Saat salah satu kru menyampaikan pesan ada yang ingin bertemu dengannya, Dion pikir maksudnya adalah fans Shea yang memohon untuk berbicara di waktu istirahat gadis itu,- yang biasanya tak akan Dion izinkan karena takut Shea jadi tak sempat istirahat hingga kelelahan. Namun pandangan Dion berubah malas ketika mendapati orang yang ia kenal. "Yeah?"
Pria itu terkekeh melihat ekspresi partnernya. Dion tampak bahkan lebih cantik dengan ekspresi dingin seperti itu.
"Rumah gue sekitaran sini. Mampir doang sih, karena gue denger aktris lu lagi syuting di sini," jelasnya.
"Oh" balas Dion tak peduli.
Pria itu tertawa. Membuat wajahnya menjadi lebih jelek. Semua lelaki jelek saat tertawa, -bagi Dion. Dia tidak suka melihatnya. Apalagi pria ini. Riski.
Satu-satunya kejadian Dion lengah hingga pasangannya sempat mengambil sextape. Riski menjadi partnernya bertahun-tahun lalu, di masa kuliah. Mereka tidak ada urusan apapun lagi, tapi karena Riski mendengar kabar tentang kehidupan Dion jauh membaik karena menjadi manajer aktris yang sedang naik daun, Riski memanfaatkan kesempatan itu untuk mengambil untung.
"Kenalin ke bos lu dong," pintanya memainkan alis.
"No" tolak Dion ringan.
"Is it that hard? I just wanna say 'hi'."
"No"
Dion tidak suka hubungan rumit yang disebabkan perasaan. Karena itulah partner-nya pun selalu tipe yang sama brengsek dengan Dion sendiri. Sebagian memang gay, sebagian lagi adalah biseksual, dan ada juga yang sebenarnya straight, tapi karena seks dengan lelaki lebih simpel, liar dan tidak ada resiko hamil, mereka mau melakukannya.
Riski biseksual. Dion tahu Riski tidak akan berhenti di hanya "hai". Apalagi sebagian orang merasa punya derajat lebih tinggi ketika berhubungan seksual dengan selebritis.
"Lu tau kan gue masih nyimpen video itu?"
Dion mengangguk ringan. "Mm-hm"
Toh, ini bukan pertama kali Riski mengancamnya dengan video itu. Beberapa bulan lalu Riski mencoba memerasnya, meminta uang 500 juta. Dion tidak menggubrisnya tuh.
"Jail is a rough place for this beautiful face. Isn't it, Di?" godanya mencolek dagu Dion.
"I like it rough"
"They're gonna rape you," imbuhnya mengingatkan.
Yah, Dion tahu penjara itu akan berat untuk pria dengan wajah terlalu feminim seperti miliknya. Tidak ada wanita yang memuaskan, narapidana akan melampiaskan pada lelaki yang lebih lemah dan lebih punya kesan wanita.
Dion tidak selemah itu sekalipun tubuhnya terlihat semungil ini. Ayahnya tentara, didikan di rumahnya sangat amat keras. Walau Dion yang paling lemah dibanding 3 kakak laki-lakinya, ia terbilang cukup kuat dibanding orang umum. Walaupun kalau diperkosa beramai-ramai sepertinya ia memang akan kalah sih.
"It will be even harder for you," balas Dion dengan senyuman yakin.
Banyak perang yang disebabkan kecantikan. Dion telah sering mendengar komentar ia lebih cantik dari pada wanita. Kalau menungging untuk 1 orang bos narapidana bisa membuatnya aman, Dion tidak masalah dengan itu. Tapi kalau kecantikannya berhasil memonopoli, Riski yang akan habis dihajar oleh orang itu.
Dion menatap remeh pria yang diam tak berkutik tersebut. Tidak semua video porno berakhir di meja hijau. Kalau tidak ada yang melapor atau tidak menjadi keresahan publik, hanya akan mondar-mandir di internet.
Kemungkinan orang akan membesar-besarkan masalah itu karena ia berkaitan dengan selebritis dan ia gay. Tapi kalaupun ia harus menanggung akibat dari perbuatannya, ia akan menarik Riski bersamanya, sebagai orang di video itu, penyebar, sekaligus pelaku ancaman dan pemerasan. Dion tak akan pernah menumbalkan temannya sebagai upah tutup mulut atas keteledorannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Act It Out!!
Romansa"Never let go." Itulah janji Exon dan Shea yang memiliki latar perdebatan memekakkan telinga dari kedua orang tua dari luar ruangan. Shea mengangguk sambil memegang gemetar tangan Exon yang menutup telinganya agar ia tak mendengar terlalu banyak. Na...