30#Kehidupan Baru

3K 491 68
                                    

Happy Reading

.
.
.
.

Haruto kini telah sampai pada ruang penjara bawah tanah istana, cukup lama dia berdiri di depan gerbong itu menatap satu Alpha yang terlihat sangat menyedihkan.

Tangannya bergerak mengusap perutnya yang sudah menonjol, matanya terlihat kosong seperti tidak ada kehidupan di dalamnya.

Nafasnya begitu teratur tanpa merasa kasian melihat sang matenya menderita, namun ketika netranya melihat ke arah Junghwan ada perasaan sedih yang begitu nyata dia rasakan.

"Junhyuk,"

Sang pengawal mendekat begitu namanya di panggil, dia meringis kecil melihat kondisi Jeongwoo yang mengenaskan di dalam sana.

"Lepaskan Junghwan dan Putra Mahkota Carswell,"

"Ya? Maaf, tapi bukankah harus dengan izin Yang Mulia Ratu?" Junhyuk kira dia salah dengar. Tetapi Haruto benar-benar mengatakan hal itu dengan jelas, melepaskan kedua sandera tanpa izin sang Ratu membuat Junhyuk menelan ludahnya susah payah.

"Junghwan harus memimpin Packnya menggantikan Ayahnya, rakyatnya membutuhkan Putra Mahkota mereka. Untuk Carswell... Dia tidak ada hubungannya denganku," jelas Haruto yang masih mengelus perutnya.

Junhyuk segera menyuruh dua guard yang berjaga hari ini untuk membebaskan Junghwan dan Jihoon, tapi sebelum itu Haruto meminta agar kedua Putra Mahkota tersebut di bawa ke ruang sidang.

Mereka harus berjanji kepada Ayah dan Ibunya di atas kertas hitam putih, agar tidak terjadi pemberontakan di kemudian hari.

Kini tinggallah Haruto dan Jeongwoo saja di dalam sana, wajah pria itu benar-benar babak belur.

Menurut informasi yang dia dapatkan, setiap paginya Jeongwoo akan mendapatkan pukulan dan besi panas pada punggungnya dari sang Ratu.

Itulah mengapa wajah serta tubuh yang di penuhi luka itu masih terlihat segar.

Hanya ada kesunyian di dalam sana karena tidak ada yang membuka suara, baik Jeongwoo ataupun Haruto keduanya sama-sama bungkam.

Cukup lama keduanya terdiam, hingga Junhyuk kembali datang memecah suasana hening di sana dengan memberikan laporan kepada Haruto.

"Keduanya sudah di antar dengan pengawalan yang ketat, apa ada lagi yang anda ingin kan. Putra Mahkota?"

"Tidak ada."

Kemudian, Junhyuk mengundurkan diri dari sana. Membiarkan Haruto dan Jeongwoo kembali menggugu perasaan masing-masing.

Namun suara kekehan kecil Jeongwoo membuat kening Haruto mengkerut, padahal tidak ada sesuatu yang lucu.

"Apa kau makan dengan baik? Ku dengar kau baru saja pulih," tanya Jeongwoo dengan kepala terangkat menatap Haruto yang berdiri di depan sel penjaranya.

Tatapannya menajam menatap wajah Jeongwoo yang terbilang tidak cukup baik, sebelah matanya yang bengkak dan berdarah membuat jemarinya mengepal.

"Hn, sangat baik."

Kesunyian kembali tercipta setelah jawaban singkat Haruto, entah mengapa ia merasa sangat emosional melihat keadaan matenya.

L U N ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang