Hidangan Utama 7

1.9K 184 8
                                    

"Dengar aku baik-baik." Sabia menatap satu per satu pelayan di dapur kotor. "Aku dan kalian sama. Kita adalah tim yang akan menyajikan makanan-makanan enak dan sehat untuk siapa pun di kerajaan ini. Aku tidak akan sanggup memasak begitu banyak hidangan setiap hari jika kalian tidak membantu. Jadi, apakah kalian akan menyerahkan seluruh hidup kalian untuk memasak hidangan apa pun bersamaku?"

"Siap laksanakan, Nona!" Mereka menjawab serempak.

Tidak terlihat wajah-wajah tertekan. Yang ada, mereka tersenyum bahagia. Siap membantu apa pun. Bersedia diperintah apa pun. Mereka akan menyerahkan jiwa dan raga demi hidangan bagi seluruh penghuni istana.

"Tim pembuat bumbu, kalian harus menyiapkan bumbu-bumbu yang kuminta. Karena aku belum menemukan bumbu yang kumau, kita pakai apa yang ada." Sabia mulai menyebutkan condiment apa saja yang harus mereka siapkan. Bumbu utama untuk membuat ayam bakar madu. "Kalian haluskan bawang putih yang sudah dibersihkan dari kulitnya, mahkota Bunga Tiga Aroma dari lima belas tangkai, air lemon yang diperas dari beberapa buah lemon, cincangan halus daun jeruk, dan tentu saja. Tokoh utama dari rasa yang akan kita hadirkan. Madu!" Sabia menunjuk botol besar dari tembikar berisi madu. Dia meminta Limora agar seseorang mencarinya.

Tidak perlu jauh-jauh. Istana memiliki peternakan lebah madu. Setiap hari, madu asli selalu bisa dikonsumsi. Jumlahnya sangat banyak. Sering pula dibagi-bagikan secara gratis kepada rakyat Vlemington, terutama yang membutuhkan sebagai obat. Sebagian lagi dikirim ke beberapa kerajaan tetangga yang memang menjalin kerja sama perdagangan dengan Vlemington.

"Tim penanak nasi, aku ingin kalian membuat nasi yang tidak biasa. Campurkan dengan sedikit kaldu dari rebusan kalkun, kacang polong, wortel, dan jagung. Beri sedikit lumatan mahkota Bunga Tiga Aroma."

"Siap, Nona!"

Asap mengepul dari cerobong yang terpasang di atap dapur kotor. Uap beragam aroma segera menyebar ke seantero istana. Terbawa angin hingga menelusup ke jendela-jendela, tidak hanya di Istana Raja, tetapi sampai ke Istana Putri. Pagi yang benar-benar sibuk padahal matahari belum sepenuhnya muncul dari peraduan.

Terendus sampai ke hidung bangir Putri Vilneria Viridis yang siap berjemur sembari menikmati teh. Duduk di taman Istana Putri di bawah gazebo yang dikelilingi sulur-sulur bunga mawar. Wangi bunga yang mekar pagi itu sampai kalah oleh aroma yang diruapkan dapur kotor istana.

"Aromanya harum sekali, Calia."

"Dari arah dapur kotor, Tuan Putri."

"Ah, benar. Aku dengar, pemanggilan pahlawannya berhasil. Aku belum sempat menyapa pahlawan kita, Calia."

"Apakah Tuan Putri ingin melihat dapur kotor? Sekalian jalan-jalan pagi. Tabib Medyan bilang, Putri harus sering bergerak agar persalinan nanti berjalan lancar."

"Kau benar, Calia. Lumayan juga kalau kita jalan dari Istana Putri ke dapur kotor. Ayo!" Vilneria beranjak. Tidak sampai menghabiskan isi cangkir yang masih setengah bagian. Aroma dari dapur kotor yang sekarang menyita perhatian.

Udara pagi berembus sejuk. Mendinginkan pori-pori di sekujur tubuh penduduk Vlemington. Pertengahan musim semi menjadi hari-hari paling menyenangkan. Cuaca yang nyaman sangat cocok dipakai berpiknik, tetapi kondisi mereka belum memungkinkan untuk liburan. Banyak hal yang sedang dihadapi Vlemington. Mereka dalam kondisi waspada terhadap berbagai serangan dari wilayah-wilayah yang berbatasan.

Vilneria menemukan dapur kotor sedang sibuk. Hilir mudik pelayan membawa keranjang beragam isi, dari sayuran sampai buah. Ada yang sibuk mencabuti bulu beberapa ekor ayam. Ada yang cekatan menggunakan pisau untuk merajang beberapa bahan. Kesibukan yang sempat menghilang beberapa masa mulai terlihat kembali.

Kitchen Doctor Season 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang