Maaf kalo typo masih tersebar di penjuru paragraf
Semakin dekat mereka melihat ada beberapa orang sedang berdiri di dekat jurang, mereka seperti sedang melihat ke bawah.
"TOLONG."
Setelah mendekat ternyata yang meminta tolong adalah Azlya dan teman-temannya.
"KALIAN KOK BISA KAYAK GINI SIH?" Gilang langsung panik melihat Azlya yang bergelantungan di akar pohon.
Paling menakutkan di bawahnya ada jurang.
"Tolongin gue dong." Azlya bertahan di akar pohon, entah sampai kapan tenaganya masih kuat.
"LY, TETEP PEGANGAN YA!"
"KALIAN TOLONGIN DONG, MALAH BENGONG, GAK LIAT APA TEMEN GUE LAGI DALAM BAHAYA." Amel sudah dalam fase gak bisa sabar dan pengen marah-marah.
"Ly, pegang tangan gue." Jefan tanpa aba-aba melempar tas digendongannya, pikirannya seakan hanya untuk Lya seorang.
"Gak nyampe."
"MAU SELAMET GAK? AYO PEGANG!" Jefan makin menurunkan tangannya.
Sedikit lagi, dikit lagi, beberapa centi lagi, Jefan berhasil memegang tangan Lya.
Sedikit terangkat, Revan memegangi tangan yang sebelahnya lagi, mereka menarik dengan sekuat tenaga, dan akhirnya Azlya berhasil naik keatas.
"Sumpah gue takut banget." Azlya memegangi tangan Wendy, bisa dirasakan tangannya gemetar sekarang.
"Lagian lo kenapa bisa gelantungan gitu sih?" Tanya Elang.
"Jelasin." Azlya mengkode teman-temannya, ia masih mencoba menenangkan diri nya.
"Tadi kita mau ambil kain coklat di pohon itu, gak deket-deket jurang banget kan? Tapi ada yang dorong Lya sampe jatuh, pelakunya langsung lari, Lya berdiri trus karena gak tau kalo belakangnya udah mepet jurang, dan ya Lya kepeleset dan habis itu kalian dateng." Lifa menjelaskan dengan rinci kejadian yang terjadi barusan.
"Ciri-ciri orang yang dorong Lya gimana?" Bastian memiliki tersangka yang ia yakini bahwa dialah pelakunya.
"Dia pake baju serba hitam, trus pake topeng, rambutnya panjang dan body nya tuh mirip cewek gitu." Ujar Amel mencoba mendeskripsikan orang yang mendorong Lya tadi.
"Kalian ngobrol dari tadi ngerasa kayak ada yang hilang gak sih?" Ailen menatap teman-temannya yang lain.
"Ail, Rev, Jef, Gil, Ken, Bas, gue, kelompok kita lengkap kok." Ujar Elang setelah menghitung anggota kelompoknya.
"Kelompok gue Amel, Lifa, Oliv, Nara, Aur, Lya, gue, Ir.... OMO, IRENE MANA? DIA GAK ADA!" Wendy panik, bagaimana tidak, salah satu temannya ada yang hilang.
"SUMPAH KAK IRENE BENERAN ILANG?!" Lifa melebarkan matanya.
"KAK! KAK IRENE." Teriak Oliv dari atas jurang.
"Kita tadi fokus banget sama kak Lya, jadi yang lain lupa." Aurel merasa cemas dengan kakak kelasnya.
"IRENE!" Teriak Wendy "Gue harus ngomong apa ke mamanya Irene?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jefan Azlya
Teen FictionTampan, rupawan, kaya, dan terkenal, pujian seperti itu sudah sering dilontarkan untuk seorang siswa yang bernama Jefano Argantara, memegang jabatan sebagai wakil ketua dari geng motor Dangerous membuatnya semakin dikenal banyak orang. Tapi... apaka...