17#Santapan

3.9K 539 27
                                    

Happy Reading

.
.
.
.
.

Keesokkan harinya, sesuai ucapannya semalam Jeongwoo dan Justin benar-benar berburu untuk santapan makan siang Omeganya.

Ternyata tidak sulit untuk mendapatkan daging Beta, hanya saja yang susah adalah mengirisnya karena keduanya tidak pernah di ajarkan mengiris daging di kerajaan.

Alhasil keduanya hanya bisa memberikan Beta yang sudah mati kepada Haruto, nampak air muka tidak suka sang empunya yang begitu kentara.

Sudah di katakan Haruto tidak menyukai daging Beta yang sudah mati, sekarang keduanya bingung harus di apakan Beta tersebut.

"Kenapa kau sangat pemilih? Apa bedanya Beta yang sudah mati dengan hidup? Dagingnya juga tidak akan berubah menjadi busuk jika dalam keadaan mati, lihat! Ini masih segar."

Rasanya kepala Jeongwoo mengepul ketika mencoba meyakinkan Haruto, tetapi Jeongwoo tidak tau rasanya daging yang masih hidup dan mati itu seperti apa.

Karena dia belum pernah memakannya, kecuali saat berada dalam mode werewolf.

"Tidak enak! Jangan memaksaku!" tolak Haruto untuk kesekian kalinya, dia menutup mulutnya dengan tangannya.

"Kau harus belajar memakan makanan yang tidak kau sukai, hidup ini tidak selalu tentang apa yang kau sukai. Tidak selamanya makanan enak akan tersedia, ada kalanya kau harus memakan makanan busuk sekalipun jika dalam keadaan kritis."

Tapi percuma saja Jeongwoo memberi petuah, karena itu hanya akan masuk telinga kiri dan keluar telinga kanan. Haruto mendengus mendengarkan ucapan Jeongwoo yang terkesan seperti orangtua.

"Kalau begitu kau saja yang makan, karena aku tidak mau. Lagipula Ibuku tidak akan membiarkan aku memakan makanan busuk! Itu menjijikkan," ucap Haruto sembari melipat tangan di depan dadanya. Membuat Jeongwoo berdecak dan mengusak surainya karena merasa kesal menghadapi sifat keras kepala Omeganya.

"Lalu akan kita apakan Beta ini? Aku tidak bisa memakannya, kau pun tidak mau memakannya. Tidak mungkin kita membuangnya begitu saja," balas Jeongwoo dengan perasaan dongkol karena tidak menemukan titik terang sedari tadi sejak perdebatan itu di mulai.

Sejenak Haruto berpikir, jika Beta itu di buang di sungai perbatasan dia dan Jeongwoo akan di kecam sebab telah membunuh seorang Beta. Namun jika di biarkan tubuh akan itu membusuk dan menjadi bangkai, "Beri saja pada serigala lain, siapa tau mereka mau memakannya."

Hanya itu solusi yang bisa dia berikan, sebab Haruto paling malas menggunakan otaknya karena itu cukup menguras tenaga.

"Hahh... Kau tau, aku sudah terlalu sabar menghadapi tingkah mu ini. Padahal aku sudah berbaik hati mencarikan santapan favorit mu, tetapi malah ini yang kudapatkan?" Sungguh Jeongwoo merasa kecewa karena Haruto tidak menyukai apa yang sudah dia usahakan meski tidak sesuai dengan keinginan sang empunya.

"Aku kan sudah bilang tidak menyukai daging Beta yang mati, kenapa malah menyalahkan ku!?" Sergah Haruto karena terus di pojokkan sedari tadi. Padahal ini bukan salahnya, melainkan sang Alpha yang membunuh Beta tersebut.

jika memang tidak tau caranya mengiris, kenapa tidak meminta bantuan pada pelayannya saja. Toh, Dongpyo akan dengan senang hati membantu jika itu berkaitan dengan kesenangan tuannya.

"Terserah kau saja, aku pergi."

.

.

.

Jeongwoo meninggalkan Haruto seorang diri di dalam hutan perbatasan antara Cassarion dan Xaverio, dia sudah berada dalam batas kesabarannya ketika Haruto terus menolak santapan yang dia bawakan.

Sepertinya Jeongwoo lupa, bahwa di luar sana begitu banyak yang mengincar Haruto. Bukan hanya dari kaum werewolf melainkan penyihir dan juga vampir.

Anak terkutuk yang sudah terekspos ke dunia akibat penyatuan yang di lakukan oleh Justin di depan Moon Goddess. Jeongwoo juga yang mengumumkan kepada seluruh Pack bahwa anak terkutuk tersebut berasal dari Pack Xaverio.

Dan kini, di dalam hutan belantara tersebut Haruto di pijokkan oleh sekawanan Rogue yang menginginkan tubuhnya.

Pack Graziano telah menyebarkan rumor bahwa darah Haruto bisa memperpanjang umur dan membuat awet muda, rumor tersebut sudah tersebar ke seluruh penjuru hingga kini banyak dari mereka telah membuat organisasi masing-masing untuk menculik Haruto.

"Jangan mendekat!!"

Rasanya Haruto ingin menangis tetapi dia tidak boleh terlihat lemah di hadapan sekumpulan Rogue itu, sang empunya sudah menyebarkan feromon mematikannya.

Tetapi sebagian dari mereka ada yang tidak mempan, sepertinya beberapa dari Rogue itu mengetahui cara menangani feromon mematikannya.

Runa belum pulih sepenuhnya setelah sang werewolf melakukan proses mating dengan Alpha Justin, itulah mengapa saat ini Haruto tidak membiarkan Runa mengambil alih tubuhnya dan melawan para Rogue itu.

Haruto masih bisa melawan meski kemenangan akan sulit di dapat, mengingat dia hanya sendirian saja sekarang.

Suara tawa terdengar begitu nyaring di atas pohon rindang, Haruto mendongak untuk melihat siapa orangnya. Rupanya seorang penyihir.

"Perlu bantuan? Aku bisa menolong mu," kata Penyihir itu. Dia memainkan sebuah bola yang terbuat dari mana, siap untuk di lemparkan jika Haruto mau meminta bantuan padanya.

Tetapi Haruto tidak mau, dia tidak sudi meminta bantuan pada penyihir yang telah meminum darahnya selama belasan tahun ini.

"Tidak, terimakasih. Aku bisa melakukannya sendiri," balas Haruto sembari tersenyum miring meremehkan sang penyihir.

Dia begitu muak pada kaum vampir terlebih pada kaum penyihir, karena setiap bulannya dia harus merelakan darahnya di isap oleh salah satu penyihir dan vampir yang telah menyebarkan informasi mengenai dirinya 12 tahun silam.

Hingga kedua orangtuanya harus membatasi ruang geraknya.

"Yasudah, bersiaplah menjadi santapan para Rogue..." ujar penyihir itu sebelum meninggal kan Haruto seorang diri melawan para Rogue yang siap menyerangnya.

Tetapi, satu geraman buas membuat burung-burung berterbangan di dekat Haruto hingga mengalihkan fokus Rogue terhadapnya.

Serigala berbulu hitam ke abu-abuan, iris merah yang menyala di tengah temaramnya hutan membuat Haruto terperanjat di tempatnya.

Ketika Jonathan melemparkan kepala penyihir tersebut hingga berguling mengenai kakinya, salah satu dari Rogue itu mengisyaratkan agar mereka mundur saja daripada melawan.

Di depan mereka adalah The Killer, yang mana jika sudah dalam mode Werewolf tidak akan memandang bulu mau itu Keluarga sekalipun akan dia bantai.

Kecuali, Haruto.

.

.

.

Tbc

Yg nungguin momen Jeongwoo-Runa sabar ya, mereka bakalan banyak momen daripada Justin-Haruto.

Vote 150 comment 50

Terimakasih sudah singgah membaca♡

L U N ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang