33#Petak Umpet

2.8K 433 64
                                    

Happy Reading

.
.
.
.

"Delapan..."

Jilory tidak mau bersembunyi di tempat yang di ketahui oleh pengawal Ibunya itu, dia mencari tempat baru yang sekiranya tidak akan membuat dia ketahuan lebih cepat seperti biasanya.

Mata bulat Jilory menemukan satu pintu yang sengaja di tutupi dengan semak belukar, kaki pendeknya berlari menuju tempat yang baru dia ketahui berada di istana.

Tangan kecilnya menggoyang pintu besi tersebut, karena tubuhnya tidak muat. Jadilah melakukan shifting ke wujud serigala nya yang mungil, bulu seputih salju dengan dua warna iris biru dan keemasan itu menyala di temaramnya cahaya.

Dengan mudah dia melewati sela-sela pintu besi tersebut, hidungnya mengendus sesuatu yang terasa asing di indranya.

Bau amis juga feromon yang tak pernah dia kenal membawanya masuk semakin dalam, dia melihat dua penjaga yang tengah sarapan.

Karena ini adalah permainan petak umpet, Jilory tidak mau ketahuan oleh siapapun. Serigala mungil itu mengendap-endap menyusuri ruang bawah tanah tersebut yang terasa lembab.

Dan sampai pada ujung ruangan, di dalam penjara dia melihat beberapa orang yang masih tertidur. Namun iris dua warnanya menangkap sosok yang tengah tertidur dengan tangan serta kaki yang terikat.

Tubuhnya yang penuh luka juga tanpa mengenakan baju itu mencuri perhatian Jilory, dia melakukan shifting ke bentuk manusianya.

Dalam kasus Jilory, jika dia melakukan shifting ke wujud serigala pakaiannya tidak akan robek sampai dia menginjak usia dewasa.

Matanya terus memperhatikan Jeongwoo yang tidak nyaman dengan posisi tidurnya, dia tidak berani masuk karena itu adalah orang asing.

Kata Ibu, Kakek dan Neneknya dia tidak boleh asal mendekat kepada orang yang belum pernah dia temui jika sedang sendirian.

Karena itu berbahaya, bisa saja orang tersebut adalah penyihir atau vampir.

"Ding dong..." Itu adalah kata yang sering Jilory ucapkan ketika ingin memanggil orang-orang di istana. Kecuali memang mereka telah dekat dengannya, dia akan memilih memanggil langsung gelar atau nama orang tersebut.

"Ding dong..." bisiknya sekali lagi. Jilory tidak mau suaranya terdengar oleh para penjaga ruang bawah itu, nanti dia akan ketahuan oleh pengawal Ibunya.

Dan Jeongwoo cukup peka akan suara yang mengalun di telinganya, kelopak matanya perlahan terbuka. Samar-samar dia melihat siluit anak kecil berdiri di depan sel nya, namun dia tidak tau siapa anak itu.

"Boleh aku masuk ke situ?" Jilory meminta izin pada sang empunya setelah mendengar suara langkah kaki menuju tempatnya berdiri.

Kepala Jeongwoo mengangguk pelan, kesadarannya belum sepenuhnya pulih. Dia masih mengumpulkan nyawanya agar dapat melihat jelas siapa anak kecil yang menggangu tidurnya.

Tidak sama seperti saat di pintu masuk ruang bawah tanah, jarak pada pagar besi itu sedikit lebih besar dari sebelumnya.

Memudahkan dia masuk ke dalam sana tanpa perlu melakukan shifting ke wujud serigala nya.

L U N ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang