"Lan!! Lo dimana? Sarapan!" teriak Lya, tumben tumbenan nih adiknya belum stay di meja makan, biasanya juga dia yang manggilin
"Bentar kak, lagi siap siap, kak ini dasi gue lepas, lo bisa benerin gak? Nanti gue kena hukuman karena gak pake dasi".
"Kamu nanya?"
"Serah lo, kakak gue kok gini amat"
Azlya terkekeh mendengar penuturan adik satu satunya itu
"Selai nanas gak ada bi?" Tanya Lya, setelah mencari keberadaan selai nanas favoritnya.
"Udah abis non, kemarin temen temen non Lana dateng, ya bibi persilahkan untuk ambil, mereka mau roti sama selai, ada yang minta selai nanas non, bibi mikir gini non, kalo nanas nya habis, non Lya marah gak ya? Gitu non" jelas bi Minah.
"Gak usah dijelasin panjang lebar bi, gak papa kok, kan masih ada yang lain"
"Hehe iya non" Bi Minah lalu kembali ke dapur. "Kak, udah sarapan? Kalo gitu ayo berangkat!"
"Emang lo udah sarapan?"
"Udah dari tadi, lo pasti gak tanya kan? Makannya apa apa itu tanya dulu, rugi sendiri kan jadinya"
"Lo berangkat sendiri, ogah gue nganterin" Lya lalu duduk dan mengambil beberapa roti sebagai sarapan, kalo udah sebel pagi pagi, mood makan nasi nya jadi ilang kan, lagian sarapan gak ngajak ngajak.
"Jangan gitu lah, lo kan baik hati, ramah dan tidak sombong, masa sama adiknya sendiri gak mau nganterin" Rayu Lana, tapi kan itu bukan salahnya, siapa suruh Lya gak tanya, jadi Lana kan gak ngasih tau.
"Kalo gitu lo tunggu sampe gue selesai makan! Itu sih ya kalo mau, kalo gak mau ya terserah lo sih"
"Iya-ya, lo pinter ambil kesempatan dalam kesempitan, udah tau adiknya rajin-nya selangit, kakaknya malah..."
"Gak terima lo? Yaudah sih, tinggal naik taksi kek ojek kek atau apalah, yang penting no bareng gue" Azlya mengoleskan selai coklat ke atas rotinya, sebenernya itu Lya kayak melupakan sesuatu, tapi apa? Lya gak inget sama sekali.
"Apa ya? Kayaknya penting, tapi gue lupa, bodo ah, nanti juga inget" ucap Lya dalam hati
"Lama bet lo kak, tinggal makan sat set sat set aja lama" omel Lana, makan dari tadi gak ada habisnya, kalo diitung itung Azlya kalo makan paling lama sekeluarga deh.
Selesai makan,Lya dan Lana berangkat menggunakan sepeda motor, sekolah Lya dan Lana itu searah, makannya nebeng aja biar hemat bensin dan uang jajan.
"Kak, gue nanti mau jalan dulu sama pacar, lo gak usah jemput"
"Lan, sebenernya gue juga males jemput lo" Lya lalu mengendarai motornya agar sampai sekolah.
Setelah sampai Azlya memarkirkan motornya di parkiran, matanya tak sengaja menagkap 2 orang laki laki yang tampak tak asing baginya"
"Lya!" Mendengar ada yang memanggil namanya, Lya kembali berbalik badan untuk mencari sumber suara, dan dugaannya benar, dia lagi dia lagi
"Kenapa?" tanyanya pada orang itu
"Gak papa" ternyata yang memanggilnya itu adalah Jefan
"Aneh"
"Ayo gue anter ke sampe depan kelas"
"Gak perlu, nanti kita dikira...."
"Pacaran? Emang itu tujuannya"
Hah! Apa tadi? Tujuannya pacaran apa maksudnya nih? Kok Lya jadi deg deg-an ya, Ya Allah ini Lya kenapa? Apa lagi salting? "Eh bentar bentar... Lo ngomong apa tadi?" kayaknya Lya salah denger deh tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jefan Azlya
Novela JuvenilTampan, rupawan, kaya, dan terkenal, pujian seperti itu sudah sering dilontarkan untuk seorang siswa yang bernama Jefano Argantara, memegang jabatan sebagai wakil ketua dari geng motor Dangerous membuatnya semakin dikenal banyak orang. Tapi... apaka...