24. Ngobatin

91 48 5
                                    

"Hah? Serius lo? Lo di kejar sama musuhnya Dangerous?" Amel syok mendengar cerita Lya

Sungguh diluar nastar dan membuat herman

"Iya" jawab Lya

"Kok bisa? Lo bikin masalah apa?" Tanya Andin

"Gak tau, gue keluar dari mall aja udah diikutin sama mereka"

"Wah, kayaknya lo udah jadi sasaran mereka deh, Ly" tebak Andin

"Jangan lah, gue takut kalo keluar rumah nanti"

"Trus trus, lo kok bisa selamat? Siapa yang nyelamatin?" Tanya Amel bertubi-tubi

"Pangeran berkuda putih jangan-jangan?" (Lifa)

"Ngaco lo, ya gak lah" Wendy menonyor kepala Lifa

"Gue diselamatin sama Dangerous" jawab Lya

"HAH? SERIUSAN LO?" Teriakan Amel mengundang perhatian seluruh penghuni kelas

"Tanya aja Irene, iya kan Ren?" Lya menyenggol lengan Irene

"Hm"

"Kok bisa mereka disana sih?" Tanya Lifa

"Di telpon Irene, Irene nelpon Bagas trus Bagas kasih tau yang lain" 

"Wah, kejadian luar biasa, musuh Dangerous, geng..... geng apa?" Tanya Amel

"Devilsman" (Lifa)

"Iya, Dekilmen..."

"DEVILSMAN" Koreksi Andin

"Iya itu maksudnya, ngikutin lo dan lo diselamatin sama Dangerous, kayaknya ada sesuatu deh Ly" (Amel)

"Sesuatu apaan?"

"Ya, lo kan gak ada hubungannya sama mereka nih, tiba-tiba mereka mau nyakitin lo, aneh gak sih?"

Semua ikut berpikir dengan pendapat Amel, memang ada benarnya, dari yang gak tau tentang mereka, tiba-tiba diserang

"Sasaran mereka udah dipastikan Lya" kata Irene

"Hah? Maksud lo?" Wendy tidak paham

"Ketuanya Rezan kan..... " 

"Hah? Ketua nya Rezan? Anak sebelah kan?" Amel memotong penjelasan Irene dan langsung mendapat tatapan tajam

"Bisa dengerin gue dulu kan?" (Irene)

"Bisa, bisa, lanjut"

"Bisa jadi Rezan ngiranya lo deket sama Jefan, secara Jefan musuhnya dan ya orang terdekat pasti diserang" Irene memberikan penjelasan sedetail mungkin supaya tidak ada pertanyaan

"Wah, bisa jadi tuh" (Andin)

"Tapi kan gue gak deket sama Jefan" bantah Lya

"Tapi lo pernah punya urusan sama Jefan kan?" (Amel)

"Ya iya, tapi kan udah selesai"

"Selesai menurut lo belum tentu selesai di mata orang lain" kata Andin

"Gue udah gak berurusan lagi sama dia"

"Iyakah? P3K yang ada di tas lo buat siapa kalo gak buat penyelamat lo itu" Irene dari tadi mengintip putih-putih di tas Lya, ternyata itu kotak P3K mini

"HELLO EPRIBADIH" Bastian masuk seenaknya seperti dia yang punya kelas

"Eh, ada kasti, eh maksudnya Basti" Bagas mendatangi Bastian "Ada apa kesini?" 

"Gue diutus pangeran Jefan untuk ngasih ini ke tuan putri Azlya" seluruh kelas kaget mendengar perkataan dari Bastian

"Pengawalku, ikuti pemimpinmu ini dan menuju meja tuan putri"

Jefan AzlyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang