22#Heat

4.7K 493 125
                                    

Happy Reading

.
.
.
.

Jeongwoo baru saja memarkirkan mobilnya di depan pintu istana Xaverio, melemparkan kuncinya pada pengawal di sana agar memparkirkan mobilnya di tempat seharusnya.

Langkahnya yang ringan kini terhenti ketika melihat sekumpulan Alpha berada di bawah kastil Haruto, bertanya-tanya pada dirinya sendiri apa yang tengah terjadi.

Jeongwoo segera menarik diri dan berlari kecil ketika aroma feromon White musk Haruto terbawa angin, iris nya langsung berubah menjadi keemasan ketika menyambungkan link dengan Runa.

Anak itu terlihat gelisah dan memanggil-manggilnya meminta pertolongan, di depan pintu kamar Haruto tidak ada siapa-siapa karena Lisa melarang Alpha maupun Omega berada dalam jangkauan anaknya.

Hanya Dongpyo saja yang boleh memasuki kamar itu, Junhyuk memilih berlatih bersama sang Raja di lapangan dekat hutan bagian Utara daripada terus mencium feromon Haruto yang memabukkan.

Tanpa perlu berlama-lama, Jeongwoo segera membuka pintu kamar tersebut lebar-lebar karena merasa khawatir Omeganya kenapa-kenapa.

Namun pemandangan di sana membuatnya susah payah menelan salivanya, Justin menggigit bibir dalamnya dan menutup pintu itu pelan-pelan.

Tak lupa menguncinya dari dalam.

Dasi hitam polos tersebut dia longgarkan, melepaskan jas yang membalut tubuh atletisnya tanpa mengalihkan pandangan sedikit pun.

Sebelah sudut bibirnya tertarik ke arah, menatap penuh minat pada Haruto yang sedang menungging sembari merengek pelan karena merasa tidak nyaman lubangny terus mengeluarkan cairan/lubricant alami.

"Panas..." isakannya semakin terdengar kala dia mendekat ke arah Haruto.

Tubuh telanjangnya yang berkeringat terlihat jauh lebih bersinar ketika di terpa cahaya dari luar, Justin menggulung lengan kemeja putih itu agar tidak mengotorinya.

Dia tau Jeongwoo paling tidak suka jika ada noda sedikit saja di bajunya, maka dari itu untuk berjaga-jaga dia membuka dua kancing teratasnya agar memudahkan bergerak.

Justin menyelimuti Haruto dengan feromonnya sebanyak mungkin hingga para Alpha di bawah sana berlalu pergi, sebab kini yang mereka hirup bukan lagi aroma memabukkan itu.

Tetapi feromon intimidasi dan kekuasaan atas diri sang Omega.

"Butuh bantuan, Omegaku...?"

Nafas Haruto tertahan di tenggorokan saat nada rendah itu menyapa gendang telinganya, terlebih ketika sebuah telapak tangan menyentuh bokongnya.

Lenguhannya mengalun di udara, dia tidak tau bahwa tubuhnya akan sesensitif ini akan sebuah sentuhan pada kulitnya.

"Alpha~" anak itu merengut ketika Justin tidak menyentuhnya, dia haus akan sentuhan seperti tadi. Dia ingin terus di gerayahi oleh Alphanya, dia mau sesuatu yang bisa menghilangkan rasa gatal pada lubangnya.

"Sentuh lagi~" Justin tidak pernah melihat sisi manja ini, tetapi hari ini dia melihatnya dengan jelas bagaimana Haruto memohon padanya untuk di sentuh.

L U N ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang