Vote and comment, please ....
------
Operasi pengangkatan rahim Intan sudah selesai dan berjalan dengan lancar, tapi ia masih berada di ruang obserbasi. Belum dipindah ke ruang perawatan dan belum bisa dijenguk.
Indra, Michael, dan lasti masih setia menunggu. Tak nampak William di sana. Ia memilih mengejar Mayang. Bukan tidak simpati dengan kondisi keponakan sekaligus menantunya, tapi hati kecilnya lebih percaya pada menantunya yang lain.
Wajah Indra terlihat lesu. Ia sungguh tidak mengira jika Mayang bisa sampai se-psyco ini. Indra sangat menyesal kenapa dulu ia sampai mau menuruti permintaan bodoh anaknya.
"Indra?"
Ia langsung menoleh ke sumber suara. Ternyata Satria. Mata pria berjubah putih itu memindai sekeliling. Tentu saja, fokusnya saat ini adalah ... kenapa Mayang tidak ada?
Kenapa juga mereka harus berada di tempat keramat ini?
"Mayang di mana? Mayang nggak apa-apa, kan? Kandungan Mayang baik-baik saja, kan?"
Bukan lupa jika Indra mempunyai dua istri yang sama-sama sedang mengandung, hanya saja Satria lebih dekat dan akrab dengan Mayang. Tentu pikirannga langsung ke Mayang.
"Bukan Mayang, Sat. Tapi Intan. Dan lu nggak perlu khawatir. Anak lu nggak apa-apa, kok!"
Apa?
Anak lu?"Anak gue? Maksud lu, apa?"
"Jalang lu udah ngeracunin istri gue, dan gue harus kehilangan calon anak gue."
Satria mematung, berusaha mencerna apa yang dikatakan Indra.
"Bener-bener nggak nyangka gue bisa melihara setan kek Mayang. Profesinya saja yang sebagai guru, tapi faktanya sana sini mau."
"JAGA OMONGAN LU!"
"Kenapa? Lu nggak terima? Yang seharusnya nggak terima di sini justru gue. Gue baru paham kenapa Mayang selalu minta buat keluar rumah. Ternyata biar bisa leluasa main sama lu."
Jika ini bukan rumah sakit, mungkin Satria sudah meremukkan tulang-tulang Indra. Ia memang sangat mencintai Mayang, tapi ia begitu menjaga kehormatan perempuan itu setelah beberapa tahun lalu sempat khilaf.
"Gue tau lu sedang dalam musibah, tapi lu nggak berhak nuduh Mayang sekejam ini. Anak yang ada di kandungan Mayang itu anak lu. Dia hamil sebelum Intan sadar."
Indra terdiam, tapi ia tidak mau terpengaruh.
"Nggak usah ngebela Mayang dengan anak haram lu. Kalau lu mau ambil bekas gue, ambil aja. Sana cari. Gue udah cerai-in Mayang."
"Oh, iya?? Thanks, Sob. Gue harap lu nggak akan nyesel. Eh, lu muslim, kan? Coba lu sholat, merenung. Kira-kira apa Mayang punya kemampuan sejahat itu? Dah. Gue cabut dulu. Mau nyari bidadari gue."
Satria berbalik arah dengan langkah cepat. Sementara Indra, ada rasa tidak rela ketika Satria terang-terangan ingin mengambil Mayang.
Indra mengejar Satria, tapi langkahnya harus terhenti. Lastri menarik lengan Indra.
"Istri kamu sedang berjuang hidup, dan kamu masih sempat-sempatnya memikirkan Mayang? Istri kamu sekarang cuma satu, Indra. Cuma Intan."
***
Hari sudah mulai gelap, tapi sampai detik ini ia belum juga menemukan Mayang. Satria bisa santai di depan Indra, tapi hatinya tidak sesantai itu.
Ia paham luar dalam Mayang. Mayang orangnya rapuh. Riwayat percobaan bunuh diri Mayang sungguh membuat hatinya penuh kekhawatiran.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Istri Siri
General FictionMayang, seorang guru TK yang hatinya sudah menyatu dengan anak didiknya, Michael. "Miss Mayang, Miss mau, kan, jadi mamaku? Menikahlah dengan Papa, Mis!" Tanpa anak itu minta pun, Mayang sudah menganggap Michael sebagai anaknya. Hanya saja, jika unt...