Bab 44

610 41 77
                                    

Taehyung mendengar bahwa Tzuyu dilarikan ke rumah sakit karena keadaannya yang semakin memburuk. Nafsu makannya menurun drastis setelah 3 hari dirawat di rumah kakeknya, begitulah penuturan dari Hayan yang mampu melacak apa yang terjadi dengan gadis itu. Dan sekarang Tzuyu ada di rumah sakit tempatnya bekerja, rumah sakit Taehyung.

Taehyung tidak menyangka bahwa hal ini akan memburuk. Dia hanya tahu Tzuyu tidak enak badan biasa, tapi jika sudah dibawa ke rumah sakit itu jelas bukan perkara yang ringan.

Dia memutuskan pada suatu malam, saat jam besuk sudah tutup dan Hayan memastikan Wei sudah pulang, Taehyung mengambil keputusannya sendiri. Hayan harus berjaga diluar karena dia tidak ingin ketahuan berlaku konyol oleh orang lain. Dan disinilah dia sekarang, di kamar Tzuyu. Gadis itu tampak tertidur dengan damai, badannya sangat kurus dan lemah—sangat berbeda dengan tubuh besar Taehyung yang kuat menaunginya. Saat sadar dia akan selalu menatap Taehyung tajam, bibirnya selalu mengatakan hal yang kasar untuk Taehyung, berbeda jauh saat dia tidur dalam keadaan seperti ini.

Pria itu memandanginya sambil berdiri dalam waktu yang lama dan menjalankan halus tangannya menyapa kulit Tzuyu yang pucat. Dia merindukan gadis ini, Taehyung tahu Tzuyu pun begitu. Saat berpisah di parkiran rumah sakit mudah mengetahui dari tatapan matanya walaupun ia tidak berhenti menangis.

Tzuyu tersentak, dalam tatapan setengah sadar dia melihat Taehyung tersenyum samar padanya. Wajah tampannya menunduk dan mengecup bibirnya dengan manis. Tzuyu tidak menolak saat bibir yang ia kenali menyapanya dengan baik, menyelipkan lidahnya yang hangat dan mengabsen langit-langit mulutnya disambut lidahnya untuk bertarung. Itu manis dan memabukkan. Tzuyu terlalu mengantuk untuk meladeni dan menolaknya, lagi pula dia merasa ini hanya mimpi belaka dan tidak mungkin pacar dokter Nancy itu melakukan hal ini lagi padanya. Dia sudah melupakan Tzuyu. Tapi mimpi ini begitu indah dan Tzuyu sangat merindukannya.

Dalam mimpi, sah saja kan mengajak kekasih orang lain berciuman? Nancy tidak tahu, begitupun dengan lelaki itu.

Dalam mimpi itu Taehyung melepaskan ciumannya dan menatapnya dengan hangat. “Kau sakit Tzuyu...” lembut menyapanya dan Tzuyu refleks mencari bibirnya seperti seorang bayi yang kehilangan puting ibunya saat ingin menyusu.

“Kak Taehyung, cium aku...”

Mata Taehyung melebar sejenak terkejut sebelum akhirnya melengkung, “Lagipula aku akan melakukannya.”

Perlahan, bibir mereka bersentuhan. Dia menggigit bibirnya dengan lembut dan menyelipkan lidahnya ke dalam. Kehangatan yang Tzuyu rindukan melonjak di perut bagian bawahnya. Dia mengerang kecil, lengannya terangkat untuk mencoba memeluknya, ada infus yang menghalangi mereka berdua.

Tzuyu mengerang kesakitan oleh perilakunya sendiri. Mengapa dalam mimpi, infus juga bisa menganggu? Tzuyu bertanya-tanya. Segera Taehyung melepaskan dasi dari kemejanya, menaikkan roll kecil di selang agar cairannya berhenti, mengikatnya dalam simpul sederhana yang kuat di tepian bed inap Tzuyu.

Mereka berdua berbagi senyum melihat betapa cekatan dan cepat Taehyung melakukannya. Taehyung menunduk lagi. Berciuman, mengumbar kehangatan. Saling menatap tanpa mengalihkan pandangan, saling menggosok dan menghisap lidah. Saat ciuman mereka semakin intens, tubuhnya menghangat sepenuhnya. Tzuyu tidak kedinginan lagi seperti tadi.

Bibir mereka terbuka dengan suara basah, napas panas mereka terengah-engah. Taehyung menatapnya dengan mata setengah tertutup yang tajam.

“Aku ingin…” bisik Tzuyu ragu-ragu, dan sudut mulutnya terangkat.

"Apa sayang? Hmmm..." Dia bertanya sambil tersenyum.

“Aku ingin melakukannya bersamamu.”

Taehyung menegang, seluruh tubuhnya kaku atas permintaan yang tidak ia duga—meskipun ia tahu bahwa gadis ini diambang sadar dan tidak sadar. Dia tidak bisa memeluknya dengan tangannya, jadi dia mencoba mencium pipinya dengan lembut. Tapi karena bibirnya tidak bisa menjangkau, dia menggigit sisi dagu Taehyung. Bahkan tidak ada satu gigitan pun yang menandai kulitnya. Dia dengan lembut menjilat dagunya, merangsang Taehyung dalam euforia memabukkan yang dia rasakan.

[TaeTzu]; Menjadi Juwita Seperti Yang Engkau Minta🔐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang