Like and comment, ya.
Mohom maaf baru bisa update. Meski agak telat, aku tetep ucapin minal aidin walfaizin. Mohon maaf lahir dan batin.***
"Aku bingung sama kamu. Sebenarnya kamu mencintai Pak Indra atau tidak?"
"Aku nggak tau, Kak.
Tika menggenggam tangan Mayang. " Aku tahu kamu, May. Tidak ada satu orangpun yang bisa mengaturmu. Lantas kenapa sekarang kamu begitu lemah?"
Mayang hanya menggelengkan kepala sambil menghela napas.
"Kamu harus tegas. jadilah Mayang yang dulu. Tentukan tujuanmu. Kalau kamu memang mencintai Pak Indra, rebut hatinya. Kalau tidak, tinggalkan dia."
"Aku mencintainya, tapi aku ...."
"Apa? Hanya istri siri? Mau siri atau bukan, di depan Tuhan, kamu tetaplah istrinya. Jangan mau kalah dengan kakak madumu."
"Tapi ini sakit. Aku tidak bisa menyakiti hati sesama perempuan."
"Sampai kapan kamu akan menjaga hati orang lain? Mereka bermesraan di kantor, apa dia memedulikanmu? Hatimu juga perlu kamu jaga. Anakmu juga berhak merasakan ketenangan. Jangan menzalimi dirimu sendiri."
"Nggak segampang itu."
"Apanya? Apa perlu aku ingatkan betapa kuatnya kamu dulu. Cinta boleh, tapi jangan bodoh, May!"
Ingatan Mayang menerawang ke belakang. Saat masih bersama Satria, ia bisa begitu tegas. Sampai suatu saat setan merasuki pria itu dan ingin merebut mahkota Mayang.
Dari situlah awal mula keguncangan hati Mayang. Dia berteriak keras dan berhasil membawa kesadaran Satria. Pria itu sibuk minta maaf dan menyesal, tapi Mayang masih menangis histeris, padahal waktu itu belum terjadi apa2 yang tidak mereka inginkan.
"Aku tidak menyuruhmu pergi atau tinggal. Aku cuma ingin kamu tegas. Putuskan tujuanmu. Pergi ya pergi. Tinggal ya tinggal."
"Aku bisa berada di keluarga Erlangga karena permintaan Michael. Kalau aku pergi, bagaiamana dia?"
"Ya Tuhan, Mayang. Sejak kapan kamu sebodoh ini? Ibu dari anak itu sudah kembali. Dia sudah tidak lagi membutuhkanmu."
Setelah mengela napas panjang, Mayang berkata, "Aku akan berjuang mendapatkan Mas Indra, Kak. Demi anakku. Aku nggak akan pergi kecuali jika Mic sendiri yang memintaku pergi. Makasih udah nyadarin aku."
Tika pun tersenyum. "Ingat, ya. Berjuang artinya menarik dia untuk pergi ke arahmu, bukan memohon dan menjadikan dirimu sebagai keset welcome."
Mereka berdua kemudia tersenyum bersama.
"Ehem." Indra berdehem. Rupanya pria itu sudah berada di depan pintu rumah Mayang.
"Mamaaaa ...." Oh, ternyata ia juga membawa Mic.
Mengetahui Indra dan Mic datang, Tika pun berpamitan pergi.
Ketika Tika berada di pintu, Indra mengucap sesuatu pada Tika. Pelan, namun masih terdengan di telinga guru TK ini.
"Kamu ingin mempengaruhi Mayang untuk pergi? Tidak akan bisa. Aku punya Mic yang akan menahannya untuk tetap tinggal."
"Lelaki sejati tidak akan mengandalkan orang lain demi untuk menahan ratunya, apalagi memanfaatkan anak kecil. Permisi," balas Tika.
***
"Ma, aku tidur sini, boleh? Aku mau temenin Mama."
"Boleh, Sayang."
Anak kecil itu berjingkrak bahagia.
"Lalu aku tidur di mana, May?" tanya Indra.
"Mas bisa pulang temani Kak Intan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Istri Siri
Fiksi UmumMayang, seorang guru TK yang hatinya sudah menyatu dengan anak didiknya, Michael. "Miss Mayang, Miss mau, kan, jadi mamaku? Menikahlah dengan Papa, Mis!" Tanpa anak itu minta pun, Mayang sudah menganggap Michael sebagai anaknya. Hanya saja, jika unt...