27#H+3

2.3K 421 93
                                    

Happy Reading

.
.
.
.

Cukup lama semalam kesadaran Haruto kembali, anak itu mengalami mimpi yang aneh ketika dia berada di tempat lain bersama Runa.

Moon Goddess mengatakan bahwa ini adalah jalan takdir yang harus dia lalui, mungkin akan sangat menyakitinya tetapi sang Dewi meyakinkan Haruto akan bisa melalui rintangan itu.

Sebagai keturunan Xaverio, Lisa pun tidak tau jawaban apa yang harus dia katakan kepada suaminya mengenai dua warna iris anaknya.

Karena yang dia tau, Pack Xaverio terkenal akan iris kebiruannya dengan bulu seputih salju. Hal langkah yang terus terjadi pada Packnya membuat kepala Kris berdenyut keras.

Dan Hari ini, di hari ketiga dimana Kris akan turun bersama anak dan Istrinya. Sebab para prajurit mereka telah berkurang sangat banyak, tidak ada yang bisa mereka lakukan selain melawan.

Menyerah adalah keputusan yang bodoh.

"Lakukan apapun yang kau inginkan, ingat! Jangan sampai terluka. Ibu akan hilang kendali jika kau terluka sedikit saja," peringat Lisa sebelum benar-benar membiarkan Haruto pergi dari pertarungan ini di temani Junhyuk.

"Aku mengerti, Bu. Tenang saja,"

Begitu suara tembakan terdengar mengudara, Haruto segera pergi dari sana menaiki tubuh serigala Junhyuk, dia harus menuntaskan hal ini sebelum matahari tenggelam.

Tujuannya bukan lagi para Ratu pack musuh, melainkan sang Luna dari matenya.

Yang tinggal di Pack House Cassarion, bersama seorang putra yang tidak bisa Haruto lihat wajahnya di penglihatan masa depan.

Meski cukup jauh dan memakan waktu, Haruto tidak bisa berhenti meski matahari telah naik begitu tinggi di atas sana.

Sesekali dia menunduk ketika ada ranting pohon yang menghalangi jalannya, Junhyuk terus berlari tanpa lelah menuju teritorial Cassarion.

"Hey, jangan takut temanku. Tenang, tenangkan dirimu. Ada aku yang akan membantumu," ujar Haruto menenangkan werewolf Junhyuk yang terlihat gelisah karena banyaknya para guards berjaga di depan Pack House Cassarion.

Langkah serigala itu semakin pelan, dia menurunkan Haruto ketika feromon menyengat yang tidak dia sukai tercium.

Bukan Haruto ingin pamer, tetapi ini saat yang tepat menggunakan feromon mematikannya. Iris kebiruannya menyala terang, secara alami menyebarkan feromonnya kepada para Alpha di sana.

"Bersembunyi lah di tempat yang aman, jangan sampai ketahuan. Oke?" Serigala mengitari Haruto, ekornya bergerak riang.

Tanpa di suruh dua kali, dia segera menyingkir dari sana dan membiarkan Haruto masuk seorang diri ke dalam teritorial musuh.

Kemudian, sang empunya melangkah pelan tanpa takut akan di serang. Sebab para guards tersebut mengalami sesak nafas akibat mencium feromon mematikan Haruto.

Begitu ringan kakinya berjalan menaiki tangga itu, dengan satu tangan yang bermain-main dengan pistol yang dia curi dari milik Carswell.

L U N ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang