo!?"

Seorang petugas yang di tanyai gugup bukan main ketika melihat wajah memerah Putra Mahkota Xaverio tersebut, "Dia telah pergi sedari dua jam yang lalu, Putra Mahkota..."

Haruto keluar dari sana, dia mengerang frustasi saat tau Jeongwoo sudah pergi dari Negeri Xaverio. Pria itu pasti telah tiba, entah di Istana atau Pack House Cassarion.

Tangannya mencengkram surainya kuat-kuat melampiaskan rasa kesalnya, percuma saja jika menyusul sekarang.

Di sisi lain, Justin baru saja tiba di depan Pack House Cassarion. Selama empat tahun dia baru menginjakkan kembali tempat ini, tidak ada yang berubah sama sekali.

Iris keemasannya berpendar mencari kamar sang Raja Cassarion, satu jendela dengan lampu masih menyala itu lah yang menjadi tujuan Justin.

Karena kamar yang di sebelahnya kosong, itu adalah kamarnya dulu saat masih ada Yedam dan Jillian.

Para Schouts yang berjaga di depan Pack House di buat terkejut dengan kejadian sang Putra Mahkota yang telah bebas, feromon sang empunya membuat mereka waspada.

Tubuh itu telah di pulihkan oleh Lisa atas perintah suaminya, banyaknya tenaga dan darah yang harus dia keluarkan agar memenuhi keinginan Kris.

Di tangannya ada sebuah pedang yang dia ambil dari salah satu guards di gerbang pintu masuk Pack House, dia melawan siapa saja yang menghalangi nya masuk ke dalam sana.

Memancing sebuah keributan di jam makan malam, Raja dan Ratu Cassarion tidak akan mendengar suara-suara itu karena sedang berada diruang makan.

Namun salah satu pengawal Pack House datang memberitahu informasi bahwa sang Putra Mahkota Park Jeongwoo berada di bawah, membunuh para Schouts yang berjaga.

Baik sang Raja maupun Ratu Cassarion segera meninggalkan ruang makan itu, keduanya melangkah tergesah mendapat kabar tersebut.

Suatu hal yang mustahil karena yang mereka tau Jeongwoo akan di bebaskan setelah di kurung selama 10 tahun lamanya, sebagai penebusan dosanya atas pengkhianatan yang dia lakukan pada Haruto.

"Park Jeongwoo?"

Justin yang baru saja membunuh Schouts terakhir menengadah ke atas, melihat Ayah dan Ibunya di balkon dengan raut wajah shock mereka yang kentara atas kedatangannya.

"Salam Yang Mulia Raja..."

.
.
.

"Sampai kapan Jilo akan marah? Ibu tidak bisa tidur sendirian..."

Haruto merengek pada Jilory yang masih enggan berbicara dengannya, anak itu setia memeluk leher Dongpyo dan memalingkan wajahnya.

Tidak mau menatap Ibunya perihal bentakan keras di makan malam tadi, dia masih terngiang-ngiang dengan jelas wajah memerah Haruto membentak sang Raja.

"Jangan marah... Ayolah, Jilory~"

Anak itu lebih memilih menyandarkan kepalanya di bahu pelayan Ibunya, sebab untuk pertama kalinya dia melihat sang Ibu melupakan tata Krama meja makan hanya karena seseorang.

Ini sudah pukul sembilan, dimana jam tidur Jilory sudah lewat. Ibunya terus menahannya agar tidak tidur dengan Dongpyo di kamar bawah, alasannya tidak bisa tidur sendirian.

"Jilo ingin apa? Ice ream? Rusa? Kelinci? Beta? Va--"

"Haru!" Peringat Dongpyo ketika Haruto menawarkan seorang Beta untuk santapan Jilory.

"Iya-iya, hanya bercanda..." rengutnya. Dia kan hanya menawarkan, siapa tau Jilory suka daging Beta sama sepertinya. Apalagi daging Beta tersebut di iris hidup-hidup, itu sangat nikmat.

"Ice cream... Boleh?" cicit Jilory yang kini menatap Ibunya sembari mengigit jemari telunjuknya.

Dia ragu apakah Ibunya benar-benar membiarkan dia memakan Ice cream di malam hari seperti ini, karena biasanya dia hanya akan makan dua kali seminggu di waktu sore hari.

"Tentu saja boleh, ayo! Kita ambil ice cream nya. Tapi Jilo harus janji jangan marah lagi ya?" pinta Haruto.

Jilory mengangguk pelan, dia merentangkan tangan ingin di gendong Ibunya. Dengan senang hati Haruto menyambut, bahkan memberikan kecupan manis di seluruh wajah anak itu hingga sang empunya merasa geli.

Keduanya melangkah menuju dapur bersama Dongpyo yang menyusul di belakang, sesekali keduanya akan tertawa kecil oleh satu cerita yang di ungkapkan Jilory mengenai Junghwan.

Dan Justin, melawan para guards yang berjaga di Pack House tidaklah semudah yang terlihat ketika dia ingin mendekati sang Raja.

Justin tidak akan menyentuh Ibunya, dia akan membiarkan wanita paruh baya tersebut hidup namun tidak dengan Ayahnya.

Luka-luka di tubuhnya tercetak jelas di lengan dan di bagian tulang pipi, Justin tidak bisa melakukan shifting karena wujud serigalanya belum pulih sepenuhnya.

Namun tubuh manusianya sangat sehat bugar, maka dari itu Justin memanfaatkan tubuh Jeongwoo semaksimal mungkin untuk menggapai sang Raja Cassarion.

Hari semakin petang, tubuh Jeongwoo juga perlu istirahat.

Tetapi Justin tidak membiarkan tubuh itu lengah sedikitpun, tinggal sedikit lagi untuk mendarat sempurna di depan Ayahnya.

Sang Ratu terlihat memundurkan diri menjauh dari sana, di kelilingi oleh para pelayan Pack House yang membantu.

Tapi targetnya bukan lah wanita itu, melainkan sang Raja yang begitu angkuh dengan menatapnya remeh.

Hanya perlu satu tebasan pada pedang, membuat suasana di sana sangat ricuh.

.

.

.

TBC


JEONGHARU'S BACK, cakep bgt anak² gw buset. Mana Wawan makin ke sini makin boyfriend-able😾

Vote 150 comment 50

Terimakasih sudah singgah membaca♡

L U N ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang