[Cantik ya]
Satu pesan singkat Indra terima dari ponselnya. Di atas pesan tersebut, menampakkan foto Mayang yang sedang tidur. Wajahnya kelihatan pucat, tapi tetap tidak mampu menyembunyikan wajah cantik naturalnya.
[Jangan macam-macam sama istri gue!] Indra membalas pesan tersebut. Pesan yang dikirim sahabatnya, Satria.
[Dia milik gue. Lu cuma minjem. Kalo lu sia-siain, gue bakal ambil dia lagi]
[Berani sentuh dia, nyawa lu yang bakal melayang]
[Kalau lu masih peduli, jemput dia di klinik gue. Tinggalin dulu urusan lu sekarang]
Tanpa membalas kembali, Indra mematikan ponselnya. Ia tidak tahu bagaimana ceritanya Mayang bisa bersama Satria.
Kekalutan kembali melanda. Ia tidak bisa meninggalkan urusannya, tapi ia juga tidak rela Mayang ada bersama Satria. Apalagi mereka dulu sempat menjalin cinta.
Dilema.
Itulah yang saat ini dirasakan Indra.***
Mayang terbangun. Tidak sampai lima detik ia sudah paham jika sedang ada di rumah sakit.
"Kamu sudah sadar, May?" sapa lelaki berjubah putih itu.
"Kamu? Kenapa kamu ada di sini?" Mayang begitu panik ketika melihat Satria.
"Tenang, May. Aku nggak akan berbuat macam-macam sama kamu." Satria memberikan segelas air putih dan dengan ragu Mayang menerimanya.
Tadi, setelah Mayang pingsan, Mic tidak berhasil menghubungi Indra. Pikiran anak itu langsung tertuju pada Satria. Selain Indra, nama Satria juga ada di list kontak yang Indra siapkan untuk bisa dihubungi Michael.
"Aku mencarimu ke mana-mana. Begitu ketemu, ternyata kamu sudah menjadi milik Indra."
Mayang tidak menyahut. Pikirannya masih kalut.
"Tika bilang kalau kamu sedang dalam perawatan psikiater. Maafin aku, May. Ini semua salahku."
"Sudahlah. Aku sudah berdamai dengan masa lalu. Kita sudah selesai. Sekarang aku sudah menjadi istrinya Mas Indra."
"Istri? Istri yang ditinggal di rumah sendiri sampai hampir keguguran?"
Keguguran?
Mayang berusaha mencerna kata-kata Satria. Raut muka Mayang langsung berubah seperti orang bingung.
"Kamu kenapa?"
"Kamu tadi bilang apa? Hampir keguguran? Maksud kamu ... aku hamil?"
"Jadi kamu nggak tahu kalau kamu hamil?"
Mayang menjawab dengan gelengan kepala.
"Tolong jangan bilang ke Mas Indra."
"Kamu berniat ingin memberi kejutan padanya?"
"Tidak. Aku hanya belum siap."
"Bagaimana kamu bisa menyembunyikannya? Sementara kamu perlu kontrol rutin ke obgyn, minum susu hamil dan vitamin, juga perutmu yang akan semakin membesar?"
"Aku tidak merahasiakannya, hanya tidak memberi tahunya saja."
"Terserah kamu. Kalau memang itu yang terbaik menurutmu, aku dukung. Asal kamu tetap jaga kesehatan."
Beberapa menit kemudian, setelah Mayang mengganti bajunya dengan baju yang Satria beri, Indra datang dengan wajah marahnya.
"Gini, ya, kelakuan kamu. Suami pergi, nggak jaga rumah, malah kelayapan ke klinik mantan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Istri Siri
Narrativa generaleMayang, seorang guru TK yang hatinya sudah menyatu dengan anak didiknya, Michael. "Miss Mayang, Miss mau, kan, jadi mamaku? Menikahlah dengan Papa, Mis!" Tanpa anak itu minta pun, Mayang sudah menganggap Michael sebagai anaknya. Hanya saja, jika unt...