Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...---------------------------------------
NINGSIHTidak ada angin tidak ada hujan, entah mengapa tiba-tiba saja Nana mendapatkan satu notifikasi pesan yang berasal dari Aldo.
Pesan yang bertuliskan jika lelaki itu akan menjemputnya untuk pergi berjalan-jalan tentu saja membuat Nana menjadi terkejut dan juga syok. Bagaimana tidak? Tanpa aba-aba dan tanpa pembicaraan, laki-laki itu langsung memutuskan semuanya sendiri. Akhirnya, Nana pun mau tidak mau harus menerima ajakan tersebut.
Kini, Nana sedang menunggu kedatangan Aldo yang akan menjemputnya. Dengan dress berwarna biru selutut, Nana begitu terlihat cantik. Di tambah rambut panjangnya yang dia biarkan terurai membuat gadis itu menjadi terlihat menawan.
Bagus yang berada di samping Nana itu pun menunjukkan reaksi kagum kepada tetehnya. "Teh, kok teteh bisa cantik begini sih? Rahasianya apa?"
Nana yang mendengar pertanyaan random dari adik sepupunya itu sontak menolehkan kepalanya. "Yang pertama, karena teteh perempuan makanya teteh cantik. Yang kedua, kamu tanya aja sama ayah dan bundanya teteh gimana bisa menghasilkan anak yang cantik kaya teteh."
"Ck! Bukan gitu maksud Bagus,, teh. Teteh perawatan ke dokter-dokter gitu gak sih? Biasanya kan orang-orang kaya teteh perawatannya mahal" ucap Bagus dengan sedikit decakan.
"Ya perawatan, emang kenapa?" sahut Nana bingung.
"Pasti sekali perawatan mahal kan, teh? Teteh gak sayang sama duitnya?" tanya Bagus.
"Adik teteh yang paling teteh sayangi, dengerin ya. Menurut teteh, yang namanya perawatan itu penting. Bukannya apa ya, buat teteh sendiri perawatan itu salah satu investasi kita buat di masa depan. Ibaratnya gini deh, kamu punya wajah dan tubuh yang bersih pasti senang kan lihatnya?"
Melihat anggukan dari sang adik, membuat Nana tersenyum. "Nah, begitu juga sama teteh. Teteh perawatan bukan karena pengen ikut-ikutan doang. Teteh perawatan ya karena teteh pengen wajah dan tubuh teteh bersih dan enak di lihat. Bukannya teteh gak bersyukur. Teteh cuman mau nyenengin diri dan peduli sama wajah dan tubuh teteh sendiri. Meskipun mahal, ya teteh kerja buat siapa kalau bukan buat teteh sendiri."
Bagus yang mendengar itu pun mengangguk-anggukan kepalanya.
Tin! Tin! Tin!
Bunyi klakson yang nyaring membuat Nana beserta Bagus langsung mengalihkan tatapan mereka.
"Loh? Bang Aldo?"
Terlihat keterkejutan di wajah Bagus ketika melihat kedatangan lelaki itu di sana.
Berbeda dengan Bagus, Nana yang melihat kedatangan Aldo langsung memberikan senyumannya kepada lelaki itu.
Diam-diam Bagus memicingkan matanya kepada sang teteh dan juga kepada lelaki yang kini melangkahkan kakinya ke arah mereka. "Teteh sama bang Aldo mau jalan ya?"
Pertanyaan dari Bagus itu sontak saja membuat Nana dan juga Aldo menatap ke arah pemuda itu secara bersamaan.
"Iya, Gus. Bang Aldo izin bawa teteh kamu jalan-jalan sebentar ya" ucap Aldo menjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
What Happened in Bandung? (END)
ChickLitNana kira dengan pergi berlibur ke tempat sang paman di kota Bandung akan membuat masa healingnya berjalan dengan damai. Namun, dugaannya salah. Pertemuannya dengan seorang lelaki bernama Aldo membuat hari Nana menjadi kacau. Namun, Bagaimana jadin...