PART 27

1.4K 92 0
                                    

Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...

----------------------------
PENGAKUAN

Kata orang, semakin lama kita mengenal seseorang, maka kita akan semakin tau sifat aslinya. Nah, ini juga lah yang di rasakan oleh Nana terhadap Aldo. Meski saat kecil dulu mereka berteman bahkan sangat akrab sekali, perlakuan sikap dan sifatnya Aldo dulu dan sekarang tentu ada perbedaan.

Dulu, perlakuan Aldo yang memegang tangannya atau ucapan Aldo yang menenangkannya bagi Nana itu adalah hal yang biasa saja. Tapi, apa yang sekarang di lakukan oleh Aldo membuat Nana merasakan perasaan yang berbeda. Bahkan, baru-baru ini jantungnya ikut berdebar ketika lelaki itu melakukan sesuatu yang di anggap Nana sangat manis. Contohnya saja seperti yang di lakukan oleh Aldo dua hari lalu di kebun milik kakeknya.

Yeah, ini sudah dua hari sejak kejadian di kebun tersebut. Namun, kejadian tersebut tetap saja selalu terbayang di kepala Nana. Dan selama dua hari itu juga, Nana memilih untuk tidak menemui Aldo sama sekali. Alasannya cukup simple, dia hanya ingin mempertahankan kesehatan jantungnya.

Berbeda dengan Nana, Aldo justru merasa uring-uringan karena selama dua hari ini tidak bisa menemui gadis itu. Ada saja alasan gadis itu untuk menolaknya ketika di ajak bertemu. Alasan pertama, dia ingin beristirahat di rumah dan tidak ingin pergi ke mana pun. Kedua, dia beralasan pergi ke kota bersama dengan Bagus karena ingin mencari suatu barang yang tidak di jual di sini.

Karena dua hari ini Aldo tidak bisa menemui Nana, maka hari ini lelaki itu bertekad untuk datang langsung ke rumah paman gadis itu tanpa pemberitahuan. Kini, Aldo sudah siap untuk meluncur ke kediaman paman Danu dengan motor merah kesayangannya.

"Hari ini aku yakin kita pasti bisa bertemu, Nay" gumam Aldo yakin.

*****

Di tempat lain, Nana saat ini tengah mengajari Bagus bagaimana cara menggunakan laptop yang baru mereka beli kemarin di kota.

Seperti janji Nana kemarin-kemarin, dia akan memberikan adik sepupunya itu sebuah laptop dan sekarang laptop itu sudah berada di hadapan sang Adik yang tengah serius mendengar penjelasannya.

"Gimana, dek? Ngerti gak?" tanya Nana.

"Ngerti dikit-dikit, teh" jawab Bagus.

"Teh, makasih ya udah beliin Bagus laptop. Bagus sayang banget sama teteh" lanjutnya.

Nana yang mendengar ucapan adik sepupunya itu pun tersenyum. "Sama-sama, dek. Kemarin kan teteh udah janji sama kamu, masa teteh gak nepatin sih. Lagian laptop ini pasti berguna buat kamu ketika kuliah nanti. Eh, tapi kamu yakin mau kuliah di Bandung aja? Gak mau kuliah di tempat kerja teteh?"

Bagus lantas menggelengkan kepalanya. "Engga, teh. Bagus mau kuliah di Bandung aja, biar kalau Bagus ada libur atau kangen sama ayah dan ibu, Bagus pulangnya dekat."

Yeah, kabar menggembirakan dari Bagus adalah lelaki itu memilih untuk melanjutkan pendidikannya. Hal itu tentu saja mendapatkan respon yang sangat positif dari kedua orang tuanya. Meskipun awalnya paman Danu dan bibi Ayu sempat merasa bingung karena anak mereka yang dulu mengatakan tidak akan melanjutkan pendidikannya kini berubah pikiran, namun setelah Bagus menjelaskan mengapa dia ingin melanjutkan pendidikannya, baik paman Danu dan bibi Ayu merasa terharu apalagi Bagus menambahkan jika pikirannya berubah karena nasehat dari sang teteh. Paman Danu dan bibi Ayu yang saat itu mendengar ucapan Bagus tersebut langsung saja mengucapkan terima kasih kepada keponakan mereka karena telah membujuk sang anak untuk melanjutkan pendidikannya.

What Happened in Bandung? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang