25#H+1

3.1K 438 97
                                    

Happy Reading

.
.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.

Sesuai ramalan sang penyihir, bahwa akan ada hari dimana para Pack akan saling membunuh satu sama lain hanya karena memperebutkan si anak terkutuk.

Penglihatan, darah dan jiwanya sangat berharga. Jika Pack lain berhasil mendapatkan Haruto, hidup Klan itu akan sangat makmur seperti Pack Xaverio.

Tidak ada kemiskinan di dalamnya karena Haruto bisa melihat masa depan seperti apa yang akan terjadi, mereka bisa mengubahnya dari sekarang jika mengetahui masa depan itu buruk atau baik.

Tetapi Xaverio, tidak pernah menggunakan Haruto sebagai alat kemakmuran rakyat-rakyatnya. Karena yang selama ini bekerja membantu membangun kehidupan yang layak bagi masyarakat Klan Xaverio adalah... Lisa.

Diam-diam selalu mencampurkan darahnya dalam obat-obatan yang akan di kirim ke setiap daerah milik Xaverio, agar rakyat yang sakit-sakitan cepat sembuh dan tidak ada wabah yang menyebar.

Mereka bekerja tanpa takut akan mati lebih cepat, sebab obat yang di dapat dari Kerajaan tanpa mereka tahu telah memperpanjang hidup.

Kini, keempat Pack terbesar telah bersatu. Bukan untuk saling mengasihi tetapi saling memperebutkan satu anak kesayangan Moon Goddess, Watanabe Haruto Xaverio.

Sesuai penglihatannya saat pertama kali Jeongwoo menciumnya, Haruto sama sekali tidak merasa takut. Dia hanya gugup karena ini adalah tentang dirinya.

"Anak Ibu takut?" Haruto menoleh pada Ibunya yang kini menggenggam tangannya yang telah berkeringat.

Di lahan luas yang telah di tutupi sebagian salju, karena sudah memasuki musim dingin. Haruto berdiri di tengah-tengah antara Ibu dan Ayahnya, di belakangnya ada para pengawal dan pelayan pribadi masing-masing berjaga.

Haruto tersenyum simpul sebelum menjawab, "Tidak, Haru hanya gugup."

Lalu, pandangannya beralih pada ketiga Putra Mahkota yang berdiri berdampingan di sana. Ada Junghwan, Jeongwoo dan Jihoon.

L U N ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang