Hidangan Utama 30

1.2K 142 4
                                    

Hari kedua perburuan. Mereka mendapat lebih banyak jenis jamur setelah menyusuri hampir keseluruhan tepi Sungai Perak ditambah sedikit lebih masuk ke kawasan Pegunungan Utara. Gerobak yang mereka bawa dari Vlemington telah penuh sesak padahal Sabia belum ingin menyudahi perburuan. Firasat mengatakan bahwa dia bisa menemukan lebih, tak hanya jamur, jika memasuki kawasan kaki Pegunungan Utara lebih dalam.

"Kau yakin ingin melanjutkan pencarian, Sabia?" Zosia menatap sangsi isi gerobak mereka yang telah berjejalan jamur dan beberapa tumbuhan lain.

Sebuah kejutan. Sabia menemukan rumpun daun ketumbar dan jahe di sekitar kaki Pegunungan Utara. Dia sampai bersorak, melompat-lompat kegirangan, karena berhasil menambah bumbu paling penting untuk dapur istana. Tidak tanggung-tanggung Sabia mencongkel beberapa bibit lantas menanamnya di pot tanah yang mereka bawa. Instingnya tak keliru untuk membawa alat-alat berkebun.

"Radarku masih menyala, Zosia. Aku merasa akan menemukan lebih banyak bahan kalau kita melanjutkan perburuan, tapi ...."

Sabia meringis saat menengok isi gerobak. Sudah tidak mungkin dipaksa memuat bahan-bahan lain.

"Bagaimana kalau yang sudah kita dapat kita pulangkan dulu?" Owen memberi usul. Menatapi mereka satu per satu.

"Dipulangkan duluan? Memangnya siapa yang mau pulang duluan?" Sabia balas menatap.

"Aku dan Tansy bisa pulang duluan. Seberapa yakin kau bisa menemukan lebih dari ini, Sabia?" Owen sedang berhitung dan merencanakan untuk menambah gerobak mereka saat kembali keesokan hari.

"Kita bisa membawa pulang surga yang ada di sekitar sini jika berjalan dengan lancar." Kedua bahu Sabia berjengit. Senyumnya melebar.

"Sudah diputuskan. Aku dan Tansy akan pulang lebih dulu. Kami akan kembali dengan gerobak tambahan. Rasa-rasanya, aku merasakan firasat baik soal ini."

"Kalau memang kalian bersedia, silakan saja."

"Tansy, tidak apa-apa kalau kita kembali dulu ke istana, 'kan?"

"Tidak masalah, Kak." Wanita itu menyeringai lebar. "Lagi pula, dalam perburuan, aku tidak berbuat banyak. Mengantar gerobak itu kembali ke Vlemington, sepertinya, akan membuatku lebih berguna."

"Kau sangat membantu, Tansy. Apalagi jika berburu malam hari. Tanpa bantuan batu sihir yang kau pegang, aku dan Zosia akan terlalu lama mencongkeli jamur-jamur itu."

Usai makan siang, Owen dan Tansy bertolak ke Vlemington. Tidak lupa membawa sederet pesan untuk Caramel dan Leif.

"Bilang kepada Caramel agar memotong tipis jamur yang memiliki warna kepala merah, kuning muda, dan kehijauan. Keringkan dengan sinar matahari jika kebetulan sedang terik. Untuk jamur dengan kepala berwarna kecokelatan dan biru muda, dia harus mengasapinya di ruang tertutup dengan bara yang menyala remang. Jangan sampai dibakar! Hanya diasapi sampai kering."

Owen mengangguk-angguk. Mendengarkan baik-baik pesan Sabia.

"Mintakan pot tanah tambahan kepada Leif saat kalian menyerahkan rumpun ketumbar dan jahe. Minta Leif juga untuk menanam mereka di kebun istana. Kurasa, dia bisa menggunakan sihir untuk menyuburkan dan memperbanyak tanaman itu."

Lagi-lagi Owen hanya mengangguk. Berusaha mencerna pesan Sabia agar menempel di kepala.

"Jangan salah menyampaikan pesanku, Pangeran Owen! Kalau ada yang keliru, kau yang akan kuasapi sampai kering."

Pria itu meringis. Sedikit jeri saat melihat ekspresi memgancam di wajah Sabia. Wanita itu tidak main-main.

Setelah persiapan selesai, Owen dan Tansy membawa gerobak mereka keluar dari kawasan Sungai Perak. Mereka harus tiba sebelum petang. Perbekalan yang dibawakan Sabia hanya sedikit. Hanya kudapan, bukan hidangan utama. Makan malam nanti, mereka sudah harus di istana agar bisa menikmati sajian dari tangan Caramel.

Kitchen Doctor Season 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang