Pagi berjalan cukup normal. Hari kesekian Sabia di Vlemington. Kesibukannya sudah terjaga sebelum matahari bangun dari peraduan. Menyiapkan bahan-bahan membutuhkan waktu yang lumayan lama sekalipun dibantu belasan pelayan. Tidak adanya asisten koki membuat waktu Sabia hanya terperangkap di dapur. Padahal, wanita itu berencana menjelajah seisi Vlemington, setidaknya menelusuri pusat kota.
Dua malam lalu, dengan ditemani Leif dan Egan, Sabia menyambangi perpustakaan kerajaan sekaligus berkenalan dengan Zosia. Wanita berpenampilan peramal gipsi itu memberi tahu bahwa Sabia bisa menemukan buku apa pun yang berkaitan dengan Vlemington. Hal yang selama ini dicari. Sialnya, sekalipun Sabia menemukan sesuatu, dia tak akan leluasa bepergian. Siapa yang akan bertanggung jawab dengan hidangan istana kalau dia malah asyik membaca di perpustakaan?
"Aku benar-benar membutuhkan asisten yang tanggap dan cerdas." Sabia mengeluh di sela-sela memarinasi potongan-potongan kalkun dengan bubuk Bunga Tiga Aroma, bawang bombay tumbuk, dan potongan nanas.
Ada hal lain yang diberikan Bunga Tiga Aroma. Mahkota yang dipetik pada pagi hari akan memunculkan wangi seperti rosemary dengan rasa sedikit masam dan manis. Sabia pikir, tekstur tersebut sangat cocok dijadikan campuran bumbu marinasi segala daging. Selain melembutkan, aroma rosemary Bunga Tiga Aroma sangat dibutuhkan untuk menghilangkan bau amis.
"Apa selama ini mereka tidak menyadari kegunaan lain dari tanaman-tanaman yang tumbuh di Vlemington?" Sabia menghela napas. Mengeluh sekaligus heran.
Selesai memarinasi seluruh potongan kalkun, Sabia pamit untuk menemui Marion. Buku resep milik Nenek harus segera diperbanyak agar pelayan-pelayan yang membantu di dapur istana memiliki catatan panduan untuk masing-masing. Mereka janji bertemu di barak prajurit. Tempat terdekat dari dapur kotor.
Pertemuan mereka dijembatani oleh Vilneria. Semalam, mereka sempat mengobrol sebentar di gazebo taman Istana Putri. Sabia mengutarakan rencananya kepada Vilneria. Karena tidak tahu harus ke mana untuk menemui Marion, wanita itu bertanya kepada Vilneria. Dengan senang hati, Vilneria membantu. Mengutus Calia untuk menemui Marion di ruang Sekretariat Kerajaan, tidak jauh dari kediaman pribadi Raja dan Ratu.
"Tuan Marion." Sabia menyapa setelah mereka saling berhadapan. Untuk beberapa saat, dia mengagumi pesona pria yang mungkin hanya beberapa tahun lebih tua dari Egan.
Takjub bahwa pria semuda itu telah menjadi orang kepercayaan seorang raja. Selain berwajah rupawan, isi otak Marion, mungkin, jauh lebih rupawan.
Sabia meringis tanpa sadar. Jika diingat-ingat lebih detail, pria yang dia temui sepanjang tinggal di Vlemington selalu berparas memesona. Tipe pria yang akan dielu-elukan kaum hawa di mana pun mereka berada.
"Panggil aku Marion saja, Nona."
Dada Sabia berdesir kala menemukan wajah itu tersenyum. Betul-betul memikat. Semoga saja bukan desir aneh yang membuatnya jatuh cinta dan mengejar-ngejar setengah mati.
Cih! Hentikan khayalan gilamu, Sabia. Kau di sini bukan untuk mencari jodoh. Apa kau sefrustrasi itu sampai-sampai mau mencari pria yang ingin kau nikahi di negeri antah berantah? Kau bahkan tidak tahu terdampar di wilayah mana. Bisa jadi, kau terlempar ke permukaan Pluto. Anggap saja, kau sedang jalan-jalan di dunia halusinasi. Karma karena keseringan membaca novel-novel fantasi dunia paralel.
"Kau bisa memanggilku Sabia saja kalau kau ingin dipanggil hanya Marion."
"Baiklah, baiklah. Kita hanya akan memanggil nama mulai sekarang." Hampir-hampir Marion tertawa karena perdebatan sepele mereka. "Jadi, kenapa kau mencariku? Tuan Putri bilang, kau butuh bantuanku."
Sabia menyodorkan buku resep milik Nenek ke hadapan Marion. Mata beriris biru gelap itu memicing. Bersedia menunggu Sabia menjelaskan lebih rinci.
"Itu buku resep milik nenekku. Beliau sangat pandai memasak. Setiap hidangan yang beliau kuasai, beliau tulis resepnya di sana dengan harapan aku mau mempelajarinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kitchen Doctor Season 1
FantasySebuah portal sihir muncul di kamar Sabia Nuala setelah tujuh hari kematian sang nenek. Sesuatu menarik paksa Sabia, berputar-putar dalam lorong waktu aneh, berakhir tersungkur di aula rapat Kerajaan Vlemington. Kedatangan yang disambut sorak-sorai...