[TaeTzu]; Menjadi Juwita Seperti Yang Engkau Minta🔐

Bab 35.

Sebelum Taehyung pergi ke kamar mandi untuk mandi dan segera minum tehnya di subuh dia sudah memastikan Tzuyu tidur dengan nyaman di tempatnya. Namun tak lama dia keluar dari kamar mandi setelah selesai bersih-bersih, Tzuyu sudah tidak disana. Gadis itu sudah pergi dan meninggalkan tempat tidur yang berantakan.

Ia bahkan meninggalkan jepitan rambutnya sangking terlalu terburu-buru.

Taehyung dengan rambut basah berkeliling untuk mengambil ikat rambut itu dan menyimpannya dengan baik dalam genggaman. Ia tidak takut bahwa Tzuyu akan kabur lagi, karena Taehyung memegang seluruh kunci wanita itu ditangannya dan Tzuyu tidak bisa kemana pun tanpa kunci. Jadi, dengan hati yang sangat gembira dan bahagia pagi itu, Taehyung akan menikmati hari dan hari-hari baik akan terasa menyenangkan karena dia sudah menemukan bayi rusanya yang hilang selama 7 tahun.

Taehyung mengambil ponsel, mendekatkan ke telinganya. Senyumnya tidak luntur sedikitpun sambil terus memandangi jepitan rambut berwarna krem itu.
“Ah, Hayan... Selamat pagi. Aku ingin teh dan koran pagi ini, dan siapkan mobil untuk keberangkatan jam 8 ke rumah sakit, banyak yang harus di urus disana.”

Tanpa menunggu jawaban Hayan, Taehyung langsung menutup telepon. Kakinya melangkah santai ke lemari pakaian dan dia bersiap menyambut matahari terbit dua jam lagi.

🌷

Tzuyu menatap lesu pada cermin di kaca kamar mandi. Disana-sini banyak sekali tanda yang tidak dia inginkan, seolah mengejeknya bahwa dia hanyalah gadis bodoh yang selalu saja berjalan di tempat. Ia sudah mengatur kehidupan dengan baik selama itu, tapi hancur dalam hitungan satu hari. Tidak ada yang bisa dia lakukan, tidak akan ada yang bisa ia lakukan.

Tzuyu merasa semua benda berkabut karena air mata yang memenuhi matanya. Dan bisa-bisanya dia dengan tenang tidur di tempat tidur pria itu satu malam ini. Ya, memang bukan kesalahan yang ia sadari karena ia nyaris pingsan meladeni nafsu bejat pria itu semalam. Tapi dia tetap merasa bersalah pada dirinya sendiri. Jadi dia menarik tuas shower dan mandi dengan sangat kasar. Menggosok dan menggosok dimana saja letak tanda itu, seperti dia akan selalu kotor jika dia tidak melukai kulitnya sendiri. Tzuyu membekap mulutnya untuk menahan tangis yang tergugu, dia tidak ingin kakek tahu masalah ini, karena itu hanya akan membuat kakek dan keluarganya malu.

Tzuyu tidak ingin kakek melihatnya sebagai cucu yang tidak bermartabat. Karena kata kakek, Tzuyu adalah gadis Taiwan sejati. Yang selalu menjunjung harga dirinya yang tinggi. Dan seandainya kakek tahu bahwa Tzuyu pernah melemparkan dirinya sendiri secara sukarela dalam dekapan pria tidak memiliki adab itu, maka kakek akan sangat sakit. Belum lama ini kata dokter Wei kondisi kesehatan jantung kakek menurun, jadi Tzuyu menyaring seluruh informasi apa saja yang pantas kakek dengar. Tzuyu menyayangi pria renta itu yang sudah merawatnya dengan baik selama 7 tahun. Ia belajar banyak sekali ilmu kehidupan dan bagaimana hidup dengan baik di alam meskipun  sudah bergelimang harta.

Tzuyu menyelesaikan mandinya satu setengah jam kemudian. Tangannya bahkan memucat dengan gelembung di ujung jemarinya sangking lamanya dia di air.

“Cucuku...” Tzuyu langsung menoleh saat melihat kakeknya duduk di meja makan. Dengan teh tanpa gula dan roti manis. Tzuyu memberikan senyuman terbaik pada kakeknya, dan kakek tersenyum. Saat merindukan papa, Tzuyu senang melihat kakek tersenyum, ada gambaran papa dalam wajah beliau. Membuat Tzuyu berpikir bahwa saat papa sudah tua nanti dan memiliki cucu sebesar Tzuyu dan Kai, papa akan terlihat sama dengan kakek.

“Duduklah, kita akan sarapan.” permintaannya.

Tzuyu duduk dengan baik di hadapan kakeknya. Mengambil teh yang sama dan mengoyak roti manis untuk dirinya sendiri. Sarapan yang baik di bawah pohon maple rindang. Pohon berdaun merah yang cantik berlomba memukau siapa saja dengan cahaya matahari pagi yang indah.