PART 20

1.6K 126 4
                                    

Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...

----------------------------------
ACCIDENT


Kondisi Nana pasca dia tak sadarkan diri kemarin untungnya sudah terlihat lebih baik. Bahkan, kini gadis itu sudah rapi dengan dress putih panjangnya dan dengan rambut yang di ikat rapi. Penampilan Nana saat ini benar-benar terlihat sederhana namun terkesan sangat cantik.

"Semua udah siap kan?"

Pertanyaan dari bibi Ayu membuat paman Danu, Bagus dan juga Nana menganggukan kepala mereka seraya tersenyum.

"Udah atuh, bu. Lihat nih udah kasep pisan anak ibu."

"Ck, kasep-kasep tapi gak punya awewe."

Sahutan dari bibi Ayu yang merespon ucapan sang anak itu sontak membuat Nana terkekeh.

"Atos-atos. Yuk, kita pergi aja" lerai paman Danu.

Keempat orang itu pun akhirnya melangkahkan kaki mereka menuju pesta pernikahan yang di selenggarakan tetangga yang berada di samping rumah paman Danu.

Sesampainya di sana, Nana bisa melihat banyak orang yang sudah datang, termasuk perempuan yang tempo hari melabraknya itu. Bahkan, kini perempuan itu beserta orang tuanya terlihat tengah berjalan ke arah rombongannya.

"Wah! Yu, saha itu awewe yang di samping Bagus? Pacarnya?"

Pertanyaan yang berasal dari ibunya Ningsih itu berhasil membuat bibi Ayu tersenyum. "Bukan, bu. Ini teh keponakan saya. Namina Nana. Teh, kenalkan ini tetangga kita, namanya bu Sari."

"Perkenalkan, saya Nashila Zamira bu. Panggil saja Nana" ucap Nana memperkenalkan dirinya dengan sopan.

"Oala! Saya kira teh pacarnya si Bagus. Meuni geulis pisan ya keponakan kamu, Yu" puji bu Sari.

Mendengar sang Ibu memuji rivalnya, membuat Ningsih mendengus.

"Ibu bisa aja" kekeh bibi Ayu.

"Timana atuh keponakan kamu, Yu?" tanya bu Sari.

"Nana teh dari Jakarta, bu. Dia teh katanya hoyong liburan ke dieu" jawab bibi Ayu.

"Gawe naon atuh di Jakarta teh?" tanya bu Sari kepada Nana.

Nana yang mendengar itu pun mengerutkan keningnya pertanda dia tidak mengerti.

"Hapunten, bu. Nana teh teu nyaho bahasa Sunda" jelas bibi Ayu.

"Oala! Maaf-maaf. Maksud saya, Nana kerja apa di Jakarta?" ulang bu Sari.

"Saya kerja sebagai Dosen di salah satu Universitas Swasta di sana, bu" jawab Nana dengan tersenyum.

"Wah! Keren atuh. Coba aja si Ningsih bisa kaya kamu. Anak saya teh gak mau kerja. Saya aja sampai pusing" keluh bu Sari.

"Ambu! Ambu, apa-apaan sih!" kesal Ningsih.

"Seharusnya kamu teh bisa ikutin jejaknya Nana. Lihat, sukses dia" timpal Ayah Ningsih.

What Happened in Bandung? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang