PART 2

2.9K 166 1
                                    

Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...

---------------------------------------
RESTU

Nana hanya bisa pasrah ketika dia pergi ke rumah orang tuanya dan mendapati kedua orang paruh baya tersebut ternyata sedang berada di rumah. Nana kira dengan dia pergi ke rumah orang tuanya di jam siang seperti ini dia akan aman dari interogasi orang tuanya, nyatanya dia salah. Justru, kedua orang tuanya masih berada di rumah.

Alhasil, beginilah kondisi Nana sekarang, duduk di hadapan kedua orang tuanya yang tengah memandang anak sematang wayang mereka itu dengan tatapan yang tegas.

"Tumben sekali kamu pergi ke rumah Bunda sama Ayah di hari kerja seperti ini? Gak ke kampus kamu?"

Pertanyaan yang berasal dari bundanya itu sontak membuat Nana menjadi sulit meneguk air liurnya sendiri. Bundanya yang bernama Sasmita Putri atau yang kerap di panggil orang-orang dengan sebutan Mita itu adalah seorang dosen di Universitas Negeri di Jakarta. Universitas yang terkenal dengan sebutan kampus terbaiknya di Jakarta.

Sama seperti bundanya, Ayahnya juga seorang pengajar yang bergelar guru besar di Universitas yang sama seperti bundanya. Ayahnya bernama Adi Pranata Admodjo. Jadi, dapat di katakan bahwa mereka semuanya menggeluti bidang yang sama.

Jujur saja, di kondisi seperti ini, Nana sangat-sangat takut jika di hadapkan dengan kedua orang tuanya. Apalagi sikap tegas dan disiplin dari kedua orang tuanya itu benar-benar membuatnya gentar.

"Nana?"

Di saat seperti ini tidak mungkin untuk Nana membohongi kedua orang tuanya. Alhasil, Nana pun menghela nafasnya terlebih dahulu seraya menatap kedua orang paruh baya di hadapannya. "Aku gak kerja, bun. Aku mengajukan cuti mengajar untuk sementara waktu ke pihak kampus."

"Cuti?" sahut ayah Adi dengan kening mengkerut.

Nana pun mengangguk cepat merespon ucapan sang ayah. "Iya, yah."

"Alasannya apa?"

Mendengar pertanyaan yang di lontarkan oleh ayahnya, membuat Nana terdiam beberapa saat. "Aku hanya ingin menenangkan diri dari semua pekerjaan ku di sini. Gak lama, cuman satu bulan. Setelah itu, aku akan kembali lagi dengan segala aktivitas yang aku lakukan sebelumnya."

Baik bunda Mita dan ayah Adi saling berpandangan satu sama lain. Mereka seperti saling membaca pikiran masing-masing.

"Sepertinya ada banyak hal yang bunda dan ayah lewatkan. Tapi, mendengar kamu ingin menenangkan diri seperti ini, bunda dan ayah tidak masalah. Asalkan kamu nantinya tidak melupakan tugas dan tanggung jawab kamu di sini" ucap bunda Mita.

"Jadi, kamu ingin pergi kemana?" timpal ayah Adi.

Nana yang mendengar itu seketika meringis. Jujur saja, sampai detik ini dia masih belum menemukan tempat yang pas untuk dia melakukan healing. Dan dengan bodohnya dia sudah mengajukan cuti mengajar dan sudah mendapat acc dari pihak kampus tempatnya mengajar.

"Nana? Jangan bilang kamu belum tau mau pergi kemana?" tebak ayah Adi.

Nana pun sontak mengangguk kaku.

"Astaga, Nana! Kamu sudah mengajukan cuti, tapi sampai saat ini kamu masih belum tau ingin pergi ke mana?" syok bunda Mita.

Ayah Adi yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Kamu ini, Na. Makanya buat perencanaan yang matang dulu. Kalau begini malah masa cuti kamu habis karena kebingungan kamu sendiri" decak bunda Mita.

"Kenapa gak pergi ke Bandung aja? Ke tempat paman dan juga bibi kamu. Bandung banyak tempat yang bagus. Cocok dengan niat kamu itu" saran ayah Adi.

"Bandung? Maksud ayah paman Danu dan juga bibi Ayu?" tanya Nana.

"Iya, Danu dan Ayu. Kamu tinggal di rumah mereka saja. Rumah mereka cukup jauh dari pusat kota. Tapi, jangan salah. Justru tempat yang jauh dari pusat kota itu menjadi tempat yang cocok buat kamu menenangkan diri. Kamu butuh tempat yang tenang dan sejuk. Dan lokasi tempat tinggal Danu dan Ayu adalah tempat yang cocok buat kamu. Dan ayah merasa lebih aman jika kamu bersama mereka, di banding kamu seorang diri."

Nana sempat terdiam beberapa saat ketika mendengar ucapan ayahnya. Namun, setelah itu Nana seketika tersenyum cerah. Menurutnya, pergi ke tempat paman dan bibinya di Bandung bukanlah hal yang buruk.  Lagi pula, dia sudah sangat lama tidak berkunjung ke sana.

"Baiklah. Sepertinya aku sudah tau ingin pergi kemana. Bandung menurutku bukan ide yang buruk untuk menenangkan diri."

Bunda Mita dan Ayah Adi yang melihat itu sontak tersenyum kecil. Meski mereka berdua kadang bersikap tegas kepada Nana, jika melihat Nana seperti ini, mereka akan menganggap Nana sebagai seorang anak kecil.

"Jadi, kapan kamu akan berangkat?" tanya bunda Mita.

"Hari ini. Hari ini juga aku akan berangkat ke Bandung. Bukankah lebih cepat lebih bagus?" jawab Nana dengan tersenyum penuh arti.

"Baiklah. Ayah akan menghubungi paman dan juga bibimu jika kamu hari ini akan pergi ke tempat mereka" ucap ayah Adi.

"Makasih, Ayah" sahut Nana dengan tersenyum.

Nana benar-benar tidak sabar untuk segera pergi ke Bandung. Ketika sampai di sana, dia benar-benar ingin menenangkan dirinya dari segala yang selama ini tersangkut di kepalanya.

"Bandung! I'am coming!"

-bersambung-

What Happened in Bandung? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang