PART 11

1.8K 136 0
                                    

Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...

-------------------------------------
MENJAUH?

Masih teringat jelas di ingatan Nana tentang kejadian kemarin, di mana perempuan bernama Ningsih itu melabrak dirinya karena lelaki bernama Aldo.

Rasa kesal yang sempat berkurang itu pun kini kembali memupuk semakin banyak. Gara-gara Aldo, liburannya di kampung paman dan juga bibinya menjadi berantakan. Tidak ada liburan yang indah, yang ada hanya kekesalannya.

Kini, Nana tengah duduk di teras rumah sang paman sambil melihat beberapa warga yang lewat dengan sepeda mereka sambil membawa hasil panen.

Pandangan Nana seketika terfokus kepada handphonenya yang berada di atas meja. Handphone berlogo apel itu menyala ketika ada sebuah pesan dari nomor asing yang masuk ke sana. Nana yang melihat itu tentu saja mengkerut bingung ketika melihat nomor asing tersebut.

+628125457****

Hai, Nay. Ini aku, Aldo.
Maaf, baru menghubungi kamu sekarang. Oh iya, apa kamu sibuk? Jika kamu tidak sibuk, aku mau mengajak kamu pergi ke sebuah tempat. Seperti kesepakatan kita sebelumnya, aku akan mengajak kamu berkeliling kampung sebagai penebusan maafku kepada kamu. Bagaimana? Apa kamu mau?

Nana yang melihat isi pesan itu seketika terdiam. Namun, setelah beberapa saat dia meletakkan handphonenya kembali ke atas meja. Melihat pesan yang ternyata dari Aldo tersebut membuat Nana menjadi semakin teringat kejadian kemarin.

Helaan nafas kasar Nana hembuskan sambil menyandarkan punggungnya di sebuah kursi kayu.

"Teh!"

Nana benar-benar terkejut ketika mendengar suara seseorang yang memanggilnya.

Melihat sang pelaku yang memanggil namanya, membuat Nana langsung melototkan matanya ke arah orang tersebut. "Bisa gak sih dek kalau manggil jangan ngagetin teteh!"

"Loh? Teteh kaget? Perasaan aku manggilnya biasa aja deh, kok jadi kaget?" bingung Bagus.

Nana pun mendelik kesal ke arah adik sepupunya itu. "Kenapa manggil-manggil teteh?"

"Itu loh, teteh di panggil sama ibu" beritahu Bagus.

"Emang kenapa bibi manggilin teteh?" tanya Nana heran.

"Ya mana Bagus tau. Makanya teteh ke dapur aja datengin Ibu" jawab Bagus sambil mengendikkan kedua bahunya.

"Ya di tanya dong, gimana sih" dumel Nana sambil bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah dapur menghampiri sang bibi.

"Lah? Kumaha jadi aing yang di geroan?" gumam Bagus bingung.

******

Nana yang sudah sampai di dapur itu pun langsung bisa melihat bibinya yang tengah menyiapkan sebuah makanan ke dalam rantang.

"Bibi ..."

Panggilan dari Nana berhasil membuat sang bibi mendongak dan kemudian tersenyum. "Eh, teteh! Teh, bibi boleh minta tolong gak sama teteh?"

"Boleh. Minta tolong apa, bi?" tanya Nana.

"Bibi minta tolong antarkan rantang makanan ini buat paman kamu di sawah. Bibi gak bisa nganter, soalnya bibi habis ini mau ke pasar beli bahan-bahan makanan buat pesanan tetangga" jawab bibi Ayu.

What Happened in Bandung? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang