78.epilog

360 15 7
                                    

*5 tahun kemudian

"Umma!!"teriak anak kecil itu,memanggil sang ibu.

"Ada apa Zaid?"tanya Athira yang baru saja datang dari dapur.

Ya anak kecil itu bernama ZAID. ZAID ZUHAIR AL-FATIH.anak pertama dari pasangan Gibran dan Athira,yang kini berumur ± 4 tahun.

"Umma,aid mau naik odong-odong"rengek nya kepada sang umma dengan wajah memelasnya.

"Tunggu abu pulang dulu ya"ucap Athira menenangkan sang putra dengan lembut.

"Aid maunya sekalang!!"rengek nya dengan suara yang semakin besar serta tangisan yang semakin menjadi-jadi.

"Umma,telpon Tante Ana dulu ya"

Athira pun berlari menuju meja makan untuk mengambil handphone nya untuk menghubungi sang Adik perempuannya.

"Assalamualaikum"ucap seorang lelaki dengan baju Koko,sarung,peci serta sorban di pundaknya.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh"balas Athira lalu bergegas menyambut lelaki itu.dengan segera Athira mengecup punggung tangan lelaki itu.

"Zaid mana?"tanya lelaki itu tak lain dan tak bukan adalah Gibran.

"Tuh lagi nangis di dalam pengen naik odong-odong katanya."ucap Athira menceritakan sedikit tentang putranya hari ini.

"Zaid,abu udah pulang nih!!"

Zaid kecil yang mendengar seruan dari umma nya itu pun dengan cepat berlari menuju tempat dimana abu dan umma nya berada dengan air mata yang masih berjatuhan."Abu!!!"serunya sambil berlari menuju Gibran.

"Kata umma,Zaid mau naik odong-odong ya"ucap Gibran setelah menggendong putranya itu.zaid pun mengangguk seraya mengusap air matanya.

"Abu,mau bawa Aid buat naik odong-odong?"tanya Zaid seraya mendongakkan kepalanya memandang wajah sang Abu.

"Zaid,abu itu baru pulang ngajar nanti aja ya"ucap Athira dengan nada yang pelan.

"Aid maunya sekalang!!"

"Udah nggak papa sekarang aja,"

"Mungkin besok aku udah nggak bisa lagi ngajak dia buat pergi,"

"atau bahkan buat ketemu sama anak kita dan kamu aja mungkin nggak bisa"lanjutnya,dan membuat Athira membulatkan matanya terkejut.

"Heh,jangan bilang kayak gitu!!"Athira memukul lengan Gibran.

"Bercanda aja kok"

"Bercanda-bercanda,nanti kalo beneran gimana.ucapan itu adalah doa loh"ucap Athira lalu meninggalkan Gibran.karena jujur saja ia tak suka jika Gibran selalu mengatakan itu.

Memang akhir-akhir ini Gibran sering kali membicarakan tentang kematian,membayangkan dirinya jika mari nanti dan itu benar benar hal yang tak di sukai oleh Athira.

***
Setelah sholat magrib Athira dan Gibran mengajak Zaid untuk pergi naik odong-odong seperti yang ia inginkan tadi sore.

Kini mereka bertiga sudah sampai di tempat tujuan.malam ini bukan hanya mereka bertiga tetapi orang tua dari Athira dan Gibran pun berkumpul saat ini bahkan keluarga Athira juga.entah mengapa malam ini rasanya meraka semua ingin sekali bertemu.

Sebari menunggu Zaid yang kini sedang memuaskan dirinya dengan naik odong-odong kini Athira berniat untuk meninggalkan Zaid bersama gibran di sana dan menghampiri keluar mereka yang tak jauh dari tempat Zaid sedang naik odong-odong.

"Assalamualaikum"ucap Athira dengan riangnya.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh"balas semuanya.

Takdir Untuk Athira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang