PART 36

1.3K 92 1
                                    

Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...

------------------------------------------
KEPULANGAN NANA

Perasaan Nana saat ini benar-benar berantakan. Semenjak dia mengetahui fakta mengenai Raka, waktu liburannya yang masih tersisa beberapa hari di kampung ini dia biarkan begitu saja dan memilih untuk pulang detik itu juga saat dia mengetahui semua kebenaran mengenai Raka.

Paman Danu, bibi Ayu dan Bagus menatap Nana dengan tatapan bertanya-tanya. Mereka masih terkejut ketika gadis itu meminta izin untuk pulang. Padahal yang mereka tau, waktu liburan gadis itu di sini belum selesai. Mereka sebenarnya hendak bertanya lebih lanjut. Namun, karena melihat wajah Nana yang terlihat panik, mereka menjadi enggan untuk menanyakannya.

"Paman, bibi, Bagus, maaf kalau teteh pulang dadakan seperti ini" ucap Nana sambil menatap paman, bibi dan juga adik sepupunya yang berada di depannya.

"Bibi sebenarnya sedih karena teteh mau pulang. Tapi, bibi gak bisa maksa teteh untuk lebih lama di sini. Nanti, kalau teteh sudah sampai di Jakarta jangan lupa untuk kabarin bibi ya. Bibi pasti kangen sekali sama teteh" sahut bibi Ayu dan kemudian membawa Nana ke dalam pelukannya.

Nana sebenarnya sedih karena harus meninggalkan paman, bibi, serta Bagus. Namun, dia harus pulang. Dia ingin bertemu dengan Raka. Dia ingin melihat lelaki itu.

"Maafin teteh, bi."

Bibi Ayu pun melepaskan pelukannya dan menatap sang keponakan dengan tersenyum. "Udah atuh. Bibi gak papa. Masih ada paman sama Bagus di sini."

Nana lalu menatap paman dan adik sepupunya itu secara bergantian. "Paman, Bagus, maafin teteh ya."

"Gak papa, teteh. Paman ngerti, pasti teteh punya urusan yang gak bisa di tinggal."

Mendengar ucapan sang paman, Nana semakin merasa sedih.

"Udah atuh teh. Sana, kasian Karin nungguin kamu" ucap paman Danu lagi.

Yeah, Karin sedari tadi sudah menunggu Nana di samping mobil. Sebelumnya, dia juga sudah berpamitan kepada paman, bibi serta adik sepupu sahabatnya itu.

"Teh! Teteh udah pamitan sama bang Aldo?"

Nana yang sedari tidak mendengar suara Bagus itu pun seketika menjadi terdiam ketika adik sepupunya tersebut mengeluarkan suaranya.

"Teh .." panggil Bagus menuntut jawaban.

"Em, paman, bibi, Bagus, kalau begitu teteh pergi dulu. Nanti teteh kabarin kalau sudah sampai di Jakarta."

Nana pun akhirnya memilih untuk tidak menjawab pertanyaan adik sepupunya tersebut. Mengenai Aldo, lelaki itu tidak mengetahui apapun tentang kepulangannya hari ini.

Nana melangkahkan kakinya menuju mobil, meninggalkan Bagus yang menatapnya sendu dan dengan pertanyaan-pertanyaan yang bermunculan di kepalanya mengenai sang teteh.

"Ayo, Rin."

"Tunggu!"

Nana yang hendak berjalan ke kursi kemudi sontak menghentikan langkahnya. Begitu pula dengan Karin  yang melakukan hal yang sama.

What Happened in Bandung? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang