Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...-----------------------------------------
MEMORI YANG MUNCULHati dan perasaan Nana benar-benar begitu senang. Dia terlihat begitu bahagia ketika Aldo banyak mengajaknya ke beberapa tempat yang bagus di kampung ini.
"Do, makasih ya kamu udah ajak aku jalan-jalan hari ini. Jujur, aku senang banget."
Aldo yang mendengar ucapan Nana pun tersenyum. "Sama-sama, Nay. Berarti aku sudah menepati janji ku kan?"
Nana yang ingat akan ucapan Aldo dulu pun seketika menerbitkan senyumnya. "Iya, kamu sudah menepatinya sekarang."
"Oh iya, kapan kamu kembali ke Jakarta, Nay?"
Nana yang mendengar pertanyaan Aldo pun sontak menatap ke depannya dengan tatapan yang lurus. "Mungkin beberapa minggu lagi."
Aldo seketika terdiam. "Nay, apa boleh selama kamu berada di sini aku menemani kamu?"
"Sure. Gak ada yang melarang kamu, Do" jawab Nana sambil menatap lelaki di sampingnya dengan tersenyum.
Aldo yang mendengar itu seketika menjadi ikut tersenyum. "Aku pengen ngajak kamu suatu tempat. Kamu mau?"
"Loh? Masih ada lagi?" kaget Nana.
Aldo pun terkekeh ketika melihat ekspresi dari gadis di sampingnya. "Ada. Aku yakin kamu bakalan suka."
"Emang apa?" tanya Nana penasaran.
"Rahasia. Ayo!"
Aldo pun bangkit dari duduknya dan mengulurkan satu tangannya kepada Nana.
Nana yang melihat itu langsung menerima uluran tangan dari Aldo dan kemudian berdiri.
Baik Aldo ataupun Nana akhirnya melangkahkan kaki mereka dan meninggalkan tempat yang sebelumnya mereka datangi.
*****
Tatapan Nana begitu cerah ketika melihat beberapa kolam yang berisi banyak ikan di dalamnya.
"Do, ini kolam ikan punya siapa?" tanya Nana.
"Ini punya kakek aku, Nay. Sebelum kakek pergi untuk selama-lamanya, kakek memberikan rumah dan semua asetnya yang ada di kampung ini kepadaku, termasuk kolam ikan ini" jawab Aldo.
"Wah! Jadi, ini semua kamu yang ngurus?" tanya Nana berseru.
"Kalau aku sedang senggang, aku yang mengurusnya. Tetapi, jika aku sedang sibuk ada orang lain yang aku percayakan untuk mengurusnya" jawab Aldo menjelaskan.
"Kamu mau mancing?"
Nana langsung mengangguk senang ketika mendengar tawaran dari Aldo.
"Kamu tunggu di sini sebentar."
Setelah mengatakan itu, Aldo pun meninggalkan Nana. Namun, beberapa saat kemudian Aldo kembali lagi dengan dua buah pancing, lengkap dengan umpan dan dua tempat duduk yang sengaja dia ambil.
"Ini" unjuk Aldo memberikan satu pancingannya kepada Nana.
Bukannya mengambil pancingan tersebut dari tangan Aldo, Nana justru terdiam di tempatnya dan hal itu membuat Aldo menjadi bingung.
"Nay?"
Aldo pun memegang pundak milik Nana seraya menggerakkan tangannya. "Nayshila?"
Gerakan tangan Aldo yang berada di pundaknya membuat Nana tersadar dan menatap Aldo dengan tatapan yang terkejut. "Kenapa, Do?"
"Kamu yang kenapa? Kenapa diam?"
Nana kembali terdiam ketika mendengar ucapan Aldo.
"Nay? Kenapa?"
"Aku cuman ngerasa aneh aja. Kenapa ada sekelebat ingatan yang muncul di kepala ku terhadap tempat ini ya?"
Aldo pun mengkerutkan keningnya. "Sekelebat ingatan?"
Nana lantas menganggukan kepalanya. "Iya. Entah mengapa ketika kamu pergi tadi kepalaku tiba-tiba merasa sakit dan kemudian langsung muncul sekelebat ingatan aku di tempat ini. Tapi anehnya, ada seorang anak laki-laki yang bersama denganku di tempat ini. Jujur, aku gak tau siapa anak laki-laki itu."
Aldo sontak terdiam ketika mendengar ucapan tersebut. Satu hal yang saat ini berada di kepalanya, apa ada sesuatu yang terjadi kepada Nana? Kenapa dia menunjukkan gejala seperti orang yang lupa ingatan?
"Aldo?"
"Hah! Iya, Nay?"
"Kenapa sekarang malah kamu yang jadi diam gini?" kekeh Nana.
"Gak papa, Nay" sahut Aldo dengan tersenyum.
"Sudah siap buat mancing?" tanya Aldo untuk mengalihkan pikirannya karena ucapan Nana tadi.
"Siap!"
"Let's go!"
-bersambung-
KAMU SEDANG MEMBACA
What Happened in Bandung? (END)
ChickLitNana kira dengan pergi berlibur ke tempat sang paman di kota Bandung akan membuat masa healingnya berjalan dengan damai. Namun, dugaannya salah. Pertemuannya dengan seorang lelaki bernama Aldo membuat hari Nana menjadi kacau. Namun, Bagaimana jadin...