[TZUYU POV]
Hujan mengantarkan aku ke tempat ini. Kamar apartemen Kak Taehyung. Tadi aku sudah bertanya pada Tante Kyo, mengatakan bahwa aku dan Kai akan membujuk Kak Taehyung mau bicara dengan kami. Tapi Tante bilang bahwa Kak Taehyung sedang bersih-bersih di kamar apartemennya.
Itu membuatku sedikit terkejut karena membiarkan Kak Taehyung sendirian bukanlah sesuatu yang baik. Tapi—aku akan mendapatkan jawaban atas pertanyaanku disana. Lagi pula aku harus mengatakan kepadanya bahwa aku juga akan berangkat ke Taiwan, mendiskusikan bahwa hubungan kami mungkin akan berakhir malam ini. Aku tidak mau. Tapi dia juga bukan tipikal seseorang yang menjalani hubungan jarak jauh, dia tidak bisa berkomunikasi dengan baik di ponsel. Jadi, bagaimana kami akan saling terhubung?
Aku tidak akan keberatan jika harus bolak-balik Taiwan-Jepang. Tapi aku perlu tahu apa dia masih menginginkan ini semua terjadi. Aku akan mengunjungi dan mendukungnya selama pengobatan.
Hanya itu yang aku perlu dalam hidupku, bersamanya.
Aku berbohong pada Tante Kyo dengan membawa nama Kai, itu semua kulakukan agar tidak menimbulkan kecurigaan. Karena kami berdua bahkan tak saling bicara saat pertemuan keluarga.
Aku memasukkan beberapa password apartemen nya dan itu berhasil. Dia memberitahu sandi pintu kamarnya dan aku masuk. Aku tahu perbuatanku memang tidak sopan, tapi apa yang bisa aku lakukan?
Dia tidak ada dimana pun, namun aku bisa mendengar suara air shower dari kamar mandi. Dan beberapa koper yang teronggok di dekat tempat tidur.
Hatiku sakit. Sakit sekali.
Rasanya aku ingin menangis menyadari bahwa mungkin kami akan berakhir menyedihkan malam ini. Aku tahu bagaimana kerasnya Kak Taehyung, dan yang menyebabkan dia begini adalah kakakku sendiri, Kai. Dia mungkin akan jijik juga melihat wajahku. Mungkin dia akan memaki-ku, kepergiaannya bahkan tidak diketahui siapa pun jika Tante Kyo tidak memberitahu mama. Dia juga tidak memilih memberitahu aku atau menanyakan bagaimana kami akan bersama setelah ini.Jadi aku duduk di tempat tidurnya menunggu dia keluar. Tak butuh berapa lama dia keluar dengan handuk. Rambutnya basah dan dia juga cukup terkejut untuk beberapa saat melihat mataku. Mata kami saling menatap dalam beberapa detik sebelum ia berdehem dan berjalan ke lemarinya.
Dia melepaskan handuknya dengan santai dan memakai celana dalam di hadapanku, lagi pula mengapa dia harus malu saat kami sudah sama-sama tahu? Tato itu masih disana. Nama Jepang wanita itu dan gambar penguin dan macan dengan anak macan ditengah-tengah kedua hewan itu. Aku melihatnya. Aku melihatnya dengan jelas. Sebenarnya aku sudah menyadari kejelasan itu lama sekali, tapi aku memilih tidak mengangkatnya ke udara untuk menjaga batasanku. Lalu sekarang aku merasa sesak di dadaku, setelah kejadian itu, aku sesak sekali.
“Kau sudah makan?” tanyanya, dia bertanya seperti tidak ada badai hebat sebelum ini. Suaranya layu tidak seperti biasanya, dia bahkan tidak mau menatapku. Celana longgar terpasang dengan kemeja putih santainya. Dia mendekati aku dan duduk di sebelahku.
Dia meraihku untuk mendekat ke arahnya, dia memangku aku dan sedikit keheranan dengan topi yang melekat di kepalaku, alis tebalnya miring beberapa detik sebelum dia mencium bibirku.
Tapi dia merasa terganggu dengan topi ini, jadi dia menariknya. Aku bisa melihat banyak sekali perasaan yang tercampur dalam kepalanya lewat mata itu. Dia terkejut, marah, sedih, segala hal campur aduk saat ini di matanya.
Dia diam dan aku menunggu. Tolong bicara sesuatu agar kecanggungan ini berhenti sekarang karena aku sangat merindukannya.
Dia tersenyum, memaksakan senyum lebih tepatnya. “Mengapa kau memotong rambutmu, Tzuyu?” dia bertanya enggan memegang rambut itu. Dia bahkan mengalihkan pandangannya meskipun aku duduk di pangkuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[TaeTzu]; Menjadi Juwita Seperti Yang Engkau Minta🔐
Romance"Mama, nanti kalau sudah dewasa, Tzuyu mau jadi istrinya Kak Taehyung saja, Tzuyu menyukai Kak Taehyung. Seperti mama dan papa tinggal satu rumah, Tzuyu juga mau tinggal satu rumah selamanya dengan Kak Taehyung." 🥀 "Kak Taehyung pacaran sama Kak Ji...