Chapter 28

382 30 19
                                    

Sebenarnya aku tuh bukan lagi gak mood ngetik cerita. Tapi fase cerita ini lagi di titik yang aku gak suka. Tapi yahh....kita gak bakal pernah bisa nyampe ke bagian yang kita sukai kalau gak jalanin bagian yang gak disukain dulu, kan?

So....here you are. Enjoy reading!





Mungkin Exon memang pathetic. Sekarang ia akui hal itu. Mau dipikir berapa kali pun ia sendiri keheranan kenapa bisa-bisanya ia jatuh cinta pada adiknya sendiri.

Setelah merenung, Exon temukan jawabannya. Mungkin karena hanya saat dengan Shea ia bisa jadi dirinya sendiri. Karena hanya dengan Shea ia tak perlu berpikir "Meninggalkan sebelum ditinggalkan. Mencampakkan sebelum dicampakkan. Mempermainkan sebelum dipermainkan."

Mungkin Exon haus penerimaan. Ia merasa hanya Shea yang mau menerima dirinya beserta seluruh kekurangannya. Hingga ia hanya berfokus untuk menerima cinta dari gadis itu seorang.

Sekarang Exon pikir-pikir lagi kalau dia memang hanya ingin diterima seseorang, orang itu tak harus Shea, kan? Terlalu beresiko ia melibatkan gadis itu dalam hubungan terlarang. Ia hanya perlu mencari gadis lain, kan? Ia harus mencari gadis lain.

Dan gadis itu mungkin Fiona.

Well, tak bisa dikatakan Fiona benar-benar menerima Exon sih. Ia masih sering dibayangi kekhawatiran bayi di kandungannya akan disleksia seperti Exon. Tapi intinya Fiona tak berlari. Fiona tak meninggalkannya. Fiona belajar untuk menerimanya. Dan Exon apresiasi usaha gadis itu. Lagi pula ini masih awal. Ke depannya mungkin mereka akan benar-benar jatuh cinta.

Exon tatap tampilan dirinya di depan cermin. Jas putih tersebut tampak pas di tubuhnya sekalipun belum pernah fitting baju.

Tidak ada waktu untuk fitting baju lebih tepatnya.

Exon dengar acara pernikahan karena married by accident itu sebaiknya disegerakan. Sebelum perut Fiona membesar dan menjadi gunjingan orang. Bahkan Papanya yang awalnya ingin menyesuaikan ke jadwal Shea agar adiknya itu bisa datang pun akhirnya menyerah dan membiarkan Exon-Fiona memilih tanggal terdekat.

"Xon" Ken masuk ke ruangannya.

"Iya. Bentar lagi gue keluar," balas Exon.

Mulai hari ini semuanya akan menjadi jelas. Ia dan Fiona akan sah menjadi suami-istri. Exon sudah menetapkan prioritasnya. Fiona dan anak mereka. Mereka akan menjadi keluarga bahagia. Ia tak akan terombang-ambing lagi akan keinginan menjadi kekasih Shea. Mereka akan menjadi kakak adik selamanya.

"Bukan itu," timpal Ken. "Fiona gak datang."

Exon bungkam. Memang terakhir kali bertemu gadis itu marah karena menemukan puluhan gambar Shea di sketch book. Tapi tak Exon kira akan sampai membatalkan pernikahan mereka.

"Bokap lu juga gak datang."

Kali ini Exon terkesiap. Belum sempat ia menjawab Ken langsung kembali melanjutkan.

"Gue gak tau mereka tahu dari mana lu ada di sini, tapi sekitaran hotel dah banjir wartawan, Xon."

"Fuck" Exon berdecak culas. "Ya udah sih. Kalau mereka tau gue emang mau nikah sama Fiona, biarin aja. Beberin aja sekalian gue emang cuma settingan sama Shea. Heboh amat dah," balasnya cuek.

Ia tak peduli lagi tuh rating film Kiss The Baby Sky akan anjlok. Ia tak punya gairah lagi untuk memenangkan taruhan dengan papanya ataupun kuliah.

Ken menggeleng, lalu langsung menyodorkan smartphone-nya pada Exon. Exon menekan tombol play di video tersebut. Sedetik ia keheranan kenapa Ken menunjukkannya video porno padanya. Entah sedang memberi tips untuk malam pertama dengan Fiona atau apa.

Act It Out!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang