Bab 14.

521 41 35
                                    

[TZUYU POV]

Hening.

Aku diam.
Ini sangat canggung. Dia menatapku lalu kondom yang ada di tanganku.

Aku tidak mengerti mengapa ada kembang api yang meledak-ledak di dadaku. Tangannya melepaskan pinggangku dan meraih jemariku, menggenggam erat dan ada kondom diantara jari kami.

“Jadi...” dia bernafas kasar. Matanya bersinar dan gelap, gelap karena sesuatu yang aku tidak tahu itu apa.

“Jadi kita akan makan malam?” tanyaku.

“Tidak.” dia berbisik kasar. “Karena aku sangat ingin menciummu.”

Hmmm. Aku tidak bisa menafsirkan kalimatnya yang mengatakan ingin menciumku. Dia bisa melakukannya tanpa harus mengatakan itu.

“Kalau begitu cium aku.”
Jemarinya melepaskanku, berpindah ke sisi wajahku. Dia tidak melepaskan pandangan begitu pun kulitnya menghangat di wajahku. “Aku harap kau terasa seperti cokelat lagi.”

Satu. Dua. Tiga. Empat. Lima. Enam. Tujuh.

Aku menghitung di kepalaku kata per kata. Dia tahu bagaimana aku jatuh cinta pada cokelat, dia membelikanku banyak cokelat saat kecil, aku menangis karena cokelat karena dia memberikannya pada Kak Sana dan aku tidak, dia tahu aku minum susu coklat setiap hari. Aku menelusuri pikiranku, mencari tempat kosong teraman dimana aku bisa menyimpan kata-kata itu selamanya mengabaikan dua peraturan menyakitkannya. Dimana tidak boleh membahas masa lalu dan tidak ada masa depan bagi kami.

Kak Taehyung ada di mulutku. Mengacaukanku.

Aku menutup laci kepalaku dan kembali padanya.

Kacaukan aku.
Kacaukan.
Kacaukan.

Dan aku pasti terasa seperti susu cokelat, karena dia menikmati ciuman ini. Dan aku juga menikmatinya, aku membalasnya, menariknya ke arahku dan menciuminya, menyusup sebagai Tzuyu ke dalam dirinya. Aku adalah Tzuyu, yang bermimpi bagaimana dicium olehnya, bagaimana rasanya dicintai dirinya.

Dia melepaskanku untuk menarik nafas. “Aku sudah lupa bagaimana rasanya.” jelasnya yang tidak kumengerti.

Aku tidak ingin dia membandingkan aku dengan siapapun, tidak ingin membuat dia membandingkan ciuman ini dengan ciuman gadis lain.

“Kau ingin tahu sesuatu, Chou?”

Aku ingin, aku ingin tahu segalanya. “Tidak.”

Tapi, untuk beberapa alasan aku hanya ingin menciuminya. Jadi aku menariknya kembali ke bibirku. Dia tidak membalas ciumanku sebanyak yang ia lakukan di awal, karena dia tidak menduga ciuman ini. Tapi dengan cepat dia segera membalasnya.

Aku tahu dia membenci seseorang yang memotong pembicaraannya. Dia dominan dan mudah marah jika sesuatu tidak berjalan sesuai yang ada dalam pikirannya. Jadi dia membalasku. Tangannya ada dimana-mana, aku tidak tahu jelas dimana itu berada. Tapi tangan itu berada di segala tempat di tubuhku sekaligus. Bagian favoritku saat berciuman dengan Kak Taehyung adalah suara bibirnya yang menutup mulutku. Nafas kami tertelan satu sama lain.

Erangannya saat kami menyatu. Biasanya para gadis yang begitu, setidaknya begitulah kata Chaeyoung saat dia menceritakan bagaimana ia berkencan dengan mantannya.

Tapi tidak dengan Taehyung. Taehyung adalah Taehyung. Dia tidak menyembunyikannya, dia tahu aku menyukai erangannya, Taehyung tahu aku menyukai nafasnya yang tersengal. Taehyung melakukannya dan... Ya Tuhan aku jatuh cinta padanya.

“Tzuyu...” erangnya di sela-sela ciuman kami. Dia melepaskan bibirku sebentar, menempelkan jidat kami dan bernafas di sudut bibirku. “Aku menginginkanmu.”

[TaeTzu]; Menjadi Juwita Seperti Yang Engkau Minta🔐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang