36#Paman Pencuri

2.7K 435 73
                                    

Happy Reading

.
.
.
.

Iga domba yang telah di panggang dengan baik itu masuk ke dalam mulut Jeongwoo, karena tangannya yang masih terikat Jilory berinisiatif menyuapi.

Membiarkan tangannya kotor agar Paman pencuri yang telah menjadi teman baru Jilory itu bisa makan, kemudian setelahnya baru dia beralih menyuapi dirinya sendiri.

"Berapa usiamu?" tanya Jeongwoo. Jilory terlihat berpikir, dia menatap langit-langit sel penjara itu.

"Lima? Tidak tau, tanya saja pada Ibuku. Dia yang tau," balas Jilory sembari menyuapi satu Iga domba pada Jeongwoo.

Karena anaknya yang menyuapi, Jeongwoo melahap dagingnya tanpa sisa. Iris kecoklatannya memperhatikan setiap gerak Jilory yang sedang makan, bibirnya mengerucut persis sekali ketika Haruto makan.

"Kenapa kau selalu membicarakan tentang Ibumu, apa kau tidak punya Ayah?" Kali ini sepertinya Jeongwoo lah yang terkesan sangat ingin tau di banding Jilory yang asik dengan Iga dombanya.

"Ayah?"

"Hn."

Pertanyaan itu tak langsung di jawabnya, Jilory mengambil minuman yang telah di siapkan Ibunya di dalam botol minuman 600ml.

Tak lupa mengambil tisu basah untuk mengelap tangannya, kemudian membasuhnya menggunakan air minumnya.

Jeongwoo setia menunggu dengan perasaan tidak karuan, menerima minuman yang di berikan anak itu padanya.

"Entah, aku tidak pernah bertemu dengannya. Ibu bilang Ayahku bekerja di tempat yang jauh, Nenek dan Kakekku juga bilang begitu." terangnya sembari merapikan kembali tempat makanannya.

Ternyata di istana tidak ada satupun orang yang memberitahu pada anaknya, bahwa Ayah yang di tunggu gadis kecil itu tengah di penjara atas perbuatannya di masa lalu.

Jeongwoo setidaknya merasa sedikit bersyukur karena Jilory tidak tau bahwa Ayahnya adalah seorang pengkhianat, memiliki sebuah dosa pada Ibunya demi kepentingan dirinya sendiri.

"Begitu..."

"Apa kau sudah mempunyai werewolf?" sambung Jeongwoo.

Tangan Jilory bermain-main pada bagian perut Jeongwoo yang atletis, dia menghitung satu persatu berapa banyak kulit yang terbentuk itu.

"Eung! Paman ingin melihatnya? Dia sangat cantik sepertiku," kepalanya tengadah ke atas dengan mata berbinar. Jilory paling suka ketika ada orang lain bertanya perihal serigalanya.

"Jika kau tidak keberatan," tanpa perlu berlama-lama Jilory bangkit dan memundurkan dirinya, memberi jarak antara dia dan Jeongwoo.

Dia segera melakukan shifting ke wujud serigalanya yang kecil, bulu lebat seputih salju itu dengan iris dua warnanya yang menawan.

Membuat iris Jeongwoo melebar, dia pernah melihat mata itu pada Haruto dulu. Dua kali, saat di pertarungan dan di Pack House Cassarion.

Serigala itu memutari Jeongwoo sembari mengendus sang empunya, dua warna irisnya menyala di temaramnya cahaya.

Dia juga tak segan untuk menggigit-gigit kecil kaki Jeongwoo, membuat sang empunya tertawa kecil karena merasa geli.

Namanya Ruby, Ibunya yang menyarankan nama tersebut.

"Jilory?"

.
.
.

Lisa menyuruh Junhyuk agar segera membawa Jilory pergi dari sana sebelum suaminya tiba, ternyata teman yang di maksud oleh gadis kecil itu adalah Ayahnya sendiri.

"Apa Haruto tau?" Lisa memeras kuat handuk tersebut sebelum mengelapkan ke tubuh Jeongwoo.

Setiap harinya selama empat tahun ini dia yang selalu memandikan Jeongwoo di sini, itu juga karena permintaan Haruto padanya. Jika bukan anaknya yang meminta, Lisa tidak akan sudi.

"Soal?" tanya balik Jeongwoo.

Dia menatap sang Ratu dengan seksama, apa semua keturunan Xaverio begitu menawan?

Tidak, Jeongwoo tidak mempunyai perasaan apa-apa pada wanita itu. Dia hanya mengaguminya saja, selebihnya tidak perasaan yang membuatnya berdebar-debar.

"Jilory yang menemuimu, lebih tepatnya teman baru yang dia katakan kemarin pada kami." Ah, rupanya Jilory menganggapnya sebagai teman.

"Belum," balasnya sembari menutup matanya ketika Lisa membersihkan wajahnya.

Cukup lama keheningan tercipta akibat Lisa yang tidak menanggapi ucapannya, hanya ada suara serangga di dalam sana.

Hingga beberapa waktu kemudian setelah sang Ratu selesai, dia menatap Jeongwoo sebelum beranjak dari sana.

"Haruto akan menikah bulan depan dengan Raja Graziano, jika kau masih ingin bertemu anakmu dan melihat Haruto. Sebaiknya kau segera bernegosiasi dengan suamiku agar masa kurungan mu di percepat,"

Rahang Jeongwoo mengeras dengan gigi-gigi yang mengerat, mendengar kata Haruto akan menikah dengan Junghwan membuat Jeongwoo cukup marah di buatnya.

"Anda pasti berbohong kan?"

Lantas, sebelah sudut bibir Lisa terangkat. Di dalam mata itu tersimpan sebuah amarah karena ucapannya barusan, mudah memprovokasi Jeongwoo hanya dengan menyebut nama Haruto.

"Terserah padamu ingin percaya atau tidak, aku hanya memberitahukan agar kau tidak berbuat sesuatu ketika keluar dari sini. Melihat matemu menikah dengan orang lain,"

Setelahnya Lisa segera menyingkir dari sana, membiarkan Jeongwoo yang berteriak mengatakan bahwa dia akan merebut Haruto jika sampai ada orang lain yang menikahi matenya.

Bagi Lisa, itu cukup menghiburnya.

Sementara di lain tempat, Jilory terus memukul-mukul Junhyuk yang membawanya kembali ke istana.

Dia masih ingin membicarakan banyak hal dengan teman barunya, dia menangis keras di gendongan pengawal Ibunya tersebut.

Sampai pada kastil Haruto, dia menghentikan tangisnya ketika melihat Junghwan di sana sedang berbincang dengan Ibunya.

"Hwannie!!" Junhyuk menurunkan Jilory yang langsung berlari.

Junghwan merentangkan tangannya menyambut gadis kecil itu, matanya yang sembab juga wajahnya memerah padam membuat Junghwan bertanya-tanya.

"Ada apa? Kenapa menangis?" tanyanya seraya merapikan anak rambut Jilory yang berantakan.

"Hanya ingin..." katanya. Jemarinya mengusap matanya yang gatal, namun Junghwan menahannya dan memilih meniupnya saja sebagai gantinya.

"Baiklah, jadi apa yang ingin kau lakukan? Ingin berburu?"

"Mau kelinci!" Kemudian Jilory membiarkan Junghwan yang kini beralih menggendongnya. Membawanya ke hutan di dekat Istana Xaverio, tempat dimana biasanya para werewolf mencari santapan.

Dia belum tau menahu soal mate, yang dia tau adalah Junghwan teman Ibunya. Seseorang yang selalu menyempatkan diri untuk bermain dengannya atau sekedar menemaninya berburu.

"Tentu,"

.

.

.

TBC

Semoga cepat sembuh ayangie Jeongwoo, sedih bat padahal kangen berat😔

Vote 150 comment 50

Terimakasih sudah singgah membaca♡

L U N ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang