Happy Reading
.
.
.
.Berkali-kali Jeongwoo mengecup bibir sang omega karena merasa gemas, setelah penyatuan panjang yang keduanya lakukan hingga Haruto maupun Runa tidak lagi sanggup meladeni hasratnya di ranjang.
Kini dia hanya bisa membiarkan mate kecilnya itu beristirahat sebelum mengembalikan sang empunya kepada orangtuanya, sekaligus meminta maaf sebab telah bersikap lancang dengan memberitahu semua orang bahwa Haruto adalah anak ramalan itu.
Sebagai dominant yang baik, Jeongwoo memakaikan Haruto baju untuk menutupi tubuh bagian atasnya saja. Sebab kaos yang di pakaikan lumayan besar dan itu setidaknya menutupi tubuh Haruto sampai sebatas paha tengah.
"Eunghh... Jangan cium-cium," Haruto mengeluh panjang karena merasa terganggu atas tindakan sang Alpha. Dia baru tertidur enam jam yang lalu, tetapi Alpha itu terus mengganggunya dan tidak membiarkan tidurnya nyenyak barang sebentar.
"Sudah sore, apa tidak lapar?" tanya Jeongwoo sembari mengecupi wajah Haruto yang memerah padam, bukan malu tetapi kesal.
"Mau pulang..." kata Haruto. Dia ingin bertemu Ibu dan Ayahnya, ada sesuatu yang ingin dia diskusikan bersama orangtuanya mengenai penglihatan masa depan yang lagi-lagi dia lihat.
Dua kali masa depan pria itu yang dia lihat sangat menakutinya hingga saat penyatuan terkadang dia tidak bisa fokus menikmati, pikirannya sesekali akan melayang pergi ke tempat lain untuk menenangkan diri.
"Sabar kekasihku, lebih baik kita pergi berburu terlebih dahulu sebelum mengantar mu pulang." Tetapi Haruto sedang dalam kondisi tidak stabil sekarang, dia masih tidak menerima dirinya yang menjadi seorang Omega.
"Awas! Aku mau bertemu Ibuku! Mau pulang!!" Haruto mengamuk dalam dekapan Jeongwoo, dia baru tersadar bahwa semuanya telah berubah. Matenya bukan Junghwan melainkan seseorang yang dia benci sejak hari itu, bahkan dia masih menyimpan dendam.
"Hentikan Haruto! Hentikan tingkahmu itu selagi aku masih bersabar." balasnya dengan terus memeluk Haruto semakin erat, namun yang dia dapatkan adalah hidungnya mengeluarkan darah sebab Haruto menyundulkan kepalanya tepat di wajahnya.
"Jangan mengatur ku!!" Seru Haruto sembari melepaskan diri dari Jeongwoo, tetapi langkah nya terhenti mendengar tawa Jeongwoo yang terdengar mengerikan seperti seorang psycho.
"Hahh... Tadinya aku ingin terus bersikap lembut karena kau menjadi lebih penurut," jedanya sembari menghela nafas agar tidak terbawa emosi.
"Tapi sepertinya kau lebih suka di jinakkan dengan kasar, baiklah." Lanjutnya dengan menyebar feromon yang membuat Haruto perlahan mundur karena tidak sempat menggunakan mana untuk melindungi dirinya.
Dia merasa tenggorokan nya tercekik, nafasnya begitu berat hingga dia kesulitan menghirup udara agar masuk ke paru-paru.
"Aku paling benci pada Omega yang bersikap angkuh dan sulit di atur seperti mu," tekan nya pada setiap kalimat. Begitu juga dengan feromon yang menyakiti Haruto dan Runa didalam sana, tenaga keduanya belum pulih sepenuhnya hingga tidak dapat melawan banyak seperti biasanya.
"R-ru--na..." Haruto terisak karena merasa nyawanya terancam, intimidasi yang di berikan Jeongwoo sungguh membuat tubuhnya ketakutan. Dia masihlah seorang remaja 17 tahun yang belum mengerti apa-apa tentang Alpha di depannya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
L U N A
WerewolfDia adalah Alpha dari segala Alpha, terkuat dari segala yang terkuat. Pack tertua kedua yang paling di segani oleh seluruh kalangan Werewolf setelah Carswell, ia adalah Pack Cassarion. Namun si pemilik iris keemasan yang akan menjadi penerus Cassari...