Tidak di cek dulu. Typo bertebaran buk!
Exon terkesiap. "Excuse you?" Ia mendengus mencemooh. "Have you lost your mind? You'd better go see a therapist, dude. That's so fucked-up of you."
Gareth menatap remeh leher Exon. "You forget your turtle neck, boy."
Mendengar kalimat Papanya jantung Shea berdegup kencang. Piyama Exon mengekspos semua bekas ciuman Shea yang telah berusaha Exon tutupi seharian ini. Semuanya gara-gara ia. Karena ia begitu egois ingin menandai teritori-nya hingga akhirnya Papanya punya bukti sejelas itu.
"Abang...." Tangannya gemetar menjangkau lengan piyama Exon.
"Shea, jawab Papa. Sejak kapan, nak?" tanya Gareth tercekat.
Exon langsung menyembunyikan Shea di belakangnya. Tak membiarkan Papa menyudutkan gadisnya.
"Selain gila, lu budeg juga ternyata," ejek Exon ringan. "You asked me this morning. I've told you I got laid with hoes. Is it that hard to understand?"
"Oh? Are you calling your sister a hoe just now?"
"This is nonsense," decih Exon. "Yuk, She. Kamu butuh istirahat. Tinggalin aja orang gila ini," ajak Exon.
"If it's really nonsense, then prove it. Prove she's a virgin," tantang Gareth.
Untuk sedetik, Exon tak merasa tuntutan Gareth sebuah masalah. Ia percaya diri tuh. Ia tidak pernah berhubungan seks dengan Shea dan ia percaya Shea tak berbohong mengatakan ia tak pernah disentuh pria manapun. Namun saat ia rasakan gelengan gadisnya di belakang punggungnya, ia tahu Shea tak menginginkan itu.
"We can head to the hospital now. Just one call, then my friend will come right away."
"Lu segitu obsesinya sama selangkangan anak umur 17 tahun? That's psychotic," tolak Exon mentah-mentah.
"What's the problem? You said you can guarantee she's a virgin. Then why are you scared?"
"She's a virgin with or without proof from you," kilah Exon tegas.
Rahang Gareth mengeras, ia tarik paksa tangan putrinya. "Ikut Papa"
"Nggak mau!" tolak Shea menghempas lengan Papanya.
"Kalau kamu gak mau dipermalukan di depan umum di rumah sakit, ngaku ke Papa sekarang juga!" desak Gareth.
"Gak ada yang perlu Shea akuin! Lepas!"
"Shea bilang lepas," titah Exon melepas paksa lengan Papanya.
"Semudah itu loh She tinggal pergi ke rumah sakit! Kamu nolak karena kamu tahu kebohongan kamu bakal kebongkar!" tuduh Gareth.
Shea tetap menggeleng keras. "Emangnya kalau ada orang yang nuduh Papa suka berhubungan seksual sesama jenis, Papa bakal pergi ke rumah sakit supaya dokter bisa ubek-ubek lobang pantat Papa buat buktiin Papa gak pernah disodomi?" balik Shea bersikeras.
"What the fuck?!" umpat Gareth.
"Shea juga gak mau kayak gitu! Ini badan Shea! Shea gak mau dipegang-pegang orang asing cuma buat muasin opini orang!"
Ini bukan pertama kali Shea dituntut untuk membuktikan ia masih perawan. Saat video deep fake itu beredar dan pihak agensinya membantah mati-matian bahwa itu Shea, reaksi netizen adalah memintanya visum.
Saat Shea pulang dari rumah sakit, Dion telah mengurus semuanya. Analis polisi juga telah mengumumkan bahwa video itu bukan Shea. Tapi skinship ia dan Exon yang intens selama ini membuat netizen menggujinginya barang bekas abangnya sendiri, hanya belum terbongkar saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Act It Out!!
Roman d'amour"Never let go." Itulah janji Exon dan Shea yang memiliki latar perdebatan memekakkan telinga dari kedua orang tua dari luar ruangan. Shea mengangguk sambil memegang gemetar tangan Exon yang menutup telinganya agar ia tak mendengar terlalu banyak. Na...