12. Tawuran

134 50 9
                                    

Jefan baru saja selesai mandi, ia merebahkan tubuhnya di kasur, berniat ingin pergi ke alam mimpi, tapi tiba-tiba....

"JEFAN! ANGKAT TELEPON GUE!"

Jefan terkejut dengan suara tersebut, ia melihat ke arah Hp-nya, ternyata itu adalah suara Elang yang sengaja di setel alarm

"Ni bocah ngapain sih? Gak tau apa kuping gue ini mahal." Jefan menggerutu sebal, bagaimana tidak? Suaranya aja sekeras toa coba.

Dan benar saja, setelah itu panggilan telpon dari Elang muncul di layar ponselnya.

"Hallo...."

"HEH, GELANG, LO NGAPAIN SETEL ALARM GUE PAKE SUARA TOA LO? KENCENG BANGET NJIR."

"Astaghfirullah mulut gue." lanjut Jefan mengusap dada, ia harus extra sabar menghadapi temannya ini.

"Ya maap, kan biar lo angkat."

"Ya gak usah pasang alarm gue juga kalik."

"Biar gampang."

"Kok lo bisa pasang alarm di Hp gue sih?"

"Tadi siang kan gue pinjem Hp lo, ya gue setel lah."

"Ngapain lo nelpon?"

"Mau nanya, lo bawa apa aja buat kemah besok?"

"Bawa yang dibutuhin aja."

"Ya apa?"

"Ya gue pikirin nanti, emang kapan sih kemahnya? Gue malah gak tau."

"Besok siang sampe Sabtu sore."

"Oh."

"Ga guna dong gue sampe pasang alarm di Hp lo."

"Emang."

Jefan memutuskan sambungan telepon, ia membuka grup chat kelas nya, ada pemberitahuan tentang kemah besok.

~ACARA KEMAH SMA NHS~

1. Datang sebelum pukul 14.00
2. Acara dimulai pukul 16.30
3. Silahkan membawa peralatan yang diperlukan dan juga makanan
4. Pembagian kelompok ada di file dibawah

(PEMBAGIAN KELOMPOK KEMAH)

Jefan membuka file yang dikirimkan oleh guru nya itu.

"Oke, gue ada di kelompok.... WHAT? 20? Emang banyak banget ya yang ikut?"

"Oh cuman 23 kelompok." lanjutnya.

"Gak heran sih gue, banyak yang minat."

Jefan meletakkan Hp-nya di kasur, ia berjalan ke arah lemari dan mengambil satu jaket dan juga celana jeans abu-abu.

Ia menyambar dompet dan mengeluarkan beberapa lembar uang lalu memasukkannya ke dalam saku.

Ia juga mengambil kunci motornya, dan yang gak pernah lupa kacamata hitam kesayangan Jefan.

"Kacamata ini masih gue pake sampe sekarang, Lin." Jefan memakai kacamata hitam itu.

Jefan mengingat seseorang yang pernah menjadi orang terpenting dalam hidupnya, menjadi orang yang pernah mengisi hatinya.

Jefan menghilangkan ingatan masa lalunya dari pikirannya "Jef, kalo lo kayak gini dia gak tenang." monolognya.

Jefan menghampiri papa-nya yang berada di teras sedang minum kopi ditemani laptop dan juga beberapa map.

"Pah, Jef mau kumpul sama temen-temen, nanti mungkin pulang malem." pamit Jefan kepada papanya.

"Hati-hati."

Jefan AzlyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang