Bab 68

595 54 80
                                    

“Ya Tuan, nyonya jatuh di kamar mandi. Dan sekarang kakinya terkilir tapi nyonya hanya minta dipanggilkan tukang pijat saja, tidak perlu ke dokter.”

Taehyung yang mendengar itu langsung tancap gas menuju rumah. Baru saja siang itu dia berpisah dengan istrinya dan sekarang sudah ada berita seperti ini. Dan bulan ini sudah memasuki bulan ke-9 kehamilan Tzuyu. Semakin tinggi pula kekhawatiran Taehyung mengingat hal itu bisa menjadi sangat berbahaya bagi istri dan anaknya.

Sesampainya di rumah, Taehyung mendapati istrinya yang memeluk bantal karena kesakitan saat kakinya di urut. Tidak ada yang bisa dia peluk dan pastinya Tzuyu tidak akan memberitahu kabar ini kepada siapa pun. Yang memberitahu Taehyung saja Hayan.

BRUUKKK!!
Pintu dibuka dengan kasar.

“Kenapa bisa?!” tanyanya dengan panik sembari memeriksa Tzuyu dari ujung kepala sampai kaki. Tidak ada darah, tidak ada luka terbuka. Yang ada hanya lebam di lengan Tzuyu dan kakinya yang terkilir.

“Sayang, apa yang terjadi?” tanya Taehyung mengusap dan mengecup puncak kepala Tzuyu. Tzuyu meminta semua orang yang ada di kamar untuk keluar memberi ruang agar dia bisa bicara dengan suaminya. Tangan Taehyung langsung mengusap perut buncit istrinya, Tzuyu sudah bersandar di dipan tempat tidur.

“Dia sakit? Apa anak kita kesakitan di dalam? Sayang, kau bagaimana? Jatuhnya tadi bagaimana, Tzuyu? Katakan padaku mengapa sampai bisa jatuh di kamar mandi?” Taehyung mengurut pangkal hidungnya, tidak bisa membayangkan jika Tzuyu terbentur dan berakibat fatal.

Tzuyu melihat kepanikan Taehyung hanya mampu tersenyum, dia mengulurkan tangannya untuk mengusap pipi suaminya lembut. “Tadi lantainya sedikit licin saat aku mau buang air kecil. Adik tidak apa-apa, kakak jangan khawatir seperti itu, kami baik-baik saja.” mereka bertatapan lembut saat Tzuyu sibuk mengusap pipi suami.

“Bagaimana tidak panik saat Hayan bilang kau jatuh. Aku sudah berpikir yang tidak-tidak, aku takut sekali. Aku takut sekali, Tzuyu.”

Mata Taehyung memerah disertai gumpalan air mata tertahan, Tzuyu terdiam. Taehyung sangat emosional belakangan ini jika berhubungan dengan Tzuyu atau anak mereka. Pria itu seperti akan selalu menangis jika sesuatu terjadi pada istri atau calon anaknya. Entah itu hal berat atau sekedar merindukan istrinya yang mendadak aneh terkadang, dengan tidak mau berjumpa dirinya selama berhari-hari dan lebih memilih tinggal dengan mertua Chou.

Tzuyu tidak akan pulang dan tidak mengangkat teleponnya jika hormon kehamilannya kumat. Dan siapa yang paling tersiksa? Ya, tentu saja pria yang membuatnya hamil. Taehyung akan menunggu istrinya di ruang tamu mertuanya berjam-jam, tapi itu pun Tzuyu tetap tidak mau bertemu. Aneh sekali memang, tapi mau bagaimana lagi? Sudah konsekuensinya memiliki ibu hamil, kan?

Taehyung bahkan mau menangis sangking merindukan istrinya. Dia menangis diam-diam saat di kantor atau di rumah mereka. Mudah merindukan istrinya dan mudah menangis belakangan ini. Sampai pernah Mama Kyo menangkap basah Taehyung yang menangis saat pria itu datang ke rumah orangtuanya dan disanalah Mama Kyo meyakini bahwa Taehyung juga terkena efek kehamilan dan ngidam istrinya.

Selalu ada cerita aneh saat kehamilan yang tidak bisa dijelaskan secara ilmiah.

“Kak Taehyung, aku tidak apa-apa. Kenapa mau menangis lagi?” kata Tzuyu sangking bosannya ia melihat Taehyung yang tidak pernah menangis dahulu sekarang yang paling sering melakukan kegiatan itu.

“Kau kesakitan!” katanya sambil memeluk tubuh Tzuyu. “Adik juga kesakitan.”

Padahal sudah berulangkali Tzuyu katakan bahwa dia baik-baik saja.

Tzuyu menarik nafas panjang saat menenangkan bayi besar yang ada dalam pelukannya. Mereka larut dalam pelukan hangat satu dengan lainnya. Saling menenangkan dan menghangatkan.

[TaeTzu]; Menjadi Juwita Seperti Yang Engkau Minta🔐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang