Sekarang hari Minggu, banyak anak Dangerous berkumpul di markas mereka, lebih tepatnya rumah kedua bagi mereka agar bisa mendapatkan kebahagiaan.
"Woi Bang, balikin itu pulpen gue." Kenan lelah mengejar Elang yang mengambil pulpen kesayangannya.
"Yee, gue nemu kok tadi dibawah meja." Elang tak menghiraukan teriakan Kenan.
"Ya tapi itu kan punya gue, lari tadi trus ngumpet di bawah."
"Belajar sana! Baca sampe seabad juga gak bakal ada materi bolpen lari."
"Ntar gue yang buat materinya."
"Kek bisa aja lo."
"Gue tu pinter ya, bang."
Elang terus berlari di dalam markas kesana kemari, Kenan harus berusaha ekstra untuk mendapatkan bolpen bersejarahnya, hadiah pertama dari pacarnya.
"LANG! ADA PESENAN LO DATENG." Teriak Jefan dari luar.
"Gue gak pesen apa apa." Elang mengernyitkan dahi.
Elang memberikan pulpen itu kepada Kenan dan langsung berlari keluar.
"DASAR SENIORANJING." Teriak Kenan, sudah capek mengejar akhirnya dikasih, tau gitu gak perlu ia lari lari tadi.
Elang keluar dan melihat seorang kurir laki-laki sedang berdiri disamping motornya.
"Kenapa, Jef?" Elang menepuk bahu Jefan.
"Pesenan lo dateng."
"Gue gak pesen apa apa."
"Tapi itu tadi buat lo."
Elang mendatangi pak kurir, ditangan kurir itu ada sebuah kotak dibungkus plester hitam dan ada rincian pembelian yang tertempel disana.
"Dengan mas Elang Saestu?" Tanya kurir itu.
"Iya."
"Ini pesenannya mas."
"Eh, makasih pak." Elang ragu-ragu menerima paket itu.
"Pesen apaan, Lang?" Tanya Gilang.
"Gue udah bilang, gue gak pesen apa apa." Elang sudah muak, ditanyai seperti itu.
"Buka aja " kata Jefan penasaran.
Elang menyobek plester hitam tersebut dan "Ada gunting gak? Gak bisa dibuka ini."
"Yee, lembek lo " Jefan mengambil kotak itu dan menyobeknya dalam sekali tarik.
"Nih." Jefan menyodorkan sebuah kotak berwarna hitam pada Elang.
"Lah, kok gue?"
"Siapa tau santet, kalo lo aman baru gue liat."
"Tak berfaedah lo, Jef."
Elang membuka kotak berwarna hitam tersebut "ALLAHUAKBAR" Elang langsung menutup dan membuang kotak hitam itu asal.
"Kenapa, Lang?" Gilang panik melihat kembarannya ketakutan.
"Ko-tak, k-ko-taknya."
"Apasih nyet?"
"Buka sendiri gue mau cuci tangan dulu." Elang segera berlari ke arah dapur.
"Adek lo kenapa, Gil?" Jefan melihat ke arah Gilang.
"Mana gue tau."
Gilang mengambil kotak hitam dan duduk di depan Jefan, penasaran isi dari paket tersebut.
"Buka cepet!"
"Sabar, Jef."
Setelah membuka kotak itu, Jefan dan Gilang sama terkejutnya dengan Elang, di dalam kotak ada 2 foto, satu logo Dangerous dan satunya lagi foto semua anggota Dangerous, bukan hanya itu, di dalamnya juga ada bangkai tikus yang baunya sangat menyengat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jefan Azlya
Teen FictionTampan, rupawan, kaya, dan terkenal, pujian seperti itu sudah sering dilontarkan untuk seorang siswa yang bernama Jefano Argantara, memegang jabatan sebagai wakil ketua dari geng motor Dangerous membuatnya semakin dikenal banyak orang. Tapi... apaka...