Bab 63

644 63 83
                                    

Sesampainya di rumah hanya ada keheningan. Taehyung selalu mengajak istrinya bicara, tapi Tzuyu hanya diam saja.

Diam yang membuat Taehyung sedih. Diam yang membuat Taehyung sakit.

“Kita tidak akan sekamar.” jelas Tzuyu saat Taehyung membawa tas istrinya ke dalam kamar mereka. Bahkan memandangi pintu yang menjadi terakhir kali perdebatan mereka pun Tzuyu enggan. Ia juga enggan memakai kamar mandi tempat ia mencoba bunuh diri. Hawa terasa sangat tegang, mencekam dan canggung.

“Tzuyu, kau istriku...” ujarnya lemah, tapi Tzuyu tetap keluar kamar.

“Tidak. Sebentar lagi kan bercerai, aku tidak mau ada kau di dekatku. Kau alergi kan ada di dekatku? Kau tidak mau kan perut buncit ku kena sedikit saja padamu? Kau juga selalu ada di ruang kerjamu atau perpustakaan setiap aku di kamar. Lakukan saja seperti itu sampai keputusan pengadilan tiba. Jika bukan karena menghargai orangtua kita dan menjaga nama baikmu, aku sudah pasti akan pulang ke rumah orangtuaku. Tapi aku tidak mau ada yang tahu dan berusaha memperbaiki hubungan kita.”

Taehyung terdiam, wajahnya pucat pasi. Terluka memandangi Tzuyu. Pasti sesakit itu yang dialami Tzuyu selama ini, sampai wanita yang sangat baik dan selalu menerima mu apa adanya tega mengatakan itu tanpa berpikir dua kali.

Taehyung berlari, berusaha membujuk istirnya yang terus berjalan ke kamar satunya lagi. Mereka memiliki 4 kamar utama dan 3 kamar tamu mengingat banyaknya keluarga. Dan kamar yang mereka miliki yang paling lengkap dan memiliki fasilitas lengkap.

“Sayang, tapi disini kurang lengkap. Kamarnya tidak luas dan tidak memiliki jendela besar seperti kesukaanmu, bak mandinya juga tidak sebesar kamar kita.” dia ingin menyentuh Tzuyu, tapi pasti Tzuyu akan marah lagi padanya.

“Sejak kapan kau peduli pada apa yang aku sukai atau tidak? Bukankah semuanya harus seperti keinginanmu? Sekarang keluar dan urusi saja urusanmu. Jangan membuat kepalaku sakit.” Tzuyu tetap tidak mau melihatnya dan duduk di sofa sambil menarik nafas dalam. Rasanya sangat sesak saat pertengahan trimester kedua. Kakinya juga bengkak dan sakit, memang selalu begini sejak TM 1. Tapi karena banyak beban pikiran yang ditanggung, Tzuyu jadi lebih sensitif.

Melihat itu, Taehyung berlutut dihadapannya dan hendak memegang kaki Tzuyu. Tapi Tzuyu buru-buru menyembunyikan kakinya dengan memundurkan pertanda bahwa ia tidak mau melakukan kontak apa pun dengannya.

“Keluarlah Taehyung. Aku tidak mau lagi. Aku sudah selesai dengan ini semua. Jangan berpura-pura lagi atas apa pun, karena aku benar-benar sudah selesai denganmu. Jika kau mau memaksa lagi, mau memukul atau memperkosaku seperti kebiasaanmu dulu, lakukan saja. Aku sudah tidak peduli lagi! Kau akan selalu menjadi monster dan selamanya akan begitu, jadi aku tidak akan takut lagi pada apa pun.”

Taehyung merasakan sesuatu yang disayat-sayat dalam dirinya. Apa pun yang ia lakukan di masa lalu memang sangat keterlaluan, tapi ia tidak merasa bersalah dahulu. Sekarang mengapa baru ia sadari bahwa Tzuyu sangat tersiksa dan ia memilih menjadi orang buta dan tuli. Belum lagi tidak mengakui cintanya, belum lagi membuat Tzuyu merasa bahwa ia akan selalu menjadi bayang-bayang seseorang.

“Aku minta maaf, Tzuyu. Aku minta maaf padamu istriku.” katanya sebelum bangkit. Dan saat ia berdiri, meskipun memalingkan wajah, ia tahu bahwa istrinya menangis. Air matanya mengalir di pipi meski ia menolak memberitahu Taehyung atau bersuara dalam kesakitannya juga.

Taehyung keluar dan menutup pintu. Ia memanggil salah satu ART dan tak lama pembantunya itu datang padanya. “Tolong temani istriku di dalam atau berjaga saja di depan pintu kamarnya. Jika dia butuh apa pun tolong lakukan dan belikan. Dan panggilkan tukang urut, jika terjadi sesuatu padanya atau dia bertindak aneh, panggil aku.”











[TaeTzu]; Menjadi Juwita Seperti Yang Engkau Minta🔐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang