52. Perjuangan Lya

55 24 19
                                    

Tandai Typo gess~~

Hari berganti, sudah seminggu Azlya tidak menyapa Jefan, begitupun sebaliknya

Ia sudah berusaha mengumpulkan bukti-bukti

Namun, yang ia tidak mendapat apa-apa

Lelah

Ingin menyerah

Namun ia tak ingin kalah

Azlya baru saja memasuki kelas, wajahnya lesu, kantung matanya besar serta ada mata panda

"Ly! Gue punya kabar bagus buat lo" kata Wendy

"Kabar apa?"

"Gue sama Irene cek ketempat yang lo kasih tau kemarin, dan beruntungnya disana ada CCTV, kita bisa cek rekamannya"

"Serius?" Perasaan senang membuncah, semoga dengan rekaman itu ia bisa memperbaiki hubungannya dengan Jefan

"Kalian berdua bisa cek kesana nanti sore" ujar Irene

"Kita doang? Lo gak ikut?" Tanya Lya

"Enggak, gue ada urusan"

"Urusan mulu dari dulu"

"Biasalah orang penting" ujar Irene dengan nada sombong

"Sipaling orang penting"

"Ly, nanti sekitar jam 4 aja kesananya" kata Wendy

"Oke"

*JEFANAZLYA*

"Yaampun Jefan kamu ini bener-bener sehari gak bikin saya darah tinggi itu gak bisa apa?" Pak Agus berlari-lari mengejar Jefan yang mengambil wignya

"Pak, saya cuman minjem bentar pak, nanti saya balikin lagi" Jefan memutar-mutar wig  ke atas

"Berhenti Jefan, saya capek ngejar kamu" ujar pak Agus dengan napas ngos-ngosan

"Idih, siapa juga yang mau dikejar bapak, mending bapak ngejar cewek daripada ngejar saya yang jelas-jelas gak mau"

"Kurang ajar! Sini kamu" pak Agus menambah kecepatan larinya

Bruk

"Aw" Jefan menabrak seorang perempuan

"S-sorry, gue gak sengaja" Jefan melihat siapa orang yang ditabraknya

"Lo, ngapain lo di tengah jalan?"

Nadin berdiri sambil membersihkan roknya "Kamu yang jalan gak liat-liat!" Sarkas Nadin

Jefan sedikit kaget ketika Nadin berbicara dengan nada yang agak tinggi dari biasanya

"Ya sorry, gak sengaja"

"Gak situ gak temennya sama-sama ngeselin" Nadin menghentakkan kakinya ke lantai

Pagi-pagi buta dia sudah dibuat kesal dua kali, benar-benar hancur moodnya pagi ini

"Kenapa tu cewek, gak biasanya" Jefan berbalik dan langsung mendapati pak Agus yang menjewer telinganya

"Aduh pak, sakit pak lepasin" Jefan memegangi tangan pak Agus yang menempel di telinganya

"Nah, bandel banget sih kamu, ikut saya sekarang, hormat bendera kamu sampe istirahat selesai" pak Agus menarik Jefan ke tengah lapangan upacara yang sedang panas-panasnya

"Berdiri disini, sebelum bel bunyi jangan coba-coba kabur"

"Iya-iya pak"

Alhasil Jefan hormat bendera dengan pasrah, parahnya lagi matahari sedang mengumbar panasnya yang dasyat

Jefan AzlyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang