Sebelumnya........
"Pada dasarnya semua perempuan di dunia ini cantik, semua pinter sesuai tingkatan masing-masing"
"Jadi gimana? Mau jadi pacar-nya Jefan?" tanya Jefan sekali lagi
Azlya tersenyum, ia mengangguk pelan "Iya, Jefano Argantara, gue terima lo jadi pacar gue"
"Thanks, gue gak nyangka lo bakal terima orang kayak gue"
"Lo terima gue yang cuman kayak gini masa gue gak"
"Ciee, yang baru jadian, Traktir! Traktir!" Andin dan teman temannya mendatangi meja Jefan dan Lya, biasa lah, minta traktir
"BAPACK WAKETU! UDAH PUNYA GANDENGAN NIH, TRAKTIR LAH" yaampun ini kan yang disuruh dateng cuman Jefan, kenapa teman temennya pada ikut juga, ada Gilang, Bastian, Elang sama Revan
"Eh setan, kaget gue, lo ngapain disini?" Amel menunjuk Antara Gilang dan Bastian
"Tuh Lang, lo dipanggil setan sama dia" ujar Bastian dengan pd maksimal
"Eh Bas, yang gue bilang setan itu lo, bukan Gilang, lagian muka ganteng-nya Gilang mana cocok dipanggil setan, cocokan juga lo"
"Yaampun Mel, Mel, apa salah dan dosaku sayang?" Bastian memegangi dada-nya berakting seperti telah tersakiti
"Sayang? Situ siapa ya? Kalo Revan, Gilang gue terima, lah kalo lo, enaknya dilempar wajan gosong" Amit amit deh sama orang kaya Basti, bakal jadi apa nanti Amel? Awalnya udah cuman candaan, akhirnya juga beberapa hari doang jalannya.
"Lo mau sama kulkas kaya dia? Bakal bosenin harin hari lo"
"Lebih mending gitu, kalo sama lo pasti kuping gue nih korbannya, udah suara lo keras banget kaya toa, turunan bu Ita nih pasti" kata Amel sambil menunjuk wajah Bastian yang sebenarnya lumayan tampan, tapi kena nilai minus gara-gara sifatnya
"Kok kalian tau rencana kita? Gak ada yang ngasih tau tuh" tanya Andin, dia hanya menyuruh Jefan untuk datang, tapi kenapa jadi semua
"Jadi gini Ndin, karena lo tanya gue jawab, jadi..." belum selesai Bastian ngomong udah pasti banget dipotong
"Gue gak nanya elo"
"Kita ngikutin Jefan tadi, ya kepo aja gitu, tiba tiba pergi, ide-nya dari siapa? Kamu?"
"Gaya lo lang, lang, pake kamu segala, malu sama umur bang" Bastian menepuk nepuk punggung Gilang, lanjut di elus elus
"Tangan lo njir, menjauh dari punggung gue" Gilang menepis tangan Bastian keras
"Gila lo ya? Sakit banget monyet" Boy mengibas ngibaskan tangannya
"Perlu anda ketahui, dari kita semua disini, lo yang paling tua, paling old"
"Umur boleh old tapi jiwa tetep young"
"Iya-in"
"Mending kalian duduk dulu, yang baru jadian biar bayar" Irene memanggil pelayan untuk mengembalikan kursi dan tambahan meja, sebenernya tempat milik teman papa-nya, jadi jika Irene datang, mereka akan langsung mengenali
"Eh, bentar bentar, 1..2..3.. LAH! KURSI GUE MANA? Ren, kursinya kurang, gue gak kebagian" kata Bastian panik
"Oh kurang, ambil sendiri" jawab Irene
"Gini amat Ren, gue salah apa coba?"
"Kalian pesen aja apa yang kalian mau, gue bayarin semua" Jefan mempersilahkan teman temannya untuk menguras dompetnya kali ini, cukup kali ini aja
"Jangan dong Jef, di batasin, nanti mereka kelewatan" Kata Lya protes
"Gak papa lah, Ly, biarin aja kali ini, cumankali ini" Jefan memandangi Azlya dengan hangat
KAMU SEDANG MEMBACA
Jefan Azlya
Teen FictionTampan, rupawan, kaya, dan terkenal, pujian seperti itu sudah sering dilontarkan untuk seorang siswa yang bernama Jefano Argantara, memegang jabatan sebagai wakil ketua dari geng motor Dangerous membuatnya semakin dikenal banyak orang. Tapi... apaka...
