52.mulai berharap

60 10 14
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

[usahakan follow dulu sebelum baca]
🌷
Jangan lupa tinggalkan jejak ya!!
Rekomendasiin cerita ini ketemen kalian juga ya
.....

"Izinkan aku untuk menjagamu melalui do'a ku"

-Muhammad Idzam Maulana-

"Biarkan waktu yang menjadi jawaban dari semuanya"

~Athira Ardilla Putri~

☘️☘️☘️

Siang itu selepas pulang dari diskusi Athira dan Kinara serta yang lainnya bergegas untuk menuju mushola asrama karena sudah memasuki waktu sholat Dzuhur.

Semuanya berlarian menuju musholla.tak ada yang saling menghiraukan,semuanya sibuk dengan diri sendiri.

Suara hitungan dari OSMA sudah terdengar semuanya semakin di buat rusuh.

Setelah semuanya sudah berkumpul di mushola, sholat Dzuhur pun mulai di laksanakan.

Tak menunggu waktu yang lama mungkin mereka hanya membutuhkan setengah jam untuk selesai melaksanakan shalat Dzuhur serta Dzikir.

Setelah semuanya selesai,semuanya beralih mengambil Al-Qur'an dan muroja'ah.

Athira kembali menuju ke mushola dengan Al-Qur'an di tangan nya.

"Wih Qur'an baru nih"ucap Kinara menggoda nya.

"Hmm"

"Ra,metode menghafal Al-Qur'an baru kamu sama yang dulu itu sama?"tanyanya.

"Ya sama,"balasnya seraya mengangguk.

"Mushaf nya juga sama"balasnya singkat, lalu beranjak mencari tempat duduk.

Waktu berlalu begitu cepat sampai Athira tak sadar bahwa sekarang sudah menunjukan pukul 15:21.ia pun tak sempat untuk makan siang karena nikmatnya dalan muroja'ah.setelah sadar bahwa ia terlalu lama di mushola ia pun beranjak menuju tempat wudhu karena memang sudah dekat waktu untuk sholat ashar.

***
"Na,kamu udah setoran belum?"tanya Athira kepada Kinara.karena jujur saja sudah lama sekali ia menunggu Kinara bahkan sampai ia tertidur.

"Hehehe,belum"ia menggaruk tengkuk kepalanya sambil cengengesan.

"Ya Allah Na,"

"Udah sana setoran.saya udah capek nunggu nih"Athira mulai mengeluh.jika saja Kinara tak memintanya untuk menunggu maka ia pasti sudah pergi.

Pada hakikatnya menunggu tanpa kepastian adalah sesuatu yang sia-sia dan menyakitkan.

Kinara beranjak dari tempat duduk nya dan mendekat kearah dimana ustadzah Nafisa berada.

Tak membutuhkan waktu yang lama Kinara sudah selesai menyetor hafalannya.ia kembali menuju ke tempat duduknya yang tadi.

Saat sampai di mana tempat ia duduk bersama Athira tadi ia sudah menemukan Athira duduk menyenderkan tubuhnya pada dinding dengan posisi Al-Qur'an yang menutup mukanya.

Ya Athira sedang tertidur dengan posisi duduk.

"Ra, bangun.saya udah selesai hafalan"Kinara menggoyang tubuh Athira,dan syukur nya Athira langsung terbangun.

Dengan segera ia bangun dari tempat duduknya mengusap matanya lalu berjalan keluar dari Mushola.

"Eh,ini kertas apa?"Kinara bertanya-tanya pada dirinya setelah menemukan kertas terjatuh saat Athira bangun dari duduknya.

Kinara melipat kertas itu menjadi lipatan kecil dan membawanya sampai ke kamar asrama.

"Ra,ini ada kertas yang jatuh tadi waktu kamu bangun"ucapnya setelah sampai di kamar asrama.

Mendengar ucapan Kinara membuat Athira langsung mengambil alih lipatan kertas kecil dari tangan Kinara.

"Emang itu kertas apa,Ra?"tanyanya kebingungan karena melihat tingkah Athira yang tiba-tiba seperti itu.

"Bukan kertas apa-apa kok,"ia berusaha untuk tidak gugup dalam berbicara agar Kinara tak curiga.

"Cuma motivasi dari abang Ihkam aja"lanjutannya.dan di balas dengan anggukan oleh Kinara.

"Ya udah,kita pergi ngantri buat mandi yuk"ajak Kinara.

"Duluan aja"balasnya sambil sibuk menata bukunya.

"Hmm,ya udah,saya duluan"setelah mengucapkan itu kinara keluar dari kamar itu.

Athira yang sudah merasa Kinara sudah tak ada di kamar itu,ia meninggalkan tempat bukunya.

ia duduk di tepi ranjangnya melihat apa isi kertas itu dan sungguh ia yakin jika kertas itu adalah kertas yang berada di dalam Al-Qur'an yang di berikan oleh Idzam.

Ia membuka lipatan kertas itu menelisik isinya.

"Izinkan aku untuk menjagamu melalui do'a ku"

Perasaan Athira yang tadi merasa gugup berubah menjadi senang dan menampakan senyuman manisnya karena isi kertas itu.

Selang beberapa detik ia kembali bingung,mengapa Idzam bisa menulis itu,dan mengapa ia memberikan Al-Qur'an itu kepada Athira.

Rasanya Athira sudah mulai berharap kepadanya dengan semua yang ia katakan mulai dari ingin menjaga dengan cara menjauh dan ingin menjaga melalui do'a,membuatnya semakin luluh dan mulai berharap.

Bahkan Athira merasa bahwa Idzam sudah menaruh perasaan pada nya--jangan kepedean deh Ra--.

Bagaimana ia tak merasa jika Idzam menyukainya,dengan semua perkataan yang ia kirimkan,ia mengatakan ingin menjaga dengan menjauh dan itu ia lakukan.

Entahlah ia masih merasa bingung,dengan semua keadaan ini.

"Aku merasa bingung dengan semua ini,dengan sikap mu"gumamnya pada dirinya.

"Aku tak tau ingin mengatakan apa,dan melakukan apa.maka dari itu,"

"Biarkan waktu yang menjadi jawaban dari semuanya."

Saat ini ia memang senang membaca pernyataan itu,namun disisi lain ia juga memikirkan apa yang di katakan oleh Abangnya.bahwa Idzam adalah seseorang lelaki yang friendly dan mudah bergaul dengan perempuan.

Bisa saja bukan jika Idzam juga mengirimkan kata-kata seperti ini pada perempuan lainnya.

Tapi sejujurnya ia sudah mulai berharap,dan perasaan itu tak dapat ia bohongi.

Hati-hati Ra,jangan terlalu percaya.

Jangan lupa bersyukur untuk hari ini

Sholawat nya juga jangan lupa ok!!!

*•اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ*

See u🙌

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh 🖤

Takdir Untuk Athira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang