Bab 32.

502 58 107
                                    

Sepanjang rapat Tzuyu hanya berusaha untuk tidak melihat Taehyung dalam kilas balik apa pun. Merapal doa sebanyak yang ia bisa untuk membuat semua ini cepat selesai. Pria itu sesuai dugaannya, anggun dan terkendali. Seperti tidak ada yang terjadi beberapa saat lalu di ruangannya. Segala hal bisa disembunyikan Tzuyu dengan baik, kecuali bibirnya yang membengkak karena ciuman kasar Taehyung padanya.

Semua orang menatapnya takjub, akan caranya bicara, keahliannya dalam mendebat dan sorotan mata tajamnya yang membuat semua orang bergidik sekaligus mungkin akan mempercayakan seluruh harta mereka dijalankan pria ini melihat bagaimana dia cukup ahli dalam bidangnya selama pembicaraan.

Tzuyu memilih tidak bicara apa pun, semua orang mulai berbicara, ingin pria ini menyadari mereka semua hidup, kecuali Tzuyu. Jika boleh menghilang, dia akan menghilang detik itu juga. Dan syukurlah, Taehyung tidak mencoba macam-macam padanya di tempat ini. Seperti dia juga hanya angin lalu dalam rapat, walaupun Tzuyu tahu sesekali tatapan intens yang dilemparkan dengan tidak peduli padanya.

Semua orang menikmati lelucon, saat CEO mereka itu melemparkan candaan di waktu-waktu mereka hendak bersantai. Hawa mencekam sejak kedatangan pria itu berangsur santai saat dia tersenyum dan mengizinkan yang lain tertawa akan lelucon yang bergulir diantara mereka. Kecuali Tzuyu, gadis itu seperti salah masuk kamar. Dia seperti seseorang yang sakit dan kedinginan, dia mual tapi tidak ingin muntah. Mual memikirkan rencana kabur dan mengurung diri di kamarnya, tapi dia langsung menyadari ancaman dan ketidakmampuannya sembunyi setiap hari sedangkan dia berkerja di bawah naungan Taehyung.

Tzuyu akan menolaknya dengan jelas nanti, menyadarkan pria ini. Tolakan yang sejelas sorotan kebencian pada mata Tzuyu yang ditujukan padanya.

“Kau pucat sekali dokter Tzu, kau sakit?” dokter Wei berbisik diantara suara tawa yang menggelegar, tangannya merangkul hangat dokter cantik yang sejak tadi tampak tidak nyaman di tempat duduknya. Tzuyu menoleh ke samping dan tersenyum samar, lalu menggeleng.

“Tidak, dokter Wei. Saya baik. Hanya sedikit gugup.” senyumnya kedua kali, lalu Tzuyu berusaha melihat ke arah lain, saat matanya mengedarkan pandangan, Tzuyu melihat mata tajam lain yang memperhatikan gerak-gerik mereka berdua, seperti melihat sosok hantu begitulah Tzuyu melihat Taehyung saat itu.

Tzuyu berdoa agar tidak ada kekacauan lain. Dia bahkan menyingkir dari sandaran tubuhnya pada tangan Wei, seperti melakukan perintah yang Taehyung berikan. JAGA TANGAN DOKTER ITU DARI TUBUHMU.

Semuanya kembali diam karena tiba-tiba sang CEO fokus dan menatap laporannya kembali. Semua kembali sibuk, dan Tzuyu mendesah nafas lega saat Taehyung memutuskan berhenti bermain-main melalui tatapannya.
“Ah, begini... Apa kalian berdua berpacaran?” tanya Taehyung santai sambil bersandar pada kursinya. Tangannya memutar pulpen dibawah meja, namun tatapannya kokoh tak bisa diganggu menatap kedua orang yang kikuk di tempatnya itu.

Tzuyu memucat seperti manekin dan dokter Wei tersenyum malu-malu saat semua mata menatap mereka berdua. Tzuyu menunduk semakin ke bawah. Seharusnya dia mulai belajar untuk tidak cepat lega jika berhadapan dengan iblis satu itu.

“Dokter muda Chou dan dokter penanggung jawab Long.” lanjutan Taehyung meminta penjelasan.

“Saya...” Wei tersenyum, seperti disuruh membahas topik yang paling ia sukai di seluruh dunia. Dan senyuman itu yang membuat Taehyung jengkel setengah mati dibuatnya. Namun, sejak kecil Taehyung mengatur seluruh emosinya dengan baik.

Tawa, sedih, rasa jengkel, bahkan rasa ingin membunuh seseorang, dia bisa menangani semua yang bergejolak dalam hatinya ditangani pada ekspresinya yang tenang dan tidak terlalu peduli.

“Mereka dokter muda yang sedang saling membuka perasaan masing-masing, tuan. Dokter Chou... Dokter Wei Long yang membimbingnya pertama kali saat sampai di K-Tzu CHI Adventist pertama kali. Jadi, ya—rumah sakit kita memiliki sepasang kucing yang malu-malu. Bukankah itu manis?” dokter Huang yang pertama kali membuka suara. Membuat semuanya tampak tersenyum melihat reaksi keduanya. Wajah Wei yang memerah, dan wajah Tzuyu yang juga memerah. Mereka mungkin mengartikan benar betapa Wei malu dan senang saat digoda. Tapi, Tzuyu... Dia memohon lewat sorot matanya kepada dokter Huang untuk tidak membahas apa pun mengenai hubungannya dengan dokter Wei di depan pria satu itu.

[TaeTzu]; Menjadi Juwita Seperti Yang Engkau Minta🔐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang