Happy Reading
.
.
.
.Haruto memeluk Junghwan yang baru saja melakukan shifting ke wujud manusianya, tetapi sebelum itu dia membiarkan Junghwan memakai pakaiannya terlebih dahulu.
Menyembunyi kan wajahnya di dada bidang Junghwan, tangannya memeluk erat pinggang sang empunya karena merasa takut sebab lawan tak sebanding.
"Sedang apa di sini, dimana pelayan dan pengawalmu?" Junghwan bertanya sembari mengelus punggung sempit Haruto dan membiarkan anak itu memeluknya erat.
"Aku lapar, jadi mencarinya sendiri tanpa memberitahu mereka." suaranya yang teredam masih dapat di dengar jelas oleh junghwan, Haruto suka wangi tubuh Junghwan. Dia masih menyayangkan bahwa Matenya bukanlah pria yang sedang dia peluk.
"Di sini berbahaya, ayo kita pulang. biar aku mencarinya, kau cukup diam di kamarmu." Karena Junghwan tidak mau Haruto berada dalam bahaya seperti tadi, dia sudah tau mengenai Pack Graziano yang menyebarkan rumor tentang Haruto.
Itu semua bukan dia yang melakukannya, tetapi kedua orangtuanya yang masih tidak terima dia tidak menjadi Mate Haruto.
Lantas, Haruto mengangguk menyetujui. Dia membiarkan Junghwan yang menautkan jemarinya dengan sang empunya, lagipula dia juga menyukai Junghwan.
Keduanya berjalan bersama menuju Istana Xaverio, di depan gerbang sudah ada sang Ratu yang terlihat gelisah di tempatnya.
Tak lupa menyapa wanita itu dengan sopan, Lisa pun memeluk Junghwan mengucapkan kata 'terimakasih' sebab telah membawa Haruto pulang dengan selamat.
Setelah mendengar dari salah satu Schouts bahwa Haruto sedang berada di hutan belantara dekat perbatasan seorang diri, Lisa tidak bisa menjemput anaknya di karenakan sang werewolf sedang tidak baik-baik saja.
Suaminya sedang tidak ada, Kris berada di Pack House Carswell untuk menjelaskan segalanya mengenai anak terkutuk tersebut.
"Aku merasa tidak enak padamu, kau begitu baik pada Haru. Bahkan saat kalian tidak menjadi mate, kau masih begitu perhatian padanya. Terimakasih, Junghwan..." Lisa mengucapkan kata syukur bahwa Junghwan tidak membenci Haruto seperti yang di lakukan oleh kedua orangtuanya.
Dia tidak tahu harus membalas kebaikan Junghwan seperti apalagi, harapannya agar Junghwan dan Haruto menjadi pasangan masih begitu besar.
Selain itu, di tambah kejadian 12 tahun silam saja dia belum bisa memberikan apa-apa sebagai rasa terimakasihnya.
"Tidak masalah, Ratu."
"Istirahatlah, biar aku yang pergi mencarikan santapan untukmu."
"Mau Beta..." cicit Haruto sembari memegang ujung kaos Junghwan. Dia benar-benar ingin memakan daging Beta hari ini, tetapi karena Jeongwoo memberikannya yang sudah mati dia jadi tidak bisa memakannya.
Junghwan terkekeh mendengar permintaan si kecil, tangannya mengusak surai kecoklatan itu dengan gemas. "Tentu, apapun untukmu."
Ada pipi yang memerah padam karena merasa malu, Junghwan memang sering bersikap manis jika di hadapan orangtuanya.
Tetapi berbeda jika hanya ada mereka berdua, Junghwan akan berubah menjadi binatang buas yang kehausan akan darah.
Itu berlaku jika dia berbuat salah, tetapi jika dia menjadi penurut Junghwan akan bersikap baik padanya.
"Hati-hati," ucapnya ketika Junghwan berpamitan.
Ada sebuah harap yang dia panjatkan, semoga Junghwan membawa Beta yang masih sehat karena dagingnya tidak akan selembek ketika Beta itu sedang dalam keadaan sakit.
"Ayo, kita harus segera kembali. Atau Ayahmu akan marah pada Ibu karena telah lalai," ajak Lisa pada anaknya yang masih memperhatikan Junghwan berjalan menjauh dari keduanya.
"Eum!"
.
.
.
Haru, ini salah! Mate kita adalah Alpha Jeongwoo dan Justin bukan dia!Tapi seberapa kerasnya Runah menegur dan memberitahu Haruto, itu hanya akan berakhir sia-sia karena Haruto enggan mendengarkannya.
Tidak peduli dengan apa yang di ucapkan Runa di dalam sana, Haruto tetap pada jalannya untuk bersama Junghwan. Seperti biasa ketika bertemu Junghwan atau pun sang werewolfnya, Haruto akan bersikap lunak seperti seorang Omega yang baik.
Berbanding terbalik jika bersama Jeongwoo, namun untuk Justin pengecualian.
"Apa seenak itu?" Junghwan memperhatikan Haruto yang begitu lahap memakan urusan daging Beta yang dia bawakan. Tubuh Beta tersebut sudah Junghwan bakar setelah dia selai mengiris daging nya dalam keadaan hidup-hidup.
Di bakar agar tidak ada yang tau jejaknya, sangat berbahaya jika ada yang mengetahui bahwa dia telah membunuh seorang Beta tidak dalam peperangan atau terdesak.
"Eung! Sangat, hehe..." Kedua pipinya yang berisi menggembung oleh irisan daging yang belum terkunyah dengan baik.
Sudut bibir Haruto juga di penuhi oleh darah segar dari daging tersebut, dia sangat lapar sampai-sampai melahap beberapa irisan ke dalam mulutnya.
"Pelan-pelan! Tidak akan ada yang mau mengambilnya darimu," tegur Junghwan ketika Haruto tersedak oleh makanannya sendiri.
Bagaimana tidak, di jendela kamarnya iris keemasan itu menyala terang menusuk jantungnya. Alphanya ada di sini dan melihat dia tengah bersama Alpha lain.
Justin menyebarkan feromonnya untuk menutupi Haruto dari bau Junghwan, dia perlahan turun dari jendela untuk melangkah mendekat ke arah keduanya.
Sontak hal tersebut membuat Junghwan segera melapisi dirinya dengan mana agar tidak merasa terintimidasi, tiba-tiba iris kemerahannya muncul.
Menatap nyalang sosok Jeongwoo yang langsung menarik lengan Haruto agar mendekat ke arahnya, tangan itu melingkar posesif di pinggang ramping sang empunya.
Susah payah Haruto menelan makanannya, ingin mengambil minum tetapi di tahan oleh Jeongwoo.
"Seharusnya aku tidak meninggalkan Omegaku yang manis ini sendirian," iris keemasannya telah berubah menjadi coklat. Itu tandanya kini Jeongwoo yang sedang memeluk pinggangnya.
"Benarkan, Haruto...?" bisiknya tepat pada telinga Haruto yang kini merasa merinding. Bulu kuduknya berdiri karena merasa geli, sebab Jeongwoo mengatakan itu dengan jemari yang sudah turun meremas bokongnya.
"Tidak tau," sahut Haruto enteng. Dia segera menutup mulutnya ketika sadar bahwa dia sedang di kelilingi dua Alpha yang di anggap Legendaris oleh masyarakat.
Matanya menatap Junghwan dan Jeongwoo bergantian, Haruto tidak mau berakhir dengan di gempur oleh dua Alpha gila tersebut.
Dia masih menyayangi dirinya sendiri, dia masih mau berjalan dengan benar dan dia tidak mau berakhir mempunyai luka di sekujur tubuhnya lagi
.
.
.
Tbc
Vote 150 comment 50 untuk up selanjutnya,
kalau gak memenuhi target gak aku up dulu. Bakalan update book yg lain sambil nungguin target nya tercapai.
Terimakasih sudah singgah membaca♡
KAMU SEDANG MEMBACA
L U N A
WerewolfDia adalah Alpha dari segala Alpha, terkuat dari segala yang terkuat. Pack tertua kedua yang paling di segani oleh seluruh kalangan Werewolf setelah Carswell, ia adalah Pack Cassarion. Namun si pemilik iris keemasan yang akan menjadi penerus Cassari...