Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...----------------------------------------
JANTUNG BERDEBAR-DEBARAldo saat ini tengah menatap tampilannya di depan sebuah cermin besar sambil beberapa kali merapikan tatanan rambutnya.
Aldo tersenyum senang ketika dia melihat tampilannya yang sudah rapi dan pantas di lihat di cermin. Tidak ada lagi wajah yang lemas dan bibir yang pucat seperti kemarin, yang ada hanya wajah segar dan juga tampan yang nampak di wajah miliknya.
Setelah di rasa penampilannya sudah pas, Aldo segera melangkahkan kakinya untuk pergi ke suatu tempat, tak lupa dia mengambil mengambil kunci motor kesayangannya yang berada di atas meja ruang tamu.
Selepas itu, Aldo pun mengendarai motor merahnya yang sudah dia panaskan sebelumnya dan pergi ke tempat tujuannya.
Di perjalanan, secara tak sengaja mata Aldo menangkap sesuatu yang sangat dia kenal. Tanpa pikir panjang, Aldo menghentikan laju motornya.
"Nay? Kamu dari mana? Kenapa sendirian?"
Di sisi lain, Nana yang tengah berjalan seorang diri sontak terkejut ketika mendengar suara seseorang yang berada di belakangnya. Mendengar itu, tentu saja Nana langsung membalikkan badannya dan menatap pelaku yang memanggilnya tadi.
"Loh? Aldo?"
Nana begitu terkejut ketika melihat bahwa Aldo lah yang memanggilnya. Bukannya lelaki itu kemarin masih sakit? Kenapa sekarang malah di sini bersama dengan motor kesayangannya? Itulah pertanyaan yang ada di kepala saat ini. Dia begitu bingung terhadap keberadaan Aldo di sini.
"Do, bukannya kamu kemarin masih sakit? Kok udah jalan aja? Apalagi berani naik motor begini" tanya Nana.
Aldo yang mendengar pertanyaan tersebut sontak terkekeh. "Pertanyaan aku aja belum kamu jawab, tapi kamu udah nanya sama aku."
"Kamu tenang aja, aku udah sembuh. Kayanya berkat bubur yang kamu bawain kemarin deh" canda Aldo.
"Syukurlah kalau kamu udah sembuh. Aku kemarin khawatir sama kamu, apalagi kamu sakit begitu setelah habis jalan sama aku" sahut Nana lega.
"Aku sakit bukan karena kamu, Nay. Aku sakit ya karena udah waktunya sakit aja" ucap Aldo menenangkan agar gadis di depannya tidak merasa bersalah.
"Emang kamu punya jadwal sakit?" kekeh Nana.
"Aku punya. Hebat kan aku?" kekeh Aldo.
Nana yang mendengar itu pun sontak tertawa. "Ada-ada aja kamu, Do."
"Nay, kamu belum jawab pertanyaan aku loh tadi" ucap Aldo mengingatkan gadis di depannya.
Nana lalu menepuk keningnya pelan. "Astaga! Sorry! Aku habis jalan-jalan aja, Do. Bosen di rumah. Paman, bibi, sama Bagus lagi pergi ke kota katanya ada mau di beli buat si Bagus. Tadi ngajak sih, cuman aku malas aja ikut."
"Terus sekarang kamu mau ke mana?" tanya Aldo.
"Mau pulang aja sih kayanya, bingung juga aku mau ke mana" sahut Nana.
"Mau ikut aku gak?" ajak Aldo.
"Kemana?" tanya Nana.
"Ke kebunnya kakek. Kebetulan di sana udah banyak buah-buahan yang siap panen, sekalian aja kita panen" jawab Aldo.
Nana langsung tertarik dan juga tergiur ketika mendengar jawaban dari Aldo. Tanpa pikir panjang, Nana pun menganggukkan kepalanya. "Mau, Do. Mau ikut. Eh tapi kamu tadi mau ke mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
What Happened in Bandung? (END)
ChickLitNana kira dengan pergi berlibur ke tempat sang paman di kota Bandung akan membuat masa healingnya berjalan dengan damai. Namun, dugaannya salah. Pertemuannya dengan seorang lelaki bernama Aldo membuat hari Nana menjadi kacau. Namun, Bagaimana jadin...