31#Sang Alpha

2.9K 462 86
                                    

Happy Reading

.
.
.
.

Haruto memejamkan matanya, merasa marah karena sungguh Jeongwoo sangat menjengkelkan saat ini.

"Kenapa kau tidak mati saja!?" bentaknya pada Jeongwoo yang terkekeh kecil melihat mate kecilnya itu kesal.

Anak itu tidak berubah, masih sama sejak awal mereka bertemu. Dan Jeongwoo, semakin jatuh pada pesona sang empunya yang terlihat jauh lebih cantik ketika sedang kesal.

"Cantiknya Omegaku..."

Siapa yang menduga bahwa kalimat itu berhasil membuat Haruto terisak di tempatnya, dia berjongkok di sana dan menyembunyikan wajahnya di balik lipatan lengannya.

Kesal pada dirinya sendiri yang menangisi keadaan sang Alpha tanpa sebab, dia butuh sebuah pelukan hangat dari Alphanya.

Tapi Haruto gengsi mengatakannya, dia malu jika meminta hal tersebut karena membenci pria itu.

Di tempatnya Jeongwoo merasa frustasi karena tidak bisa meredakan tangis Omeganya yang semakin mengeras, mencoba melepaskan diri dari jeratan besi itu hingga Junhyuk datang dengan membawa kunci.

Melepaskan borgol di tangan dan kaki Jeongwoo sesuai perintah sang Ratu, yang diam-diam menyaksikan interaksi anaknya dengan sang Putra Mahkota Cassarion.

Lisa sangat paham akan kondisi Haruto, Omega yang sedang mengandung akan sangat sensitif terhadap apapun di sekitarnya.

Butuh sang Alpha yang bisa menenangkan agar bayi di kandungan merasa nyaman karena kehadiran Ayahnya di dekatnya.

"Kau baik-baik saja? Katakan! Bagian mana yang sakit?" cerca Jeongwoo sembari memeluk Haruto. Memaksa suaranya keluar agar terdengar di telinga sang empunya, walau tenggorokan nya terasa kering.

Juga tubuhnya sangat sakit ketika dia bergerak, luka di punggungnya yang masih basah semakin menambah rasa sakit itu.

Tetapi dia masih mempunyai cukup tenaga untuk menenangkan sang Omega dengan feromon yang menyelimuti tubuh Haruto, lantas Lisa beranjak dari sana.

"Jangan memelukku! Aku membencimu!" Haruto mendorong dada bidang itu agar menjauh darinya.

Namun Jeongwoo malah semakin mengeratkan pelukannya, mengusap penuh kelembutan pada surai coklat sang empunya.

"Sudah ku bilang aku membencimu! Lepaskan aku!"

Jika ada nominasi Omega dengan gengsi setinggi langit, Haruto layak mendapatkannya.

"Aku tau," ujar Jeongwoo. Dia terus mengelus surai Haruto sampai lelaki itu berhenti memukul dadanya yang kini terasa nyeri.

"Aku benar-benar membenci mu..." lirihnya. Lihatlah Omega ini, dia mengatakan membenci sang Alpha tetapi tangannya bergerak membalas pelukan Jeongwoo.

"Ya, aku juga mencintai mu." balasnya sembari mengecupi pucuk kepala Haruto yang diam tidak berontak lagi.

Tangisnya perlahan mereda, Runa di dalam sana ikut merasa tenang. Tak ada lagi suara isakan yang terdengar, juga pelukannya yang perlahan mengendur.

L U N ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang