Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...----------------------------------
TERINGAT DIAJika ada kata yang bisa menggambarkan bagaimana perasaan Nana sekarang, mungkin saja kata itu yang pantas di sematkan dengan perasaan yang di rasakan oleh Nana saat ini.
Benar kata orang, salah satu cara untuk meluapkan emosi yang berada di dalam diri setiap orang salah satunya adalah dengan berteriak.
Teriakan yang Nana luapkan ketika dia berada di curug ternyata benar-benar membawa sedikit perubahan dalam diri gadis itu. Emosi yang sudah lama di pendam akhirnya sedikit demi sedikit berkurang, meskipun tidak semuanya berkurang, tetapi yang di lakukannya tadi cukup membuat dirinya menjadi lebih tenang.
Nana benar-benar berterima kasih kepada Aldo. Tanpa laki-laki itu, mungkin dia tidak akan menemukan tempat seindah itu di sini dan nilai plusnya dia merasa dirinya jauh lebih tenang di banding sebelumnya.
Nana menatap Aldo yang kini sedang meletakkan helm yang dia gunakan sebelumnya di bagian tengah motor tersebut.
"Aldo ..."
Yang empunya ketika mendengar namanya di panggil langsung menatap ke sumber suara. "Iya? Ada apa, Nay?"
"Nay?" ulang Nana dengan kening yang mengkerut.
"Bukannya nama kamu Nayshila Zamira? Itu nama panggilan dari aku untuk kamu" jelas Aldo.
Nana menjadi terdiam ketika mendengar ucapan Aldo. Sedangkan Aldo yang melihat keterdiaman Nana itu berpikir jika gadis itu tidak menyukai panggilannya.
"Kamu gak suka sama panggilannya? Kalau kamu gak suka, aku bisa memanggil kamu dengan sebutan yang biasa orang-orang gunakan."
Ucapan dari Aldo itu berhasil membuat Nana tersadar. "Mm, bukan seperti itu. Hanya saja, aku merasa familiar dengan panggilan yang kamu gunakan tadi. Aku hanya merasa seseorang dulu pernah memanggil ku dengan sebutan itu."
Jika tadi Nana yang terdiam, maka kini sebaliknya, Aldo lah yang menjadi terdiam karena ucapan Nana.
Nana yang melihat Aldo yang terdiam itu pun menjadi bingung. "Aldo?"
Nana semakin bingung ketika panggilannya tidak mendapatkan respon dari lelaki itu. "Aldo?"
"ALDO!"
Suara nyaring dari Nana berhasil membuat Aldo tersadar dan menatap gadis di depannya itu dengan tatapan yang terkejut.
"Kenapa, Nay?"
"Seharusnya aku nanya kaya gitu sama kamu. Kamu yang kenapa? Di panggil kok gak nyahut-nyahut" sahut Nana heran.
"Ah itu, gak papa. Aku cuman baru ingat kalau ada sesuatu yang harus aku kerjakan setelah ini" alibi Aldo.
Meskipun tak sepenuhnya percaya, Nana akhirnya mengangguk. "Oh iya, makasih ya udah ngajak ke tempat bagus kaya tadi. Tapi, kesepakatan kita gak selesai sampai di sini ya."
"Sama-sama, Nay. Kamu tenang aja, kalau kamu butuh sesuatu, kamu bisa hubungi aku" sahut Aldo.
"Bukannya aku ganjen ya pake minta nomor kamu segala. Tapi, gimana caranya aku hubungin kamu, sedangkan nomor kamu aja aku gak punya" ucap Nana dengan tangan yang bersedekap di dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
What Happened in Bandung? (END)
ChickLitNana kira dengan pergi berlibur ke tempat sang paman di kota Bandung akan membuat masa healingnya berjalan dengan damai. Namun, dugaannya salah. Pertemuannya dengan seorang lelaki bernama Aldo membuat hari Nana menjadi kacau. Namun, Bagaimana jadin...